5 Tanda Kamu Harus Rehat dari Media Sosial, Mulai Lelah Mental

Satu hal yang khas dari medsos adalah kebiasaan pemilik akun yang 'hobi' pamer soal kehidupan pribadinya. Hari ini makan apa, habis beli apa, wisata ke mana saja, sampai pamer momen mesra bareng pasangan, sudah jadi hal lazim yang kita lihat di medsos.

Meski semua unggahan tersebut adalah hak masing-masing pribadi, tapi dampaknya pada mental orang lain gak bisa dianggap enteng. Melihat semua hal 'wah' tersebut, orang yang merasa gak mampu memiliki atau melalukannya akan merasa minder.

Saat ada di posisi gak mampu ini, ujungnya kamu bakal makin insecure dengan kehidupan mereka dan mengecilkan diri sendiri. Kalau sudah begini, 'sinyal' rehat dari medsos harus mulai kamu pertimbangkan. Gak ada gunanya terus bermain di medsos kalau malah jadi insecure, bukan?

Medsos memang mampu jadi jembatan informasi tentang berbagai pemberitaan yang ada di dunia. Semua seolah bisa kita dapatkan dengan detail meski hanya duduk santai di rumah. Hal ini tentu jadi keuntungan sekaligus kemudahan dalam mengakses berita yang kita inginkan.

Sayangnya, semakin lengkap informasi yang didapat, kita malah berpotensi terserang 'virus' overthinking. Kita jadi makin lelah dengan informasi yang terkesan berlebihan hingga terus menghantui pikiran. Bukannya tenang karena bisa dapat berita ter-update, kita malah jadi overthinking karena tahu terlalu banyak. 

Makin asyik bermain medsos, kita jadi makin paham seluk beluk dunia maya dan berbagai jenis konten yang disuguhkan. Memang benar kita jadi bisa update dengan hiruk pikuk per-medsos-an. Namun, potensi terseret 'budaya' dunia maya pun jadi makin besar.

Semua konten kita ikuti, semua challenge kita lakukan, padahal gak semuanya berdampak positif. Kita justru terjebak menjadi pribadi yang 'apa-apa di-konten-in' seolah hal tersebut benar hanya karena semua orang melakukannya. Kuatkan tekad untuk rehat dari medsos kalau kamu mulai masuk di level ini, ya.

Parahnya lagi, kamu akan mulai meninggalkan kewajiban saat makin keasyikan main medsos. Dunia seolah hanya ada di gadget hingga keseimbangan real life jadi terganggu. Imbasnya, produktivitasmu juga makin menurun karena dikalahkan oleh kepentingan di medsos.

Misalnya saja waktu yang seharusnya dipakai kerja, malah kepikiran konsep konten. Saatnya bikin tugas, eh malah asyik balas komen. Tanpa sadar, kamu pun jadi makin kecanduan dengan media sosial. Medsos bukan lagi jadi hiburan di sela-sela waktu, tapi justru mulai menginvasi hidupmu.

Saking candunya medsos, bukan cuma kewajiban jadi terlupakan hingga berimbas pada turunnya produktivitas, nih. Kamu pun jadi merasa kalau medsos adalah bagian penting dalam hidupmu hingga mulai kesulitan membedakan dunia maya dan real life.

Semua yang ada di medsos pun mulai kamu anggap nyata. Padahal bisa saja semua yang ditampilkan itu adalah bentuk lain dadi kepalsuan. Sayangnya, makin asyik kamu dengan medsos, makin dalam juga kamu terjebak dalam kepalsuan dunia maya.

Medsos memang mampu memberi dampak positif terkait kelancaran berkomunikasi maupun kemudahan mencari informasi. Namun, kalau pengaruh medsos mulai memunculkan kelima tanda tadi, mungkin sekarang saatnya kamu rehat dari media sosial. Jangan sampai kesehatan mentalmu yang jadi taruhannya ya, Bestie.