Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengumpulkan sampah (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi mengumpulkan sampah (pexels.com/Anna Shvets)

Sejak sekolah, kita sudah sering diajarkan tentang pengelolaan sampah. Dimulai dari dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, diberi tahu dampak buruk saat sampah dibiarkan berserakan atau dibuang ke tempat yang tidak semestinya, penanganan mandiri terkait sampah, hingga hal positif yang dapat kita lakukan dengan beberapa sampah tidak terpakai.

Namun, entah kenapa, biarpun sudah lulus sekolah, masih banyak sekali orang yang cenderung abai atau tidak peduli dengan penanganan terkait sampah. Jangankan mendaurnya ulang, bahkan sekadar membuang sampah pada tempatnya saja masih banyak yang malas melakukannya. Untuk itu, sebagai warga yang baik, kita patut tahu apa saja tindakan terkait sampah yang dapat meringankan beban orang lain, khususnya petugas kebersihan. Langsung simak, yuk!

1. Membiasakan buang sampah pada tempatnya

ilustrasi membuang sampah (pexels.com/Julio Lopez)

Salah satu kalimat yang paling sering kita dengar dari guru di sekolah ialah "jangan membuang sampah sembarangan" atau "buanglah sampah pada tempatnya". Seharusnya, karena sudah terbiasa terpapar dengan ajaran seperti tadi, kita mestinya gak lagi membiarkan sampah yang kita miliki berserakan begitu saja.

Tapi, yang terjadi adalah justru banyak orang sekali orang dewasa yang masih suka membuang sampah sembarangan. Padahal, di zaman sekarang, tidak sulit untuk menemukan tempat sampah. Di tempat umum atau bahkan di masing-masing rumah, biasanya sudah tersedia tempat untuk membuang sampah. Mestinya, tidak ada lagi alasan untuk meneruskan kebiasaan buruk ini.

2. Memisahkan sampah berdasarkan jenisnya

ilustrasi tempat sampah (pexels.com/Vlad Vasnetsov)

Memiliki kesadaran untuk membuang sampah sudah sangat bagus. Tapi, bakal jauh lebih baik lagi kalau kamu mau memisahkan sampah yang kamu buang berdasarkan jenisnya. Sebagai panduan, ada 4 warna kotak sampah yang perlu kamu pahami.

  • Hijau (organik) : untuk sampah yang mudah membusuk, seperti makanan sisa, kulit buah, cangkang telur, atau sayur yang sudah tidak segar lagi.

  • Kuning (non-organik) : untuk sampah yang sulit terurai, contohnya kemasan makanan dari plastik, gelas air mineral berbahan plastik, kaleng, dll.

  • Merah (B3) : untuk sampah yang bahannya berbahaya dan beracun, misalnya, botol pengusir serangga, baterai, alat elektronik bekas, dll.

  • Biru (kertas) : untuk sampah kertas, mulai dari kertas bekas, kardus, majalah, koran, dsb.

Sebenarnya, selain empat warna tadi, masih ada satu lagi tong sampah lainnya yang berwarna abu-abu. Tapi, tong jenis ini masih belum begitu umum ditemui. Tong abu-abu berguna sebagai tempat penampungan sampah residu, macam popok bayi serta pembalut sekali pakai.

3. Tidak membuang sampah yang masih ada isinya

ilustrasi botol kosong (pexels.com/Kaboompics.com)

Ada alasan khusus kenapa kita tidak dianjurkan untuk membuang-buang makanan, termasuk yang ada di dalam kemasan. Selain agar tidak mubazir, mengosongkan kemasan makanan sampai tidak ada isi yang tersisa, juga cukup memudahkan pekerjaan petugas kebersihan. Selain bakal lebih mudah dikumpulkan, sampah kosong lebih ringan dan mudah disatukan tanpa harus membawa kantung sampah lebih banyak lagi.

Hal yang sama juga bisa diterapkan pada sampah dari botol minuman dan air mineral kemasan. Kalau memang kamu sudah tidak sanggup menghabiskannya atau tidak ada orang lain yang mau meminumnya, maka kamu bisa membuang terlebih dulu sisa air yang ada di dalamnya, sebelum nantinya diletakkan di tempat sampah. Tujuannya kurang lebih sama seperti penjelasan sebelumnya.

4. Mengantongi sampah saat tidak tersedia tempat untuk membuangnya

ilustrasi memegang sampah dekat saku celana (pexels.com/Julia M Cameron)

Kadang, ada situasi di mana kita tidak menemukan satupun tempat sampah di sekitar kita. Dalam keadaan ini, bukan berarti kamu dibenarkan untuk membuang sampah sembarangan. Kalau memang lupa membawa kantong plastik dari rumah, kamu bisa meminta benda ini pada penyelenggara acara atau siapa pun, untuk meletakkan sampah yang kamu miliki.

Untuk sampah-sampah kecil, seperti bungkus permen, tisu, atau kemasan yang bisa dilipat, penanganannya jauh lebih mudah lagi. Kamu bisa mengantongi terlebih dahulu sampah tersebut, sebelum nanti membuangnya saat sudah menemukan tempat sampah yang tersedia.

5. Menegur orang yang masih semena-mena soal sampah

ilustrasi menegur orang yang semena-mena soal sampah (pexels.com/RDNE Stock project)

Biarpun dirimu sendiri sudah cukup paham dan sadar tentang penanganan sampah. Tapi, kadang masih ada saja orang di sekitar yang abai akan hal ini. Di sinilah tugasmu untuk menegur sekaligus mengingatkan orang yang masih suka lalai dalam menangani sampah mereka. Kalau masih ada orang lain yang suka membuang sampah sembarangan, peringatkan mereka untuk tidak melakukannya lagi.

Walaupun kenyataannya sulit, tapi kita tetap perlu menegur orang yang masih semena-mena soal sampah. Sebab, tindakan mereka tidak hanya menyusahkan petugas kebersihan saja. Melainkan juga dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk malas membuang sampah pada tempatnya. Padahal, sampah yang dibiarkan tergeletak di mana-mana tidak hanya mengganggu pandangan. Namun, dapat berdampak buruk buat lingkungan.

Kalaupun mendaur ulang sampah masih dirasa terlalu berat untuk kamu lakukan. Paling tidak, kamu dapat memulainya terlebih dulu dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebab, dari melakukannya, kamu tidak hanya turut meringankan pekerjaan pegawai kebersihan. Tapi, hal itu menunjukkan kalau kamu juga masih menyayangi bumi yang kamu tinggali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian