6 Tanda Academic Anxiety, Mahasiswa Semester Akhir Harus Aware
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Academic anxiety menurut Ottens (1991) adalah kondisi psikologis seseorang yang menyebabkan rasa cemas berlebih ada hal yang berkaitan dengan tugas-tugas akademiknya. Khususnya bagi mereka yang mempunyai banyak tekanan akan pencapaian akademik mudah sekali untuk mengalami hal ini. Sehingga kognitif, afektif, psikis, dan perilaku seseorang mal adaptif terhadap tekanan tersebut.
Kabar tak baiknya, academic anxiety ini sangat rawan terjadi kepada mahasiswa semester akhir. Karena mereka menerima banyak tuntutan terutama terkait karier yang dikaitkan dengan pencapaian akademik. Bukannya semakin memacu mereka, malah semakin membuat mereka cemas. Mereka coba selalu menghindar dan dampaknya bisa mengganggu kesehatan mental mereka sendiri.
Bahaya sekali, bukan? Kita harus aware terhadap kondisi satu ini. Apakah kita cemas yang kita rasakan berasal dari academic anxiety atau bukan. Kamu harus tahu akan enam tanda dari academic anxiety yang dikutip dari Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman (2017). Simak penjelasannya dan kenali jika kamu merasakannya.
1. Merasa cemas juga tidak aman karena rasa bersalah
Dikutip dari Ottens (1991) pada mereka yang mengalami kecemasan akademik akan mengganggu aktivitas mental terlebih dahulu. Mereka merasa akan selalu cemas jika berkaitan dengan tugas akademiknya. Terutama bagi mahasiswa semester akhir adalah tugas akhir mereka.
Kecemasan ini menyebabkan mereka selalu merasa tidak aman jika berkaitan tugas akhir. Bahkan jika hanya dengan mencoba membuka tugas akhirnya mereka merasa kompleks dan hanya cemas yang selalu muncul. Mereka merasa bersalah, namun tidak tahu harus bagaimana.
2. Self dialogue yang mengarah pada self critism parah
Kemudian mereka mencoba untuk mendamaikan rasa cemasnya. Mereka mencoba melakukan self dialogue berujung mal adaptif. Mereka justru malah menyalahkan diri mereka. Mereka melakukan self critism yang keras terhadap diri mereka sendiri.
Akhirnya self critism ini malah menambah mereka semakin cemas. Sampai akhirnya mereka merasa panik. Mereka bingung dan berujung pada suatu ketakutan akan tugas akademiknya.
3. Merasa tidak mampu akan kemampuannya
Tanda ketiga adalah mulai meragukan dirinya sendiri. Hal ini berawal dari self critism yang keras pada dirinya sendiri. Sehingga mereka mulai meragukan dirinya sendiri.
Editor’s picks
Kecemasan ini akhirnya membuat seseorang menyerah untuk melakukan tugas akademiknya. Mereka merasa tidak mampu dan kehilangan self esteem-nya. Mereka mulai menghindari tugas-tugas yang harusnya mereka kerjakan karena rasa ketidakmampuan tersebut.
Baca Juga: 5 Hal yang Bantu Menenangkan Anxiety, Bisa Jadi Kebiasaan Positif!
4. Mudah hilang konsentrasi dan terganggu
Saat mereka mencoba mengerjakan tugas akhir, mereka mudah sekali kehilangan fokus. Anxiety ini mengakibatkan mereka mudah terdistraksi. Baik dari internal mereka maupun hal eksternal.
Contohnya dari hal internal mereka sering kali melamun saat mengerjakan. Kemudian dari eksternal mereka terganggu dengan hal kecil di sekitarnya. Bahkan hanya sekedar jam dinding mereka hilang fokusnya pada tugas mereka. Dan akhirnya kembali membuang waktu mereka karena sering kehilangan konsentrasi tersebut.
5. Distres secara fisik
Mulai terjadi perubahan fisik akibat rasa kecemasan yang terjadi. Merujuk dari Situmorang (2017) gejala-gejala fisik yang muncul mulai dari berkurangnya nafsu makan, tidak bisa tidur, sulit berkonsentrasi, sakit pinggang, migrain, mata tegang, sariawan, dan sakit perut. Mereka bahkan bisa mulai gemetar ketika mendengar mereka harus melakukan apa pun yang berkaitan dengan tugas mereka.
6. Penyimpangan perilaku untuk menghindari kecemasan
Tanda terakhir adalah adanya penyimpangan perilaku untuk menghindari rasa cemas yang dirasakan. Mereka menginterpretasikan sumber kecemasannya adalah tugas mereka. Sehingga mereka melakukan segala hal untuk menghindari tugas tersebut.
Jurnal ini menyebutkan bahwa umumnya mahasiswa akan melakukan penundaan atau prokrastinasi dari tugas akhirnya. Pada tahap akhirnya mereka melakukan hal yang tidak produktif untuk mencari kesenangan dan terhindar dari rasa cemasnya. Contohnya mereka mulai banyak menghabiskan waktu untuk merokok, scroling smartphone, menjadi pendiam, dan malas berinteraksi.
Apakah kamu merasa kamu mengalami tanda-tanda di atas? Pertama, coba aware terhadap dirimu. Jika memang kamu mulai tak nyaman akibat rasa cemas dengan tugasmu, berkonsultasi dengan ahli adalah solusinya. Menghindar tidak akan menyelesaikan tugas akhirmu. Semangat buat kamu mahasiswa semester akhir!
Baca Juga: 3 Kesalahan saat Interaksi dengan Penderita Anxiety Disorder
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.