Tanda Kamu Mengalami Toxic Productivity dan Cara Mengatasinya

Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat memang bisa membuat diri jadi lebih produktif. Namun, kesan ini justru akan berlaku buruk bila kamu melakukan banyak hal dalam satu waktu.
Kamu mengira, melakukan hal-hal produktif dalam satu hari secara sekaligus, seperti belajar bahasa asing, mengerjakan berbagai macam proyek, atau meeting tanpa henti merupakan bentuk dari produktivitas yang baik. Padahal, ada batas yang jelas antara menjadi produktif dan toxic productivity, lho.
Nah, berikut ini beberapa ciri yang menandakan kamu mengalami toxic productivity. Yuk, simak!
1. Overworking adalah tanda paling umum kamu mengalami toxic productivity

Pada umumnya, toxic productivity adalah istilah lain dari “overworking”, “workaholic”, dan kata-kata yang menggambarkanmu sebagai pribadi yang terlalu banyak bekerja. Dengan kata lain, kamu hanya fokus pada pekerjaan sehingga mengesampingkan istirahat.
Graheta Rara Purwasono, M.Psi, psikolog, sekaligus salah satu psikolog Riliv, mengatakan jika toxic productivity memunculkan rasa bersalah bila kamu gak mengerjakan sesuatu. Nah, bila perasaan ini yang kamu alami, bisa jadi itu bukan sikap produktif melainkan toxic produktivity.
2. Ciri lainnya adalah burnout

Tanda lain dari toxic productivity adalah munculnya perasaan burnout. Hal ini umumnya terjadi akibat kamu kebanyakan kerja sehingga tubuh memberikan respons bahaya agar kamu segera beristirahat.
Akibatnya, kamu pun gak memiliki quality time bersama teman dan keluarga. Bahkan, untuk menikmati waktu sendirian atau me time kamu gak bisa karena terlalu sibuk bekerja setiap saat.
3. Untuk mengatasinya, coba buat batasan yang jelas

Selalu ada solusi untuk segala permasalahan, termasuk toxic productivity. Ketika pekerjaan adalah satu-satunya hal yang berputar dalam pikiranmu, memang sulit untuk memikirkan hal lain yang sama pentingnya.
Nah, dalam kasus ini kamu bisa menentukan batasan yang mengubah mindset-mu dari yang hanya memikirkan pekerjaan ke hal-hal lain yang berarti dalam hidup. Seperti, gak boleh bekerja selama tiga jam tanpa diselingi break, harus quality time dengan keluarga di minggu ini, atau harus tidur cukup selama 8 jam setiap hari.
4. Terapkan "professional detachment"

Khusus untuk kamu yang kerap melakukan meeting lima kali dalam sehari atau lebih, ingat jika ada yang lebih penting daripada pekerjaan, yaitu kesehatan fisik dan mentalmu sendiri. Pahami bahwa menjadi pekerja bukanlah identitasmu satu-satunya.
Kamu bukan hanya seorang pekerja, tetapi juga orang tua, pacar, teman, dan lain sebagainya. Saat kamu menerapkan “professional detachment”, kamu memperlakukan pekerjaan sebagai sesuatu yang akan kamu tangani setelah menjalankan tanggung jawab lain di luar itu.
5. Praktikkan mindfulness

Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau mindfulness dapat membantumu berhubungan dengan dunia melalui cara yang lebih sehat. Kamu akan lebih mudah untuk menyadari apa yang dibutuhkan oleh tubuh dan pikiranmu dan hal itu bukan toxic productivity.
Kamu dapat menerapkan mindfulness dengan meditasi di Riliv Hening yang mudah dan praktis. Hanya perlu duduk diam, pejamkan mata, dan pikiranmu akan dijernihkan.
Produktivitas yang baik adalah produktivitas yang memberimu waktu untuk beristirahat dan pada saat yang bersamaan, mendorongmu untuk mencapai tujuan dengan cara yang sehat. Mulai sekarang, yuk tinggalkan toxic productivity!