Pentingnya Edukasi Tata Kelola Sampah bagi Siswa

- 350 Pelajar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam ikuti edukasi tata kelola sampah
- Pelajar belajar pengelolaan 3R, jenis sampah, dan dampak pembakaran sampah
- 97 Persen pelajar praktik reuse dengan benar, harapan adanya bank sampah di sekolah
Jakarta, IDN Times - Sebanyak 350 pelajar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam mengikuti edukasi lingkungan tentang tata Kelola sampah yang dilakukan Komunitas Guna Ulang Aja (GUA), di Lapangan Persakas, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/7/2025).
“Setelah tahu sampah yang dibakar itu dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, apakah teman-teman akan membakar sampah lagi?” kata Koordinator Komunitas GUA, Ardianto Wibowo, saat menanyakan penanganan sampah kepada salah seorang pelajar.
1. Lakukan pengelolaan sampah 3R

Pelajar yang hadir belajar mengelola dan memahami jenis-jenis sampah, mulai dari tahap mengurai sampah (reduce), mengguna ulang kembali (reuse) kemasan atau wadah, hingga recycle (daur ulang).
Dalam kesempatan itu, Bowo juga menyampaikan kepada pelajar, sampah tidak boleh dibakar, karena asap pembakarannya mampu menghasilkan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Sampah yang dibakar dapat menimbulkan penyakit

Setelah mengetahui jenis-jenis sampah organik, nonorganik dan 3B, baik berupa sisa makanan, daun, plastik, hingga kabel dan sejenisnya. Pelajar juga mengaku baru mengetahui sampah tidak boleh dicampur dan dibakar, karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
“Setelah tahu sampah bisa bikin penyakit, mulai sekarang saya mau memilah sampah,” kata seorang pelajar.
3. Mayoritas pelajar lakukan praktik kelola sampah dengan benar

Antusiasme pelajar sekolah ini juga terlihat saat mereka telah memahami dan melakukan praktik reuse sekitar 97 persen.
“Setiap hari saya ke sekolah membawa tumbler buat minum,” kata Elmira, siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam.
Edukasi yang dilakukan diakhiri dengan kegiatan clean up lapangan Persakas lima menit, dan langsung membuat lapangan terlihat bersih dari sampah.
Selain itu, Kepala Sekolah MI Nurul Islam, Nur Amalia, berharap ada bank sampah yang didirikan di sekolah, agar pelajar dapat belajar tentang pengelolaan lingkungan.
“Kami ingin anak-anak ini tumbuh menjadi anak-anak yang peduli lingkungan. Kami juga senang jika anak-anak ini tahu kenapa harus kurangi sampah, gunakan kembali barang atau wadah, dan memilah sampah,” kata Amalia, sapaan akrab Nur Amalia.