Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/pvproductions)

Intinya sih...

  • Buku baru gak bikin kamu antusias lagi

  • Satu buku diselesaikan dalam waktu sangat lama

  • Kamu lebih sering scroll medsos daripada baca

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lagi pegang buku favorit tapi satu halaman aja gak kelar-kelar dibaca? Dulu kamu bisa tenggelam berjam-jam dalam cerita, tapi sekarang malah cepat bosan dan terus cek ponsel. Itu tandanya kamu butuh jeda, bukan berarti kamu gak cinta lagi sama dunia buku.

Banyak pembaca sering merasa bersalah kalau gak konsisten baca setiap hari. Padahal jenuh itu wajar, apalagi kalau kamu terus-menerus membaca tanpa istirahat. Mari cari tahu lima tanda perlu istirahat membaca sebelum pada akhirnya reading slump yang kamu alami makin parah. Jangan sampai kamu malah malas baca buku, ya!

1. Buku baru gak bikin kamu antusias lagi

ilustrasi perempuan menata buku (freepik.com/freepik)

Biasanya kamu semangat banget tiap kali punya buku baru, tapi sekarang rasanya datar aja. Bahkan judul yang dulu kamu tunggu-tunggu malah terbengkalai di rak. Antusiasme yang turun drastis ini bisa jadi sinyal awal reading burnout.

Kalau kamu gak merasa excited lagi buat mulai cerita baru, mungkin saatnya kamu rehat dulu dari bacaan. Biarkan rasa rindu membaca muncul kembali dengan sendirinya. Gak semua buku harus langsung dibaca setelah dibeli, kok.

2. Satu buku diselesaikan dalam waktu sangat lama

Ilustrasi perempuan membaca buku (pexels.com/@olly)

Dulu kamu bisa menghabiskan satu novel tebal dalam dua hari, sekarang satu bab aja butuh seminggu. Bukan karena ceritanya jelek, tapi karena fokusmu udah gak di sana lagi. Ini bisa jadi tanda kamu terlalu memaksakan diri.

Gak ada aturan yang mewajibkan kamu baca cepat-cepat. Kalau prosesnya udah gak bikin bahagia, lebih baik ambil jeda dulu. Bacaan seharusnya jadi pelarian yang menyenangkan, bukan beban yang melelahkan.

3. Kamu lebih sering scroll medsos daripada baca

ilustrasi membuka media sosial (pexels.com/@cristian rojas)

Saat waktu luang, tanganmu lebih refleks buka media sosial daripada buku. Kamu sadar waktu baca jadi makin sedikit, tapi selalu merasa “nanti aja deh” buat mulai. Ini bisa jadi alarm bahwa kamu butuh reset dari rutinitas bacamu.

Gak usah dipaksakan langsung kembali ke mode baca penuh. Coba perlahan, mungkin dengan baca artikel pendek atau buku ringan. Yang penting, kamu tetap terhubung tanpa merasa terbebani.

4. Terlalu fokus pada target baca daripada menikmati cerita

ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/freepik)

Kamu mulai merasa tertekan karena target Goodreads-mu belum tercapai. Setiap halaman terasa seperti angka yang harus dikejar, bukan pengalaman yang dinikmati. Kalau baca udah kayak lomba, sensasi serunya bisa hilang begitu aja.

Coba stop sebentar dan ingat kenapa kamu suka baca dari awal. Gak masalah kok kalau kamu gak bisa baca 50 buku setahun. Yang penting adalah kualitas waktu membaca, bukan jumlahnya.

5. Mood kamu jadi gampang jelek kalau disuruh baca

ilustrasi perempuan membaca (freepik.com/azerbaijan stockers)

Orang yang kenal kamu pasti tahu kamu pembaca sejati, tapi sekarang kamu malah sensi kalau disuruh baca lagi. Tiba-tiba buku yang dulu bikin kamu tenang sekarang justru bikin kamu tertekan. Itu bukan karena kamu berubah, tapi kamu lagi lelah.

Dengarkan sinyal dari tubuh dan pikiranmu. Mungkin yang kamu butuhkan sekarang adalah jalan-jalan, nonton film, atau sekadar tidur cukup. Biar nanti kamu balik ke dunia buku dengan semangat baru.

Reading slump itu hal yang wajar dan bisa dialami siapa saja, bahkan pembaca paling rajin sekalipun. Terpenting, kamu mengetahui tanda-tanda perlu istirahat membaca dan gak memaksakan diri. Setelah itu, ambil jeda untuk istirahat. Yuk, beri ruang buat dirimu sendiri dan izinkan rasa rindu baca tumbuh kembali secara alami!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team