Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Idul Adha sebagai momentum merenungkan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
  • Khotbah mengajarkan keteguhan hati Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian, kesabaran, dan keimanan
  • Ketaatan dan keikhlasan Nabi Ismail menjadi contoh luar biasa dalam menjalani hidup

Idul Adha selalu menjadi momentum spesial untuk merenungkan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang mengandung pelajaran luar biasa tentang keimanan dan pengorbanan. Cerita mereka mengajarkan kita nilai-nilai yang relevan untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam tiga contoh khotbah berikut, kita akan membahas tema berbeda namun tetap fokus pada kisah penuh makna ini. Yuk, simak!

1. Keteguhan hati Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian

Ilustrasi Idul Adha (freepik.com/freepik)

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir zaman.

Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah, hari ini kita akan merenungkan keteguhan hati Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian terbesar dalam hidupnya. Allah SWT menguji Ibrahim dengan perintah yang sangat berat, yaitu menyembelih putranya, Ismail. Namun, Ibrahim tidak goyah. Ia menunjukkan kepasrahan penuh dan keimanan yang kokoh kepada perintah Allah. Ini adalah pelajaran besar bagi kita semua.

Dalam surat As-Saffat ayat 102, Allah berfirman:
“Dan ketika anaknya sampai (pada umur sanggup) dia berkata, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab, ‘Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.”

Dari ayat ini, kita belajar bahwa keteguhan hati dan kesabaran adalah kunci saat menghadapi ujian dalam hidup. Ujian bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk mengangkat derajat orang beriman. Marilah kita teladani Nabi Ibrahim dengan bersabar dan percaya penuh kepada ketentuan Allah, agar kita mampu melewati cobaan dengan hati yang tenang dan penuh keimanan.

2. Ketaatan dan keikhlasan Nabi Ismail

Idul Adha (freepik.com/wirestock)

Segala puji bagi Allah yang memberikan petunjuk dan kekuatan kepada hamba-Nya. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah dan keluarganya.

Para jemaah Jumat yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini kita belajar dari ketaatan dan keikhlasan Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim. Ketika diperintahkan Allah melalui ayahnya untuk berserah diri pada ujian yang berat, Ismail tidak menolak. Ia menunjukkan sikap penuh taat dan rela berkorban, yang menjadi contoh luar biasa bagi kita.

Allah berfirman dalam surat Ash-Shaffat ayat 102-103:
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan melaksanakan apa yang diperintahkan…”.

Dari sini kita tahu, keikhlasan dan ketaatan adalah fondasi utama dalam beribadah dan menjalani hidup. Kita diajak untuk mengamalkan sikap taat tidak hanya kepada Allah, tapi juga kepada orang tua dan pemimpin selama tidak bertentangan dengan syariat. Keikhlasan menjalankan perintah Allah menjadikan amal kita diterima dan mendapat berkah. Semoga kita bisa meneladani Ismail dalam ketundukan dan kesabaran.

3. Makna pengorbanan dalam kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Idul Adha (freepik.com/freepik)

Segala puji bagi Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga selawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Hadirin yang berbahagia, Idul Adha mengingatkan kita pada makna pengorbanan yang agung dari Nabi Ibrahim dan Ismail. Pengorbanan mereka bukan hanya soal menyembelih hewan, melainkan juga melepaskan sesuatu yang sangat dicintai demi menjalankan perintah Allah. Ini adalah manifestasi nyata dari ketaatan dan cinta kepada Sang Pencipta.

Pengorbanan tersebut mengajarkan kita untuk berani melepaskan kepentingan pribadi demi kebaikan yang lebih besar, baik untuk keluarga, masyarakat, maupun agama. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hajj ayat 37:

“Tidaklah daging dan darahnya itu sampai kepada Allah, akan tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari kamu.”

Pengorbanan yang bernilai di sisi Allah adalah yang dilakukan dengan penuh ketakwaan dan keikhlasan. Oleh karena itu, marilah kita tidak hanya menjadikan Idul Adha sebagai tradisi ritual, tetapi juga sebagai momentum untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan meningkatkan kepedulian sosial. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang ikhlas berkorban dalam kebaikan.

Demikian tiga khotbah mengenai hikmah dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Mari kita jadikan pengorbanan, keteguhan, dan keikhlasan mereka sebagai teladan dalam menjalani hidup yang penuh ujian ini.

Yuk, simak dan amalkan nilai-nilai mulia ini dalam setiap langkah kehidupan kita. Semoga Allah senantiasa membimbing dan melindungi kita semua. Amin!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team