5 Tips Mengatasi Ketergantungan Emosional, Andalkan Diri Sendiri!

Ketergantungan emosional atau emotional dependency merupakan keadaan ketika seseorang sangat menggantungkan kondisi emosionalnya kepada orang lain. Ia baru bisa merasa senang dan bahagia saat bersama dengan orang tertentu. Lalu merasa sedih, marah dan terpuruk saat orang tersebut tidak menghubunginya atau melakukan sesuatu di luar harapannya. Pernah alami hal serupa?
Jika ya, kamu perlu mulai belajar melepaskan bentuk ketergantungan itu. Hal ini karena ketergantungan emosional akan sangat merugikan diri sendiri maupun hubunganmu dengan orang lain. Bentuk ketergantungan ini akan menjadi toxic atau racun yang menghambat progres perkembangan dirimu. Yuk, kenali cara mengatasinya di bawah ini!
1. Identifikasi kondisi yang memunculkan emosi negatif

Hal pertama yang kamu perlu lakukan adalah mengenali kondisi-kondisi yang memicu munculnya emotional dependency. Misalnya, kamu sering merasa cemburu, sedih, kesal ataupun marah saat pasangan tidak menjawab pesanmu. Atau, kamu seringkali merasa perlu validasi dari pasangan saat berada dalam kondisi stressful. Setelah mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut, selanjutnya cobalah menilai kondisi itu dari perspektif yang lain.
Dengan begitu, kamu akan lebih terbuka dan lebih mampu memahami apa yang sedang terjadi. Kamu juga bisa lebih mudah menemukan jalan keluar saat berada pada kondisi yang memancing emotional dependency itu saat berani mengakuinya. Jadi, gak usah banyak denial. Cobalah untuk belajar terbuka pada kondisi yang menyebabkan munculnya emosi-emosi negatif dalam dirimu yang menjadi salah satu gejala emotional dependency.
2. Nikmati waktu kesendirian

Berikutnya, kamu juga harus belajar untuk menikmati waktu bersama dengan diri sendiri. Pahamilah bahwa di dunia ini setiap orang berjuang di jalannya masing-masing. Ada yang berjuang menghidupi keluarganya, berdamai dengan diri sendiri, berjuang di tempat kerja, di sekolah, dan sebagainya. Kita tidak perlu menuntut mereka untuk menjadikan kita prioritasnya, sebab hal itu sejatinya muncul saat orang tersebut benar-benar menghargai kita.
Menghabiskan waktu dengan diri sendiri bisa sangat menguntungkan dan bernilai positif, lho! Kita jadi punya waktu untuk berefleksi tentang perjalanan hidup selama ini. Kita juga menjadi belajar hal-hal yang masih perlu dibenahi dan menjadi lebih aware dengan potensi sendiri. Dengan begitu, kita tidak lagi menggantungkan segalanya kepada orang lain karena menyadari diri kita sendiripun sangat bisa diandalkan.
3. Buat list kelebihan dirimu

Membuat daftar kelebihan diri sendiri juga bisa menjadi salah satu tips untuk keluar dari kondisi emotional dependency. Dilansir minbodygreen.com, melakukan hal ini akan membuat kamu lebih mandiri secara emosional karena kamu menjadi tahu kualitas dirimu yang bisa kamu andalkan dalam keadaan apapun.
Catatlah dan kenali kelebihanmu sekecil apapun. Catatan itu akan menjadi pengingat setiap kali kamu mulai menunjukkan tanda-tanda emotional dependency. Resapi dan ingatkan berkali-kali pada dirimu. Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir kebutuhan untuk ingin divalidasi atau diakui oleh orang lain.
4. Sadari pentingnya kehadiran orang-orang terdekat

Umumnya, ketergantungan emosional dihubungkan dengan konteks hubungan romantis bersama pasangan. Nah, bila hal ini terjadi padamu, cobalah untuk lebih menyadari kehadiran orang-orang terdekat yang selama ini sering memberikan dukungan selain pasangan. Misalnya, kedua orangtua, keluarga terdekat, sahabat dan teman, dan lain sebagainya.
Hal ini akan membawa kita pada kesadaran bahwa sejatinya ada banyak orang-orang baik di sekitar yang bersedia menolong dan membantu saat kita butuh. Pasangan bukan satu-satunya orang yang bisa diandalkan. Kita punya diri sendiri, keluarga, teman bahkan orang-orang tidak dikenal di luar sana. Selama kamu mau lebih terbuka dan aware dengan lingkungan sekitar, akan kamu temukan banyak hal baik yang sering terlewatkan.
5. Mencari kesibukan atau aktivitas yang bermanfaat

Berikutnya, kamu juga perlu mencari aktivitas atau kesibukan agar tidak terus menerus membutuhkan kehadiran pasangan atau orang lain. Kamu bisa mulai dengan melakukan hobimu secara konsisten yang mungkin selama ini kamu tinggalkan. Misalnya, mulai journaling kalau kamu senang menulis, melukis, rutin berolahraga, dan sebagainya.
Atau, carilah aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan diri sendiri. Misalnya, mengikuti kursus bahasa asing, belajar menjahit, mengikuti pelatihan skill tertentu, dan sebagainya. Selain menyibukkan diri, keahlianmu juga akan meningkat dengan melakukan hal ini secara konsisten.
Terlalu mengandalkan orang lain dalam hidup akan sangat menyiksa diri sendiri maupun orang tersebut. Kita jadi luput dengan potensi yang ada di dalam diri. Kita juga akan rentan mengalami hal-hal tidak menyenangkan karena orang lain belum tentu bersedia menemani atau memenuhi harapan dalam diri. Jadi, mulailah belajar untuk mengandalkan diri sendiri dari sekarang, ya!