Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Al-Qur'an (Pexels.com/Ali Burhan)
ilustrasi Al-Qur'an (Pexels.com/Ali Burhan)

Surat As-Syu’ara merupakan surat yang ke-26 dalam Al-Quran dan terdiri dari 227 ayat. Surat ini pun digolongkan sebagai surat Makkiyah dan memiliki arti "Para Penyair".

Dalam surat ini banyak sekali nilai-nilai berharga yang bisa kita peroleh dari berbagai kisah nabi yang diterangkannya. Di antaranya adalah Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, dan Nabi Ibrahim a.s. Berikut bahasa arab, latin, serta arti ayat 17–32 dalam surat As-Syu’ara ini.

1. Surat Asy-Syu'ara ayat 17–32 beserta artinya

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/Alena Darmel)

Berikut bacaan surat Asy-Syu'ara ayat 17–32 yang musti kamu perhatikan.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Ayat 17

اَنْ اَرْسِلْ مَعَنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ

An arsil ma’anaa banii israa’iil.

Artinya: Lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama kami.

Ayat 18

قَالَ اَلَمْ نُرَبِّكَ فِيْنَا وَلِيْدًا وَّلَبِثْتَ فِيْنَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِيْنَ

Qaala a lam nurabbika fiinaa waliidaw wa labiista finaa min ‘umurika siniin.

Artinya: Dia (Fir’aun) menjawab, “Bukankah kami telah mengasuhmu dalam lingkungan (keluarga) kami, waktu engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu.

Ayat 19

وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِيْ فَعَلْتَ وَاَنْتَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

Wa fa’alta fa’latakallatii fa’alta wa anta minal-kaafiriin.

Artinya: Dan engkau (Musa) telah melakukan (kesalahan dari) perbuatan yang telah engkau lakukan dan engkau termasuk orang yang tidak tahu berterima kasih.

Ayat 20

قَالَ فَعَلْتُهَآ اِذًا وَّاَنَا۠ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ

Waala fa’altuhaa idzaw wa ana minad-daalliin.

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Aku telah melakukannya, dan ketika itu aku termasuk orang yang khilaf.

Ayat 21

فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِيْ رَبِّيْ حُكْمًا وَّجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ

Fa farartu mingkum lammaa khiftukum fa wahaba lii rabbi hukmaw wa ja’alanii minal mursaliin.

Artinya: Lalu aku lari darimu karena aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku menganugerahkan ilmu kepadaku serta Dia menjadikan aku salah seorang di antara rasul-rasul.

Ayat 22

وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَيَّ اَنْ عَبَّدْتَّ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ

Wat ilka ni’matun tamunnuhaa ‘alayya an ‘abatta banii israa’iil.

Artinya: Dan itulah kebaikan yang telah engkau berikan kepadaku, (sementara) itu engkau telah memperbudak Bani Israil.

Ayat 23

قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ

Qaala fir’aunu wa maa rabbul ‘aalamiin.

Artinya: Fir'aun bertanya, “Siapa Tuhan seluruh alam itu?”

Ayat 24

قَالَ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ مُّوْقِنِيْنَ

Qaala rabbus samaawaati wal ardi wa maa bainahumaa ing kuntum muuqiniin.

Artinya: Dia (Musa) menjawab, “Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu mempercayai-Nya.”

Ayat 25

قَالَ لِمَنْ حَوْلَهٗٓ اَلَا تَسْتَمِعُوْنَ

Qaala liman haulahuu alaa tastami’uun.

Artinya: Dia (Fir’aun) berkata kepada orang-orang di sekelilingnya, “Apakah kamu tidak mendengar (apa yang dikatakannya)?”

Ayat 26

قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ اٰبَاۤىِٕكُمُ الْاَوَّلِيْنَ

Waala rabbukum wa rabbu aabaa ‘ikumul awwaliin.

Artinya: Dia (Musa) berkata, “(Dia) Tuhanmu dan juga Tuhan nenek moyangmu terdahulu.”

Ayat 27

قَالَ اِنَّ رَسُوْلَكُمُ الَّذِيْٓ اُرْسِلَ اِلَيْكُمْ لَمَجْنُوْنٌ

Qaala inna rasulakumullazii ursila ilaikum lamajnuun.

Artinya: Dia (Fir’aun) berkata, “Sungguh, Rasulmu yang diutus kepada kamu benar-benar orang gila.”

Ayat 28

قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَاۗ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ

Qaala rabbul masyriqi wal magribi wa maa bainahumaa, ing kuntum ta’qilun.

Artinya: Dia (Musa) berkata, “(Dialah) Tuhan (yang menguasai) timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu mengerti.”

Ayat 29

قَالَ لَىِٕنِ اتَّخَذْتَ اِلٰهًا غَيْرِيْ لَاَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُوْنِيْنَ

Qaala la ‘inittakhazta ilaahan gairii la ‘aj’alannaka minal masjuniin.

Artinya: Dia (Fir'aun) berkata, “Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara.”

Ayat 30

قَالَ اَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُّبِيْنٍ

Qaala a walau ji’tuka bisyai ‘im mubiin.

Artinya: Dia (Musa) berkata, “Apakah (engkau akan melakukan itu) sekalipun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (bukti) yang nyata?”

Ayat 31

قَالَ فَأْتِ بِهٖٓ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ

Qaala fa ‘ti bihii ing kunta minassaadiqiin.

Artinya: Dia (Fir'aun) berkata, “Tunjukkan suatu (bukti yang nyata) itu, jika engkau termasuk orang yang benar!”

Ayat 32

فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ

Fa alqaa ‘asaahu fa izaa hiya su’baanum mubiin.

Artinya: Maka dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.

2. Kandungan surat Asy-Syu'ara ayat 17–32

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/GR Stocks)

Adapun kandungan dari surah ini yaitu menjelaskan akan kebesaran Allah SWT. Banyak sekali kebenaran yang telah Allah SWT perlihatkan kepada hamba-Nya namun kadang belum disadari.

Apabila kita menggunakan akal serta pikiran dengan baik dan benar, maka kita pasti mengetahui bahwa semua yang ada di bumi ini adalah milik Allah SWT. Mulai dari terbitnya matahari di ufuk timur hingga terbenamnya matahari di ufuk barat.

Tidak hanya itu, apa yang ada diantara keduanya seperti lautan, gunung, dan lain sebagianya. Itu juga merupakan kekuasaan Allah SWT. Untuk itulah, jangan pernah hidup dengan kebohongan dan kesombongan karena segala sesuatu hanya akan kembali pada Allah SWT.

3. Keutamaan surat Asy-Syu'ara

ilustrasi muslim berdoa (Pexels.com/baybiyik)

Keutamaan surat As-Syu’ara yaitu membuat kita semakin sadar akan kebesaran Allah SWT. Dengan demikian, maka kita akan selalu melakukan segala perintah Allah SWT seperti mengingat-Nya dengan berzikir.

Selain itu, ini juga merupakan pengingat bagi kita agar selalu menebar kebaikan pada semua orang. Kemudian mengakui bahwa semua yang ada di bumi ini timbul karena adanya kebesaran Allah SWT.

Itulah penjelasan surat As-Syu’ara ayat 17–32 mulai dari bahasa arab, bahasa latin, artinya, hingga kandungan serta keutamaan dari ayat tersebut. Mengamalkan surat ini berarti telah mengimplementasikan rukun iman yang ketiga. Semoga kita bisa selalu istikamah dalam beribadah kepada Allah SWT. Amin

Editorial Team