Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips agar Sifat Santai Gak Terkesan Meremehkan, Patuhi Aturan!

ilustrasi tertawa (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi tertawa (pexels.com/Kindel Media)

Punya sifat santai bisa buruk atau tidak tergantung dari perilakumu sehari-hari. Dengan karakter santai, kamu lebih jarang stres. Namun, santai yang kebablasan malah dapat membuat orang lain marah serta merasa disepelekan olehmu.

Oleh sebab itu, dirimu yang memiliki sifat ini perlu lebih berhati-hati. Santai tidak sama dengan malas atau bersikap asal-asalan. Kamu harus tetap punya rasa bertanggung jawab dan paham benar mengenai etika.

Santai yang tidak terkendali hanya akan mencoreng reputasi yang seharusnya dijaga. Kalau santaimu lebih ke arah malas, masa depan pun dalam bahaya. Ikuti enam tips ini supaya sifat santaimu gak menimbulkan masalah.

1. Jangan suka mengingkari janji

ilustrasi teman kerja (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi teman kerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Buat kamu yang amat santai, datang terlambat atau bahkan sama sekali melupakan janji temu mungkin bukan masalah serius. Dirimu selalu berpikir rencana tersebut dapat disusun ulang. Masih ada banyak hari buat bertemu seseorang.

Kamu menjadi kurang berempati pada orang lain. Ia sudah menunggu lama, tetapi ternyata dirimu tak kunjung muncul. Begitu pula untuk janji-janji lainnya yang mesti dipertanggungjawabkan.

Besar atau kecilnya janji tidak bisa dijadikan alasan kamu perlu menepatinya atau gak. Janji tetaplah janji sehingga sesuatu yang sudah disepakati apalagi dikatakan sendiri mesti dipenuhi. Kalaupun kamu ada halangan, sampaikan pada orang yang berkaitan biar tak terjadi salah paham.

2. Outfit tetap sopan dan sesuai aturan

ilustrasi pria rapi (pexels.com/Spora Weddings)
ilustrasi pria rapi (pexels.com/Spora Weddings)

Sifatmu yang santai sudah dapat dilihat dari seleramu dalam berpakaian. Seperti kamu lebih suka memakai kaus daripada kemeja atau mengenakan sandal daripada sepatu. Namun terlepas dari selera busanamu, tetap pahami kesopanan dan aturan yang ada di suatu tempat.

Jangan sekali pun datang ke kantor dengan celana pendek serta kaus selagi aturannya adalah celana panjang dan kemeja. Begitu pula kenakan sepatu dan bukan sandal dalam acara-acara resmi. Sifat santaimu mesti tetap diikuti dengan memperhatikan situasi.

Outfit yang semaunya sendiri membuat orang lain tak nyaman. Pembuat aturan dan orang-orang yang taat seketika merasa kamu meremehkan mereka semua. Karakter aslimu gak akan hilang hanya karena kamu memakai busana yang berbeda dari kenyamananmu.

3. Tahu bedanya hal-hal penting yang kudu diprioritaskan dengan bisa ditunda

ilustrasi karyawan santai (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi karyawan santai (pexels.com/cottonbro studio)

Salah menyikapi sifat sendiri dapat membuatmu jatuh ke dalam kemalasan. Keinginan menunda segala hal begitu kuat. Kalaupun kamu mencoba melakukan sesuatu, dirimu gagal mengenali tugas-tugas yang perlu didahulukan.

Akibatnya, banyak pekerjaan tidak beres. Bila ini dibiarkan, hidupmu bakal kacau balau. Sifat santai rupanya telah menyulitkanmu berpikir dengan jernih tentang tugas-tugas yang menanti.

Kamu kudu secepatnya memusatkan perhatian, membuat daftar pekerjaan, dan serius memikirkan mana hal-hal yang harus diutamakan serta alasannya. Selama dirimu memahami prioritas, sifat santaimu gak jadi masalah. Kamu justru dapat mengerjakan tugas yang berat dengan lebih tenang.

4. Jangan meminta orang lain sesantai kamu

ilustrasi mengganggu teman (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi mengganggu teman (pexels.com/Mikhail Nilov)

Semua orang memiliki sifat masing-masing. Kebalikan denganmu, ada orang yang serius sekali sehingga tampil kaku. Kalian bisa berkawan bahkan bekerja sama dengan catatan, dirimu tak sekali pun memintanya biar santai sepertimu.

Walaupun kamu mungkin kesal dengan sifatnya yang selalu ingin serba cepat dan sukar diajak bercanda, ingat bahwa dia pun merasakan hal serupa padamu. Sifat santaimu kerap membuatnya gemas sebab dirimu tampak lamban sekali. Supaya hubungan kalian berjalan baik, masing-masing perlu meredam sifat sehingga lebih mudah disesuaikan.

Kamu jangan mendesaknya untuk berubah menjadi sepertimu karena itu mustahil terjadi. Pun dirimu terkesan memandang sifatnya yang berbeda denganmu dari sisi negatifnya saja. Padahal, dia justru diperlukan sebagai pengendali sifat santaimu agar tak berlebihan.

5. Gak boleh bikin orang kesal menunggu dan urusan tidak beres

ilustrasi tidak disukai teman (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi tidak disukai teman (pexels.com/Thirdman)

Sifat santaimu jangan sampai menimbulkan korban. Orang-orang yang menjadi menghabiskan waktunya untuk menunggumu adalah pihak yang dirugikan. Jika suatu urusan berkaitan dengan orang lain, kamu mesti sigap. 

Ini bukan mengenai orang lain dapat bersabar atau tidak, melainkan tanggung jawabmu harus segera ditunaikan dengan baik. Rekan kerjamu bakal tambah marah kalau setelah penantian yang lebih panjang dari seharusnya, hasil kerjamu tetap gak maksimal. Semua itu menandakan dua hal sekaligus.

Pertama, kamu tidak profesional dalam bekerja. Kedua, kompetensimu rendah sehingga tak mampu membereskan urusan yang menjadi tanggung jawabmu. Santailah cuma buat perkara-perkara pribadimu.

6. Mendengarkan dengan saksama

ilustrasi mendengarkan (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi mendengarkan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Sifat santai juga bisa bercampur dengan cuek dan kurang perhatian. Ini terlihat ketika kamu diajak mengobrol. Perhatianmu tidak tercurah pada lawan bicara.

Akibatnya, apa pun yang mereka katakan tak terekam dengan baik dalam memorimu. Bahkan kamu sering memberikan respons yang gak tepat karena terlalu santai. Misalnya, meremehkan kesedihan orang lain saat seharusnya dirimu menunjukkan empati.

Jangan mengulanginya lagi, ya. Belajarlah menyediakan diri untuk orang lain dengan serius mendengarkan setiap perkataannya. Ulang-ulang informasi yang penting dalam pikiran atau catat sekalian dan tempatkan dirimu seakan-akan berada dalam situasinya.

Sifat santaimu baik hanya jika tak sampai mengacaukan pekerjaan serta hubunganmu dengan orang-orang. Sama seperti sifat-sifat lain pada manusia, santai yang keterlaluan pun perlu segera dikendalikan. Semoga sifat santaimu masih aman, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us