Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kedua wanita berbincang (pexels.com/augustderichelieu)
ilustrasi kedua wanita berbincang (pexels.com/augustderichelieu)

Spiritualitas seharusnya membuat seseorang lebih rendah hati dan welas asih. Namun, ada kalanya praktik ini justru berubah jadi alat untuk merasa lebih unggul dari orang lain. Kondisi inilah yang dikenal sebagai spiritual narcissism, di mana ajaran spiritual digunakan sebagai tameng ego.

Dilansir Verywell Mind, menurut Dr. Sanam Hafeez, neuropsikolog asal New York, spiritual narcissists adalah individu yang menggunakan keyakinan agama atau spiritualitasnya untuk mencari kekuasaan, kontrol, dan kekaguman dari orang lain. Yuk, kenali tanda-tandanya agar kamu bisa lebih waspada.

1. Merasa paling suci dan superior

ilustrasi dua wanita berbincang (pexels.com/divinetechygirl)

Salah satu ciri paling jelas dari spiritual narcissist adalah sikap merasa diri paling benar. Mereka sering menempatkan diri lebih tinggi daripada orang lain yang dianggap kurang beriman atau kurang berkembang. Hal ini membuat interaksi terasa timpang karena kamu selalu diposisikan di bawah standar mereka.

Sikap holier than thou ini biasanya membuat mereka cepat menghakimi orang lain. Bahkan, praktik spiritual sederhana bisa dijadikan ukuran untuk merendahkan orang di sekitarnya. Kalau kamu sering dibuat merasa kecil dalam percakapan, bisa jadi kamu sedang berhadapan dengan tipe ini.

“Mereka bisa meremehkan orang yang tidak memiliki keyakinan atau pemahaman spiritual seperti mereka,” kata Hafeez.

2. Menggunakan spiritualitas sebagai alat manipulasi

ilustrasi dua wanita berbincang (pexels.com/divinetechygirl)

Spiritual narcissist sering menjadikan ajaran agama atau praktik meditasi sebagai senjata. Mereka bisa mempermalukan atau mengontrol orang lain dengan alasan ajaran atau kebenaran. Akibatnya, orang di sekitarnya merasa bersalah dan tertekan.

“Kalau kamu coba meluruskan sesuatu, mereka akan seakan-akan kamu tidak tahu apa-apa lalu menyerang balik,” kata Celina Marie, spiritualis sekaligus kreator TikTok, dilansir Your Tango.

Menurut Hafeez, mereka mungkin mempermalukan, menghina, atau menggunakan pengetahuan spiritual untuk menekan orang lain. Pola ini berbahaya karena spiritualitas yang seharusnya menenangkan justru dipakai untuk melukai. Jika kamu sering merasa ditekan lewat dalih spiritual, itu tanda yang perlu diwaspadai.

3. Haus validasi lewat praktik spiritual

ilustrasi dua wanita berbincang (pexels.com/divinetechygirl)

Sama seperti narcissist pada umumnya, spiritual narcissist juga sangat butuh validasi. Bedanya, pengakuan yang mereka cari biasanya berkaitan dengan pengalaman spiritual atau ibadah yang dilakukan. Misalnya, selalu ingin dipuji karena sering meditasi atau ikut retret mahal.

Mereka cenderung terus-menerus membicarakan pencapaian spiritualnya demi mendapat perhatian. Dalam jangka panjang, hubungan dengan mereka bisa terasa melelahkan karena kamu hanya jadi audiens yang diminta mengagumi. Hubungan yang sehat seharusnya saling mendukung, bukan sekadar jadi panggung satu arah.

4. Toxic positivity dan menghindari tanggung jawab

ilustrasi kedua wanita berbincang (pexels.com/augustderichelieu)

Spiritual narcissist biasanya hanya mau menerima hal-hal positif. Jika kamu sedang menghadapi masalah, mereka bisa menuduhmu sebagai orang yang tidak beriman atau terlalu negatif. Sikap ini membuatmu merasa tidak tervalidasi dalam menghadapi kesulitan.

Mereka juga enggan mengakui kesalahan dan lebih suka menyalahkan orang lain. Semua hal buruk dianggap sebagai ujian atau karmamu sendiri tanpa melihat realitas. Akibatnya, kamu jadi semakin tertekan karena tidak mendapat ruang untuk bercerita secara jujur.

5. Kurang empati walau sering menyinggung soal cinta dan kebaikan

ilustrasi kedua wanita bercengkrama (pexels.com/ekaterinabolovtsova)

Kontradiksi besar dari spiritual narcissist adalah banyak bicara soal kasih dan welas asih, tapi kurang empati terhadap orang lain. Mereka bisa saja tampak ramah, tetapi sikapnya menunjukkan ketidakpedulian pada perasaanmu. Empati hanya berhenti di mulut, bukan dalam tindakan nyata.

Menurut Hafeez, mereka sering kali mengabaikan penderitaan orang lain karena lebih fokus pada pencapaian spiritual dirinya. Sikap ini jelas membuatmu merasa tidak dihargai sebagai individu. Kalau seseorang sibuk bicara soal cinta universal tapi tak peduli saat kamu kesulitan, hati-hati, bisa jadi itu tanda spiritual narcissist.

Mengenali tanda spiritual narcissist penting agar kamu bisa menjaga kesehatan emosional. Jangan lupa tetapkan batas tegas, karena perilaku mereka lebih soal kebutuhan validasi, bukan nilai dirimu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team