Tak Selamanya Baik, Ini 10 Tanda Perfeksionismu Mulai di Luar Kendali

Kamu butuh sikap perfeksionismu untuk memberi dorongan supaya bisa bekerja semaksimal mungkin. Kamu sering kewalahan karena menginginkan hasil akhir yang sempurna. Cara kerja menjadi tidak efisien, menghabiskan terlalu banyak waktu, bahkan pekerjaan sulit selesai.

Kamu sadar akan hal ini, tapi kamu sulit berkata 'tidak' pada kesempurnaan. Kamu harus sempurna, dan kamu bergantung padanya untuk bisa sukses.

Seorang perfeksionis memiliki standar kesempurnaan yang tak bisa diganggu gugat. Oleh karena itu, kamu sangat sensitif dan mudah tersinggung kalau ada yang mengkritik atau memberi masukan.

Standar kesempurnaan dan kerja kerasmu seakan terancam di hadapan orang lain. Padahal, menerima kritik dan masukan lalu mengevaluasi hasil kerja bisa membuatmu menjadi lebih baik.

Kamu sangat sensitif terhadap kritik, tapi juga kelewat kritis terhadap orang lain. Kamu mengukur orang lain dengan standar kesempurnaanmu. Belum lagi sikap perfeksionis membuatmu mudah menemukan kesalahan dan kekurangan, baik yang ada pada dirimu maupun pada orang lain.

Tak jarang, kamu spontan melontarkan kritikan pedas yang cenderung merendahkan dan tak menghargai kerja keras orang lain.

Ketika perfeksionisme di luar kendali, datanglah prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Karena targetmu adalah kesempurnaan, tahap-tahap yang harus kamu ambil tentu saja membutuhkan banyak perjuangan.

Belum-belum, kamu sudah patah arang dibuatnya. Kamu tidak pernah merasa siap. Alhasil, kamu jadi sering menunda-nunda.

Kamu selalu dihantui perasaan bersalah, entah karena kamu sadar akan sikap perfeksionismu yang salah dan tak bisa mengendalikan, menyakiti hati orang lain, atau kamu tak yakin bisa meraih kesempurnaan. Perasaan bersalah yang tidak ditangani akan menjadi stres, yang kemungkinan besar berujung pada depresi dan kecemasan.

Karena targetnya adalah kesempurnaan, ketika kamu menemukan kesalahan sekecil apapun itu, kamu langsung marah pada dirimu sendiri. Bahkan kamu mem-bully atau merundung dirimu sendiri di dalam pikiran. Kamu kelewat tegas, bahkan kejam pada dirimu sendiri dan tak akan mengizinkan ada kesalahan lagi ke depannya.

Biarpun tidak secara blak-blakan, perfeksionisme membuatmu senang atas kegagalan orang lain. Kamu menganggap semua hal yang ada di dunia ini sebagai sebuah kompetisi menuju kesempurnaan, dan kamu dibuat senang ketika ada satu kompetitor yang gugur. Biarpun begitu, kamu sering kali sadar dan merasa bersalah karenanya.

Pola pikirmu yang berorientasi pada kesempurnaan membuatmu takut mengalami penolakan dan kegagalan. Kamu sudah berjuang mati-matian dan kamu sangat butuh pengakuan orang lain.

Tak jarang, kamu melakukannya hanya karena ingin menyenangkan hati orang lain atau dianggap hebat. Oleh karena itu, penolakan dari orang lain dan kegagalan adalah dua hal yang paling kamu takutkan.

Perfeksionisme membuatmu berpola pikir 'hitam-putih'. Bagimu, hanya ada sukses atau gagal. Bila tidak sukses, kamu langsung mendefinisikan dirimu sebagai gagal. Kamu tidak bisa melihat perjuangan yang sudah kamu lakukan untuk bisa sukses.

Kamu tidak bisa memahami kemampuan-kemampuan yang kamu pelajari, teman-teman yang kamu buat, hingga pelajaran yang kamu dapat dari perjalanan menuju suksesmu itu. Di kamusmu, kalau tidak sukses, ya gagal total.

Kecenderunganmu yang seakan alergi terhadap kekurangan, kritik, penolakan, hingga kegagalan, membuatmu sulit terbuka terhadap orang lain. Kamu tidak ingin ada orang yang tahu kekuranganmu, bahkan dirimu sendiri.

Kamu takut mereka tahu dan kamu tak lagi sempurna di mata mereka. Oleh karena itu, kamu sangat tertutup dan hanya ingin menampakkan kesempurnaanmu. Tak jarang, kamu ingin menyenangkan hati orang lain supaya kamu dianggap sempurna.

Bila kamu mengalami beberapa poin di atas, segeralah introspeksi diri. Kira-kira, apa yang harus segera diperbaiki? Bila perlu, kamu bisa minta bantuan orang lain atau ahli untuk menelaah dan mengendalikan sikap perfeksionismu. Jangan sampai sikap perfeksionis menahanmu di tempat dan jauh dari kata sukses.