Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kerugian Mental Akibat Sering Terobsesi Kehidupan Orang Lain

ilustrasi merasa terpuruk (pexels.com/Matheus Bertelli)

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Di lingkungan sekitar, kita hidup berdampingan dengan orang lain. Tentunya setiap orang memiliki karakter dan kepribadian beragam. Begitu juga dengan alur kehidupan yang dijalani, tidak semua orang memiliki lika-liku kehidupan yang sama.

Namun demikian, kita justru tidak fokus terhadap kehidupan sendiri. Sebaliknya, menjadi individu yang terobsesi dengan kehidupan orang lain. Baik dari segi standar keberhasilan, maupun pedoman hidup yang dianut. Terlalu sering terobsesi kehidupan orang lain, kamu akan menghadapi kerugian mental sebagaimana di bawah ini.

1. Penurunan rasa percaya diri berkelanjutan

ilustrasi merasa sedih (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kehidupan orang lain terkadang terlihat menyenangkan dan terbebas dari masalah. Untuk selanjutnya, kita terobsesi memiliki alur kehidupan seperti orang lain. Baik dari segi pencapaian karier dan pekerjaan, kehidupan pribadi, maupun cara kita dalam menyikapi permasalahan.

Tanpa disadari jika terobsesi dengan kehidupan orang lain justru merugikan mental. Ini terjadi karena kita mengalami penurunan rasa percaya diri secara berkelanjutan. Kita tumbuh menjadi sosok yang pesimis dan minder di hadapan orang lain. Seolah menjadi sosok manusia yang tidak memiliki sisi keunggulan sedikitpun.

2. Merasa tidak puas dengan kehidupan sendiri

ilustrasi bersedih (pexels.com/Pixabay)

Sejatinya setiap orang sudah dianugerahi kehidupan masing-masing peserta lika-likunya. Kita hanya perlu menjadi sosok manusia yang tahu arti syukur. Kemudian berfokus sama menjalani kehidupan sendiri dengan sebaik mungkin. Namun yang terjadi, justru seseorang terobsesi dengan kehidupan orang lain.

Padahal terobsesi kehidupan orang lain justru merugikan mental. Kita tumbuh menjadi individu yang merasa tidak puas dengan kehidupan sendiri. Bahkan kerap membandingkan dengan kehidupan orang lain yang terlihat nyaman dijalani. Meskipun sebenarnya kehidupan sendiri tidak kalah beruntung.

3. Terjebak kecemasan dan depresi

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/David Garrison)

Terobsesi dengan kehidupan orang lain mungkin terlihat sederhana. Seperti kehidupan pribadi seseorang, atau mungkin karier dan pekerjaan yang terlihat cemerlang. Tadi pernahkah menyadari kerugian mental akibat sering terobsesi dengan kehidupan orang lain? Ternyata tidak sesederhana yang terlihat.

Kita akan terjebak kecemasan dan depresi dalam menjalani hidup. Seolah merasa takdir berjalan tidak adil, atau merasa tertinggal dengan orang-orang sekitar. Kecemasan dan depresi ini mengganggu ketenangan serta konsentrasi. Untuk selanjutnya, kita kehilangan fokus dalam meraih tujuan hidup.

4. Kesejahteraan mental yang terganggu

ilustrasi merasa terpuruk (pexels.com/Karolina Grabowska)

Siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan dalam jangka panjang? Sudah pasti menjadi impian setiap individu. Kadar kebahagiaan tidak terletak pada materi atau validasi sosial. Namun kembali lagi dari rasa syukur serta menghargai keberuntungan hidup yang sudah didapat.

Tapi apa jadinya jika kita sering terobsesi dengan kehidupan milik orang lain? Entah disadari atau tidak, kesejahteraan mental akan terganggu. Kita tumbuh menjadi sosok manusia yang diliputi rasa takut dan gelisah. Bahkan merasa putus asa ketika tidak mampu mengikuti standar milik orang lain.

5. Sering kecewa dan terpuruk

ilustrasi terpuruk (unsplash.com/Anthony Tran)

Hidup di lingkungan sosial kita pasti berdampingan dengan banyak orang. Masing-masing Individu memiliki alur kehidupan tersendiri. Seperti karier dan pekerjaan, standar yang ditetapkan, atau gaya hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi apakah dibenarkan jika kita terobsesi dengan kehidupan orang lain? Inilah yang akan memicu kerugian mental dalam jangka panjang. Kita merasa kecewa saat sadar tidak bisa mengikuti kehidupan sebagaimana orang lain. Untuk selanjutnya, menjalani hidup dalam keterpurukan.

6. Ketidakmampuan fokus terhadap kehidupan nyata

ilustrasi merasa terpuruk (pexels.com/Pixabay)

Seberapa sering kamu terobsesi dengan alur kehidupan orang lain? Tidak dapat dimungkiri jika kehidupan seseorang terkadang terlihat mulus tanpa hambatan. Tapi terobsesi dengan kehidupan orang lain juga bukan sikap yang tepat. Karena ini yang akan merusak kestabilan mental.

Kita tidak mampu untuk fokus pada kehidupan nyata. Seseorang yang terlalu sibuk mengamati kehidupan orang lain mungkin kesulitan konsentrasi pada tanggung jawab mereka sendiri. Ini bisa menyebabkan produktivitas menurun dan kekacauan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa kita harus terobsesi kehidupan orang lain? Padahal setiap orang memiliki alur kehidupan masing-masing. Terobsesi dengan kehidupan orang lain justru menimbulkan kerugian mental. Tidak hanya terjebak stres dan kecemasan, tapi kita juga tidak mampu berfokus terhadap kehidupan nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us