ilustrasi seorang wanita sedang berjalan di tengah hujan (pexels.com/Alexandr Podvalny)
Wa huwal-lażī yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih, ḥattā iżā aqallat saḥāban ṡiqālan suqnāhu libaladim mayyitin fa anzalnā bihil-mā'a fa akhrajnā bihī min kulliṡ-ṡamarāt, każālika nukhrijul-mautā la‘allakum tażakkarūn.
Artinya: "Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." (QS. Al-A'raf: 57).
Tanpa hujan, ladang dan sawah akan tandus. Kelangkaan bahan-bahan pokok dan pangan akan mempersulit aktivitas sehari-hari. Karena itu turunnya hujan merupakan berkah dari Allah SWT yang harus disyukuri.
Ada banyak tanda-tanda kebesaran Allah SWT di sekitar bila kita lebih mencermatinya. Mensyukuri dan meyakini hal tersebut akan mempertebal iman kepada Allah SWT.