ilustrasi persalinan (instagram.com/dazzlingphoto.id)
Selain membaca ayatnya, akan lebih baik juga memahami dan mendalami kisah perjuangan Maryam sendiri. Pasalnya, dalam surat ini ada hal penting yang perlu ibu hamil ingat, yakni percaya kepada ketentuan Allah SWT.
Dengan berbaik sangka kepada Allah SWT hati akan jadi lebih tenang, terutama saat akan menghadapi persalinan. Sosok Maryam pun diceritakan sempat putus asa akibat rasa sakit selama masa persalinan sebelum pertolongan Allah SWT datang.
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
Artinya: "Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Maryam berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan. Kemudian, Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS Maryam: 23-25)