Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sering Dirasakan, 5 Tanda Kamu Mengalami Kecemasan Berlebih

Ilustrasi orang overthinking (pexels.com/energepic.com)

Kesehatan mental kini kian menjadi perbincangan hangat banyak kalangan. Milenial dan generasi Z dianggap memiliki kesehatan mental paling lemah. Kondisi mental yang tidak stabil pada milenial menimbulkan beberapa dampak seperti kekhawatiran berlebih. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan mental, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Gejala-gejala seseorang yang sedang memiliki kekhawatiran berlebih sering tampak pada milenial dan generasi Z zaman sekarang. Kira-kira, apa saja tanda-tandanya? Apakah kamu termasuk salah satunya? Yuk, simak ulasan berikut

1. Takut masa depan

Ilustrasi orang frustasi (pexels.com/Yan Krukau)

Tahapan awal seseorang yang mengalami kekhawatiran berlebih adalah ia selalu insecure tentang masa depan. Melihat buruk apa yang akan yang terjadi nanti meski belum terjadi. Dalam bayangannya hanya ada kekhawatiran tentang masa depan.

Jika kamu berada dalam fase ini, cobalah untuk tidak melihat sebelah mata. Buka kedua mata dan lihatlah sekitar. Hal buruk yang dibayangkan belum tentu akan terjadi. Tidak semua yang terlihat buruk memanglah buruk, bisa jadi sebaliknya. Jangan khawatir, ya!

2. Selalu membandingkan keadaan

Ilustrasi orang lelah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gejala lainnya yang sering dialami adalah kebiasaan membandingkan keadaan. Terkadang manusia sering kali memandang rumput tetangga jauh lebih hijau. Keadaan demikian terjadi karena keadaan yang ia alami berbeda dengan orang lain.

Manusia merupakan makhluk paling unik. Setiap pemikiran satu dengan lainnya tidaklah sama, begitu pula dengan keadaannya. Jika kamu sering membandingkan diri dengan orang lain, kamu akan berujung tidak pernah puas dengan apa yang telah kamu miliki. Jika kamu dapat melihat dari sisi berbeda, mungkin ada hal yang kamu miliki tidak dimiliki orang lain. Bersyukur, ya!

3. Selalu takut untuk memulai hal baru

ilustrasi berjalan sendiri (pexels.com/Skitterphoto)

Ketakutan akan sesuatu yang belum terjadi menjadi alasan terbesar mengapa seseorang takut untuk memulai hal baru. Terkadang muncul banyak negative thinking sebelumnya yang menimbulkan ketakutan tersebut muncul. Selain itu rasa takut yang berlebihan menjadikan tingkat kecemasan bertambah. 

Jika kamu berada di fase ini, cobalah untuk mengubah mindset bahwa kamu tidak akan pernah tahu hasilnya sebelum kamu mencobanya. Afirmasikan diri pada hal-hal positif sebelum memulainya. Kamu hanya perlu memulai dan berusaha semaksimal mungkin. Yuk, semangat!

4. Terlalu sering overthinking

Ilustrasi orang sedang overthinking (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tak dipungkiri jika milenial berada di fase quater life crisis. Pada fase-fase ini kebanyakan mengalami banyak pemikiran mendalam tentang masa depan. Banyak pertanyaan dalam benak yang perlu dijawab. Pada keadaan ini seseorang akan berpikir berlebihan atau yang biasa dikenal dengan overthinking. 

Jika kamu berada di fase ini, alihkan pikiran dari hal-hal berat yang sedang dipikirkan untuk mengurangi kecemasan. Mulailah dengan menyibukkan diri melakukan berbagai aktivitas positif. Perlahan overthinking akan memudar dengan sendirinya seiring mobilitas aktivitasmu.

5. Mudah lelah walau tidak beraktivitas berat

Ilustrasi orang mengantuk (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Rasa cemas berlebihan dapat menyebabkan kelelahan secara fisik. Beberapa di antaranya mengalami kelelahan walau ia tidak melakukan pekerjaan berat. Gejala fisik lainnya selain mudah lelah adalah sering pusing, mual, otot tegang hingga sesak nafas. 

Gangguan kecemasan dapat dialami oleh siapa saja. Jika kamu mengalami fase ini, mulailah mengatur relaksasi pikiran dilengkapi dengan olahraga teratur. Pengaturan mindset penjadi point penting dalam menghilangkan kecemasan. 

Jika kamu mengalami beberapa tanda-tanda di atas, mulailah dengan mengubah kebiasaan overthinking, life style yang tidak seimbang, istirahat cukup serta olahraga teratur. Jika gejala semakin memburuk segeralah berkonsultasi ke dokter atau ahli profesional. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us