Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kesalahan saat Interaksi dengan Penderita Anxiety Disorder

ilustrasi melamun (pexela.com/ Pavel Danilyuk)
ilustrasi melamun (pexela.com/ Pavel Danilyuk)

Walau awareness kesehatan mental kini sering digaungkan, tentu hal tersebut bagus. Namun sayangnya, masih banyak yang belum paham bagaimana menghadapi dan bersikap dengan seseorang yang mengalami gangguan mental. Salah satunya anxiety disorder

Anxiety disorder merupakan kondisi seseorang yang mengalami gangguan perasaan, bermula dari rasa cemas berlebih. Menurut Mayo Clinic, cemas dan khawatir yang tidak bisa dikendalikan ini merupakan tanda umum pada penderita gangguan kecemasan. 

Jika orang terdekat di sekitarmu ada yang memiliki anxiety disorder, jangan panik dan bingung, ya! Interaksi dengan penderita anxiety disorder bukanlah sesuatu yang ngeri, mereka sama saja seperti manusia lainnya. Namun alangkah baiknya, hindari sikap berikut ini jika berinteraksi dengan penderita anxiety disorder.

1. Menghujatnya karena "berbeda" dari orang lain

ilustrasi cowok marah (pexels.com/ Timur Weber)
ilustrasi cowok marah (pexels.com/ Timur Weber)

Orang yang mengalami anxiety disorder akan mengalami hal-hal yang tak dialami oleh orang normal. Mereka ini tidak bisa leluasa menikmati hidup dengan tenang. Perasaan panik, takut dan gugup menjadi pengganggu meski bagi orang lain terlihat sepele. Orang lain yang tidak merasakannya akan menganggapnya sebagai orang aneh dan berbeda.

Dalam laman Mind dijelaskan bahwa banyaknya faktor seseorang mengalami gangguan ini disebabkan oleh lingkungan yang dipenuhi oleh perundungan. Banyak yang masih mencemooh dan berkomentar buruk dilontarkan dengan seenaknya. Ini merupakan kesalahan besar yang seharusnya tidak terjadi, ya. Oleh sebab itu, jangan pernah menganggap mereka aneh atau berbeda.

2. Tidak memvalidasi perasaannya

ilustrasi wanita bercerita (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi wanita bercerita (pexels.com/Keira Burton)

Orang yang mengalami gangguan kecemasan akan merasakan stres berkepanjangan karena sulit mengontrol. Makanya tak jarang kita melihat mereka suka cerita tentang ketakutannya karena dia sedang mencari solusi. Sayangnya, banyak orang masih keliru dalam merespons seseorang yang mengalami anxiety disorder. 

Salah satunya adalah tidak memvalidasi perasaan mereka. Padahal mereka sangat butuh didengarkan oleh sekitar, bukan dianggap remeh. Oleh karena itu, ada baiknya kamu mendengarkan cerita mereka dan memahaminya, ya.

3. Menjauhinya karena tak ingin berteman

ilustrasi gosip (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi gosip (pexels.com/Keira Burton)

Banyak orang yang tidak betah menghadapi orang yang sedang anxiety disorder. Terutama ketika penderita mengalami down lalu dijauhi oleh orang lain--hanya karena takut dipengaruhi hal negatif. Sayangnya, meninggalkan mereka tentu bukanlah tindakan yang bijak.

Memang bukan kewajian orang lain untuk menyembuhkan gangguan mental tersebut, namun setidaknya keberadaan orang dekat atau terkasih bisa membantunya untuk bangkit. Sebagai manusia yang punya kepedulian seharusnya bersikaplah bijak saat melihat ada orang lain yang mengalami gangguan pada dirinya sendiri. 

Interaksi dengan penderita anxiety disorder memang harus disikapi dengan bijak. Terpenting adalah jangan pernah meninggalkan mereka ketika sedang down. Alangkah baiknya, dengarkan dan dampingi mereka. Kalau perlu, bantu mereka untuk menyembuhkan diri melalui perawatan ke pihak yang lebih ahli yakni ke psikolog atau psikiater.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us