Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Lolos Seleksi Imam Uni Emirat Arab, Penting Lho! 

Ilustrasi sedang salat (iStock/shock)

Sejak awal tahun 2017, Kemenag membuka lowongan emas bagi para penghafal Al-Qur'an untuk menjadi imam di Uni Emirat Arab hingga sekarang. Peluang ini dibuka dalam skala nasional. Di antara para penghafal Al-Qur'an, tidak sedikit yang bermimpi untuk terpilih menjadi salah satu imam tersebut. Tentunya hal itu tidak sulit, asal punya kualifikasi yang mumpuni.

Gaji yang ditawarkan cukup fantastis, yakni ebih dari lima kali lipat gaji UMR Jakarta. Namun, untuk mendapatkannya juga cukup gampang. Selain bermodalkan hafal Al-Qur'an, ada beberapa persyaratan yang harus dipersiapkan bila ingin benar-benar lolos mengikuti semua tahapan seleksi. Apa saja itu? Yuk, simak penjelasannya hingga selesai.

1. Hafal Al-Qur'an minimal 20 juz dengan mutqin

Ilustrasi sedang membaca Al-Qur’an (pixels.com/Thirdman)

Awalnya, Kemenag mensyaratkan harus hafal 30 juz Al-Qur'an dengan mutqin. Namun, belakangan ini diturunkan menjadi 20 Juz. Meski sudah dikurangi, tapi masih saja banyak peserta yang belum berhasil di tahap ini. Sebab, pertanyaan yang diberikan kepada peserta, tidak ubahnya seperti MHQ, ditanya secara random dan penilaiannya cukup ketat.

Selain kelancaran, tajwid ataupun fashohah-nya sangat penting diperhatikan. Terutama ketika membaca surah Al-Fatihah. Jangan sampai gagal pada surah ini, karena Al-Fatihah merupakan rukun salat.

Biasanya, juri pun memberikan penilaian yang lebih sulit terhadap surah ini ketimbang surah-surah lain. Kalau bisa, sebelum mengikuti seleksi ini, perdengarkan dulu bacaan Al-Fatihahmu kepada guru yang mumpuni dalam bidang Al-Qur'an.

2. Mampu berbahasa Arab, baik lisan maupun tulisan

Ilustrasi sedang bercerita (pexels.com/Tom D’Arby)

Bahasa Arab sangat penting sebagai modal interaksi dengan pribumi setempat. Pada saat ujian tulisan, selain memahami teks berbahasa Arab, peserta akan diberikan beberapa pertanyaan seputar kaidah bahasa. Kemudian jawabannya tersedia pilihan ganda. Meski demikian, mesti hati-hati memilih jawaban yang paling tepat agar tidak terjebak pada kesalahan.

Beda halnya ketika ujian lisan. Juri akan bertanya seputar pengalaman kerja peserta dengan berbahasa Arab. Akan tetapi, tidak selalu menanyakan pengalaman saja. Boleh jadi, dia akan bertanya tentang studi atau yang berhubungan dengan identitas diri. Sebisa mungkin, jawablah pertanyaan tersebut dengan bahasa Arab fusha tanpa nerveus.

3. Memahami fikih ibadah dengan baik

Ilustrasi sedang salat (pexels.com/Alena Darmel)

Fikih ibadah adalah ilmu yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum yang berhubungan dengan ibadah. Seperti meliputi thaharah, salat, puasa, zakat, haji, kurban, dan aqiqah. Kesemuanya itu meniscayakan siapapun yang bertugas sebagai imam untuk memahaminya dengan baik dan benar.

Terutama segala yang berhubungan dengan thaharah dan salat. Dua pembahasan inilah yang sering ditanyakan. Selain itu, pertanyaannya tentu sesuai dengan mazhab yang dianut oleh peserta. Meskipun ketika sudah lolos dan ditugaskan, yang menjadi acuan adalah mazhab negara setempat.

4. Wawasan keislaman dan moderasi beragama tidak sempit

Ilustrasi Masjid dan Gereja (pexels.com/Alena Darmel)

Wawasan keislaman adalah mencakup berbagai aspek kehidupan. Baik ia akhlak, moralitas, maupun pluralisme agama dan keberagaman budaya. Sehingga orang yang dinyatakan lolos nanti, dapat memahami dan menghormati keyakinan dan budaya orang lain. Tanpa mempermasalahkan keyakinan dan nilai-nilai yang ada pada negara yang akan dituju.

Moderasi beragama sangat diperlukan sebagai solusi untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmoni, dan damai dalam tatanan keluarga maupun negara. Dia berdiri pada empat pilar, yaitu; komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan kearifan lokal. Kalau bahasa Al-Qur'annya wasathiah (di tengah-tengah), tidak fanatik ke kiri ataupun ke kanan.

5. Tidak tergabung dalam pegerakan politik

Ilustrasi sedang diskusi (pexels.com/Mikail Nilov)

Mungkin kamu bertanya-tanya kenapa tidak boleh bergabung dalam politik? Yang jelas, negara Uni Emirat Arab bukan seperti negara Indonesia. Bebas mau berbicara apa saja. Ingin mengkritik pemerintahan dan melakukan aksi demontrasi juga tidak masalah. Namun, hal tersebut tidak dibenarkan jika kamu ingin diterima kerja sebagai imam di negeri yang sistem pemerintahannya bukan demokrasi, melainkan monarki.

Segala yang berbau politik tanggalkan dari dalam dirimu jauh-jauh. Sebagai imam, fokuslah menjalankan tugas yang berhubungan dengan imam. Seluruh jajaran pemerintahan Uni Emirat Arab sangat dimuliakan dan dihormati sehingga tidak ada yang harus dikritik dari mereka.

Ikhlaskanlah untuk melepaskan segala afiliasi pergerakan politik yang kamu geluti selama ini. Lebih jauh dari itu, hapus jejak-jejaknya dari medsos yang pernah kamu upload.

6. Kesehatan fisik dan mental

ilustrasi orang yang sedang menjaga kesehatan mental(freepik.com/freepik)

Meskipun keempat poin di atas lolos, tetapi jika bermasalah kesehatan fisik, tidak serta merta membuatmu berhasil berangkat walaupun kamu sudah dinyatakan lolos. Maka penting sekali kesehatan fisiknya diperhatikan. Terutama penyakit yang menular. Seperti HIV/AIDS, TB, Hepatitis B, ataupun penyakit lain yang membuatmu tidak kuat untuk menjalankan tugas.

Kesehatan mental juga sangat penting. Sebab, segala sesuatu yang berhubungan dengan imam, akan ditanggungjawabi sepenuhnya oleh imam itu sendiri. Kamu harus punya mental pemberani untuk berinteraksi dengan orang-orang yang baru kenal. Apalagi asal mereka bukan dari negaramu sendiri melainkan dari negara Arab dan dari berbagai negara asing lainnya.

7. Berkas pendukung sesuai ketentuan yang harus dilengkapi

Ilustrasi paspor (pexels.com/Tima)

Namanya saja akan bekerja ke negara asing, tentunya diharuskan memiliki paspor sebagai identitas diri. Pengurusan paspor hanya berlaku bagi peserta yang dinyatakan lolos seleksi hingga tahap akhir. Adapun waktu pengurusannya sesuai dengan arahan yang ditentukan oleh Kemenag. Selain itu, soft file berupa foto tiga kali empat berlatar putih dan ijazah terakhir.

Jika ada sertifikat hafalan ataupun sanad, bisa juga disertakan. Sebagai bukti bahwa kamu sudah dapat sanad dan sudah hafal Al-Qur'an. Surat MCU atau medikal check up yang masih berlaku sangat penting jika kamu dinyatakan lolos. Walaupun ketika sudah berada di negara bertugas akan di MCU ulang. Hal itu, untuk mengantisipasi adanya penyakit-penyakit berbahaya dan menular.

Dengan memaksimalkan tujuh hal di atas, bisa dipastikan kamu akan menjadi salah satu bagian dari imam Indonesia di negeri Burj Khalifah. Selain itu, supaya persiapanmu tidak sia-sia, sangat penting kamu pantau terus hal teknis seputar kapan seleksi imam diadakan melalui akun Instagram resmi Kemenag. Sebab, apa jadinya persiapan kamu di atas kalau ternyata seleksinya sudah lewat. Kecewa, bukan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us