Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tantangan Finansial yang Bikin Gen Z Kewalahan di Era Digital

ilustrasi gen z (pexels.com/AnnaShvets)

Di era digital seperti sekarang, hampir semua hal bisa dilakukan lewat smartphone. Dari belanja, pesan makanan, sampai transfer uang, semuanya tuh tinggal klik. Gen Z yang lahir dan tumbuh di tengah kemajuan teknologi ini jadi generasi yang paling dekat dengan dunia digital. Tapi sayangnya, kemudahan ini gak selalu berarti kabar baik, terutama soal urusan finansial.

Justru karena semuanya serba gampang, Gen Z dihadapkan pada berbagai tantangan keuangan yang gak dialami generasi sebelumnya. Banyak yang masih muda tapi susah banget menabung atau kebingungan mulai investasi. Apa saja sih tantangan finansial Gen Z di era serba digital ini? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!

1. Godaan belanja impulsif lewat e-commerce dan flash sale

ilustrasi belanja online (pexels.com/NataliyaVaitkevich)

Gen Z hidup di zaman serba instan, termasuk urusan belanja. Cukup buka aplikasi e-commerce, scroll sebentar lalu langsung checkout. Apalagi kalau lagi ada flash sale atau promo “diskon besar-besaran” yang cuma berlaku beberapa jam. Rasanya seperti sayang banget kalau gak dibeli, padahal belum tentu butuh. Belanja impulsif kayak gini sering terjadi karena kemudahan teknologi dan strategi marketing yang memancing penasaran.

Masalahnya, kalau dibiarkan terus, kebiasaan ini bisa bikin keuangan berantakan. Uang habis untuk barang-barang yang sebenarnya gak terlalu penting, sementara kebutuhan utama malah terlupakan. Banyak Gen Z yang akhirnya nyesel setelah sadar saldo rekening menipis gara-gara “lapar mata”. Di sinilah pentingnya mempertimbangkan antara kebutuhan dan keinginan, karena kalau enggak, bisa silau mata deh!

2. Tekanan gaya hidup dari media sosial

ilustrasi gaya hidup (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Siapa yang gak pernah scroll Instagram, TikTok, atau X terus tiba-tiba merasa hidup orang lain kok kelihatannya wow banget? Gen Z hidup di era di mana standar gaya hidup bisa terbentuk hanya dari unggahan di media sosial. Mulai dari outfit OOTD, ngopi di kafe estetik, sampai staycation tiap akhir pekan. Semuanya itu terasa seperti keharusan agar bisa dianggap kekinian.

Sayangnya, tekanan ini sering bikin orang jadi ingin ikut-ikutan, meskipun kondisi keuangan belum tentu mendukung. Demi tampil keren di media sosial, gak sedikit yang terlihat mewah itu, kita gak pernah tahu kondisi finansial aslinya kayak gimana. Jadi, penting banget untuk lebih realistis dan gak terjebak pada gaya hidup yang cuma demi pencitraan doang, ya!

3. Kurangnya literasi keuangan sejak dini

ilustrasi literasi keuangan (pexels.com/KaboomPics)

Banyak Gen Z yang jago urusan teknologi, tapi masih bingung soal cara ngatur uang. Misalnya, gak tahu gimana cara bikin anggaran bulanan, belum paham pentingnya dana darurat, atau malah menganggap investasi itu cuma buat orang kaya. Padahal, literasi keuangan itu penting banget biar bisa bikin keputusan finansial yang bijak dari usia muda.

Karena gak dapat edukasi soal keuangan sejak sekolah, banyak yang akhirnya belajar dari trial and error, alias belajar dari kesalahan sendiri. Contohnya, baru sadar pentingnya nabung setelah uang habis buat beli hal gak penting, atau panik waktu butuh dana mendadak tapi gak punya tabungan sama sekali. Ada baiknya mulai sekarang, cari tahu dasar keuangan biar gak gampang kelimpungan di kemudian hari.

4. Tantangan dalam membangun dana darurat dan investasi

ilustrasi menabung (pexels.com/CottonBroStudio)

Buat banyak Gen Z, menyisihkan uang untuk dana darurat atau investasi kadang terasa mustahil. Gaji pas-pasan, biaya hidup naik, ditambah kebutuhan sosial yang gak kalah penting. Semuanya tuh bisa bikin prioritas keuangan jadi berantakan. Akhirnya, banyak yang cuma bisa hidup dari gaji ke gaji, tanpa ada simpanan untuk kondisi tak terduga.

Padahal dana darurat itu penting banget buat berjaga-jaga kalau tiba-tiba sakit, kehilangan pekerjaan, atau ada keperluan mendesak. Sementara investasi bisa bantu kamu mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti beli rumah atau pensiun dini. Mulai aja dulu dari nominal kecil, yang penting konsisten! Karena dalam keuangan, yang pelan tapi rutin justru lebih tahan lama.

5. Eksistensi produk keuangan digital yang kurang transparan

ilustrasi gen z (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Sekarang makin banyak aplikasi keuangan digital yang menawarkan pinjaman cepat, paylater, sampai investasi instan. Sekilas kelihatan praktis dan menguntungkan, apalagi karena prosesnya mudah dan gak ribet. Tapi, gak semua platform memberikan informasi yang jelas soal bunga, denda, atau risiko yang harus ditanggung.

Buat Gen Z yang belum punya pengalaman banyak, hal ini bisa jadi jebakan. Banyak yang asal klik “setuju” tanpa baca syarat dan ketentuan, lalu kaget ketika tagihan membengkak atau malah terjerat pinjol ilegal. Maka dari itu, penting banget untuk selalu teliti sebelum pakai produk keuangan digital. Jangan tergiur kemudahan doang, cek dulu legalitas dan reputasinya, biar gak rugi di belakang.

Jadi, mengatur keuangan di era digital memang gak mudah, apalagi buat Gen Z yang harus menyeimbangkan gaya hidup dan kestabilan finansial. Tapi bukan berarti gak bisa, kok! Dengan lebih bijak menggunakan teknologi, belajar dari pengalaman, dan mulai disiplin soal keuangan. Kamu tuh bisa pelan-pelan membangun fondasi finansial yang kuat. Semangat terus, ya, teman-teman!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us