Beberapa orang punya kebiasaan melontarkan kalimat yang menyakitkan, entah untuk merasa lebih unggul, menunjukkan kuasa, atau sekadar ingin merendahkan. Terkadang, respons terbaik bukan dengan marah atau menyerang balik secara kasar, tapi dengan menyampaikan sindiran halus yang cerdas dan tepat sasaran. Di sinilah seni menggunakan sarkas bisa jadi pilihan, bukan untuk menyakiti balik, melainkan untuk menunjukkan bahwa kamu tidak bisa diremehkan dengan gampangnya.
Sarkas bukan soal menyindir tanpa kendali, tapi soal mengemas keberanian dalam kata-kata yang elegan. Saat digunakan dengan bijak, sarkas bisa jadi senjata pertahanan diri yang efektif tanpa perlu membuat situasi jadi ricuh. Namun, tentu saja, perlu kecermatan agar sindiranmu tidak justru memantul ke arah yang salah. Berikut lima cara membalas omongan menyakitkan dengan sarkas secara cerdas dan tetap bermartabat.