Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Survival Skill Wajib Dikuasai untuk Hidup Mandiri ala Homesteading

ilustrasi memanen sayuran (pexels.com/yankrukov)
Intinya sih...
  • Memproduksi makanan secara mandiri:- Berkebun dan beternak untuk pasokan makanan.- Mengawetkan dan menyimpan makanan dengan benar.
  • Mengelola air dan sanitasi:- Menentukan sumber air yang tepat.- Mengelola limbah air dari rumah tangga.
  • Memanfaatkan dan mengelola limbah jadi kompos:- Mengubah limbah menjadi kompos untuk pupuk.- Maksimalkan gaya hidup homesteading dengan pengelolaan limbah rumah tangga.

Gaya hidup homesteading menekankan pada kemandirian. Yaitu memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidup dengan mengandalkan diri sendiri dan mengurangi ketergantungan pada orang lain. Itu berarti, kamu harus memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup atau survival skill untuk menerapkan homesteading.

Keterampilan survival atau bertahan hidup adalah pondasi untuk homesteading. Keterampilan ini gak hanya berguna untuk kondisi darurat saja, tetapi untuk terus membangun kehidupan yang berkelanjutan. Berikut beberapa survival skill yang perlu dimiliki, jika kamu berminat menjalankan gaya hidup homesteading.

1. Memproduksi makanan secara mandiri

ilustrasi beternak ayam (freepik.com/freepik)
ilustrasi beternak ayam (freepik.com/freepik)

Kemandirian pangan adalah inti dari homesteading, di mana kamu bisa memproduksi pangan yaitu makanan secara mandiri. Keterampilan ini meliputi berkebun dan beternak. Kemampuan berkebun seperti menanam sayuran dan buah akan membantu memastikan pasokan makanan tetap tersedia.

Kemampuan berkebun harus dikombinasikan dengan keterampilan mengawetkan dan menyimpan makanan dengan benar. Sehingga, pasokan makanan dapat tersedia dalam jangka waktu yang lama. Ini sangat mengurangi ketergantungan pada produk pangan dari luar.

Beternak juga membantu memastikan sumber pangan tersedia, terutama sumber protein. Memelihara hewan seperti ayam, kambing, atau sapi akan sangat menghemat pengeluaran karena kamu bisa mendapatkannya dari sekitar rumah. Kamu juga bisa mengontrol kualitas pangan yang kamu konsumsi, karena kamu sendiri yang beternak dan bertani.

2. Mengelola air dan sanitasi

ilustrasi mencuci buah-buahan (pexels.com/any-lane)
ilustrasi mencuci buah-buahan (pexels.com/any-lane)

Air jadi salah satu kebutuhan primer selain makanan seperti sayuran dan daging. Untuk itu, mengelola air jadi bagian dasar untuk menerapkan kemandirian dalam homesteading. Air gak hanya diperlukan untuk minum, tetapi juga untuk irigasi pertanian hingga membersihkan diri.

Menentukan sumber air bergantung pada kondisi geografis dan iklim. Jika kamu sudah memiliki sumber air seperti sumur air yang jernih, tentu sangat memudahkan untuk mengelola air dan sanitasi. Pertimbangkan juga untuk membuat penampungan air hujan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber air utama seperti sumur air.

kemampuan mengelola sanitasi seperti air limbah rumah tangga dari mandi, mencuci, atau memasak juga dibutuhkan. Limbah air ini bisa dimanfaatkan untuk irigasi tanaman hingga mencuci kendaraan. Meskipun begitu, limbah air dari rumah tangga berpotensi mengandung residu kimia berbahaya. Jadi pastikan, kamu memakai produk-produk kebersihan rumah tangga yang ramah lingkungan. Sehingga aman saat larut pada saluran pembuangan air.

3. Memanfaatkan dan mengelola limbah jadi kompos

ilustrasi kompos sisa makanan (pixabay.com/melgreenfr)
ilustrasi kompos sisa makanan (pixabay.com/melgreenfr)

Selain air, banyak sekali limbah yang dihasilkan dari rumah tangga. Di antaranya ada sisa makanan seperti ampas makanan, kulit buah, hingga cangkang telur. Atau limbah dari kebun misalnya, dedaunan yang gugur, ranting, hingga sisa-sisa tanaman bekas panen. Ada juga limbah dari kotoran hewan ternak seperti sapi dan kambing.

Untuk memaksimalkan gaya hidup homesteading, pengelolaan limbah rumah tangga juga harus maksimal. Kamu bisa mengubah limbah-limbah tadi jadi kompos dengan menyediakan tempat atau wadah khusus pengomposan. Misalnya wadah khusus pengomposan makanan dan tempat khusus kotoran hewan ternak. Kedua limbah ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk di kebunmu. Secara gak langsung, kamu sudah menerapkan pertanian organik dengan memanfaatkan limbah padat rumah tangga.

4. Memperbaiki peralatan dan barang yang rusak

ilustrasi memperbaiki barang rusak (pexels.com/cottonbro)

Dalam homesteading, sangat penting untuk mengurangi ketergantungan dari pihak luar. Salah satu keterampilan yang harus kamu punya adalah memperbaiki peralatan yang rusak. Contohnya memperbaiki pintu dan jendela yang rusak, sehingga gak perlu memanggil tukang. Atau memperbaiki barang elektronik yang sederhana seperti stop kontak dan lampu mati.

Memperbaiki barang yang rusak bukan hanya tentang kemandirian, tetapi juga memaksimalkan sumber daya yang kamu punya. Dari pada membeli barang baru, memperbaikinya adalah solusi untuk hidup keberlanjutan sekaligus mengurangi limbah rumah tangga.

Keterampilan memperbaiki sesuatu yang rusak bisa kamu pelajari sedikit demi sedikit. Setidaknya, perbaiki peralatan-peralatan sederhana. Dan jika terlalu sulit, baru bawalah ke tempat reparasi barang. Urutannya, memperbaiki barang sebisa mungkin, membawa ke tukang reparasi, mendaur ulang, baru membuang ke tempat sampah. Membeli barang baru adalah pilihan terakhir.

5. P3K dan pengetahuan obat herbal

ilustrasi membuat obat herbal (pexels.com/yankrukov)

Hidup mandiri membuatmu melakukan berbagai aktivitas yang rentan terjadi kecelakaan ringan, seperti memperbaiki peralatan rusak, penggunaan alat-alat pertanian yang tajam, hingga interaksi dengan hewan yang bisa menyebabkan kecelakaan kecil. Oleh sebab itu, P3K atau Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan sangat dibutuhkan untuk mengatasi cedera kecil.

Begitu juga pengetahuan obat herbal dapat membantu menyehatkan tubuh dan merupakan pengobatan alami. Hal ini berkaitan dengan menanam rempah dan herba yang punya manfaat dan khasiat pada tubuh. Obat herbal dan tradisional juga merupakan investasi jangka panjang dan bisa mengurangi ketergantungan pada obat-obatan farmasi.

Namun, bukan berarti kamu harus anti terhadap obat-obatan modern. Tetaplah datang ke dokter atau rumah sakit bila merasakan sakit serius. Konsumsi herba dan obat tradisional adalah bagian dari pencegahan, dan pembentukan kebiasaan gaya hidup homesteading.

Ada banyak lagi survival skill yang harus dimiliki bila ingin menerapkan homesteading. Untuk mempraktikkannya, mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalnya mempelajari satu atau dua keterampilan yang sesuai dengan kondisimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us