Generasi muda saat ini bukan lagi remaja manja yang tidak memikirkan masa depannya. Mereka kini sudah mulai melek terkait masalah finansial. Bahkan, mereka berusaha dengan giat demi kehidupan yang lebih baik ke depannya.
Salah satu impian anak muda saat ini adalah membeli rumah sendiri. Banyak yang mengatakan sedikit tidak mungkin, bahkan tak sedikit yang pesimis. Apa bisa generasi saat ini membeli rumah di usia muda? Itu semua mungkin jika kamu tahu tipsnya, lho.
Poin yang paling penting ialah selalu menyisihkan pendapatan bersih sebelum menggunakan uang tersebut. Jika menyisakan uang belakangan, bujet untuk rumah yang tadinya masih utuh bisa saja terpakai untuk hal lain yang berujung raibnya uang tersebut.
Sebaiknya, sekitar 30 persen dari gaji harus disimpan untuk celengan rumah impian. Jangan lupa untuk memisahkan uang sehari-hari dengan uang simpanan ini agar tidak mudah dialokasikan ke keperluan lain.
Siapa yang masih hobi nongkrong bareng teman-teman setiap hari? Ini wajib dikurangi, ya. Anggaplah satu kopi seharga Rp20 ribu, jika dibeli selama seminggu berarti kamu telah mengeluarkan Rp140 ribu hanya untuk kopi.
Sebagai gantinya, kamu bisa menyeduh kopi sendiri di kos atau di rumah, boleh sekalian ajak temanmu untuk nikmati bersama. Dijamin lebih irit dan bisa membatasi pengeluaran yang berlebihan. Dengan begitu, biaya itu bisa dialokasikan untuk rumah impian.
Belanja memang paling susah untuk dikontrol. Apalagi saat ada diskon barang favorit, rasanya ingin langsung beli tanpa berpikir. Tapi tunggu dulu, sekarang kamu harus lebih selektif lagi. Seleksi antara kebutuhan dan keinginan.
Ilustrasinya seperti ini, kamu sudah memiliki smartphone yang baru saja dibeli beberapa bulan lalu. Masih bagus dan tak ada kurang satu pun, kecuali kamera yang mungkin kalah dengan keluaran terbaru.
Tiba-tiba, sebuah toko elektronik mengadakan diskon cukup mengejutkan untuk smartphone keluaran baru tersebut. Muncullah ide untuk membeli dengan alasan sayang dilewatkan diskonnya hanya sekali setahun. Ini namanya adalah keinginan, jadi sebisa mungkin untuk dibatasi.
Investasi bukan hal yang asing lagi. Saat ini sudah banyak bermunculan aplikasi dan beragam jenis website untuk melakukan investasi. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pastikan tempat yang kamu tanamkan modal tersebut diawasi oleh OJK.
Investasi bukan hanya menanamkan modal, kamu juga bisa membeli emas atau properti, seperti tanah. Ada satu lagi investasi yang paling penting yaitu investasi akhirat. Ada yang bingung? Investasi akhirat artinya kamu memberikan apa yang kamu miliki untuk saling berbagi kebaikan entah itu dalam bentuk uang maupun barang. Meskipun tidak banyak, percayalah akan ada ganti yang lebih baik dari apa yang kamu berikan.
Mengetahui harga dari rumah yang ingin kita miliki sangat penting. Harga bisa jadi patokan untuk menjadi lebih giat lagi dalam mencari pundi-pundi pemasukan. Jika ingin tinggal di daerah tertentu kamu harus rajin-rajin update perkembangan harga rumah di daerah tempat tersebut. Bisa melalui situs online atau berkunjung langsung.
Jika kamu punya target umur sekian untuk membeli rumah, hitung secara kasar dengan gaji yang kamu miliki. Ternyata, kamu harus memperoleh setengah dari yang sudah dimiliki saat ini, saatnya mulai lakukan tips yang terakhir.
Kerja delapan jam sehari ditambah menghadapi macetnya perkotaan memang melelahkan. Namun, niatmu membeli rumah jangan sampai goyah. Gaji yang kamu dapatkan saat ini memang tidak akan langsung dapat melunasi harga rumah yang diingkan, itu sebabnya harus ada pemasukan tambahan.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan, bisa berbisnis kecil-kecilan, memanfaatkan hobi menjadi pemasukan. Hal yang paling umum yang bisa dilakukan adalah freelance. Hobi menulis bisa mulai mengirimkan artikel ke media, hobi desain salurkan melalui website freelance dan dapatkan komisi dari sana.
Mulai sekarang, luruskan niat untuk menggapai impian menuju rumah idaman. Terapkan beberapa tips yang bisa kamu lakukan dengan konsisten. Semoga target membeli rumah di usia muda bisa tercapai. Semangat mencari pundi-pundi pemasukan, ya!