Peluncuran buku “Identity in a Piece of Cloth - The Batak Ulos” karya Torang Sitorus. 9 Februari 2022. (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)
Buku ini juga menceritakan tentang perjalanan Torang dalam memberdayakan penenun kain ulos hingga replikasi dari kain ulos yang banyak diminati. Pada awalnya, ia melihat bahwa para penenun mendapatkan upah yang gak sepantasnya.
Padahal, kain jenis lain seperti kain Sumba dan Palembang bisa mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Hal ini pun membawa Torang untuk meyakini bahwa kain adalah komoditi bisnis yang memiliki peluang tinggi. Tinggal bagaimana cara ia untuk memberdayakan para penenun untuk mendapatkan kesejahteraan yang baik.
"Saya membentuk organisasi dengan kelompok-kelompok yang memerhatikan aspek kelembagaan dan aspek keuangan. Saya monitor seberapa tinggi nilai uang yang mereka bisa dapatkan. Ini menjadi contoh untuk UMKM kita di seluruh indonesia bahwa mereka harus mau ikut maju bersama. Jangan hanya jadi penonton," katanya.
Setelah sukses menaikkan omzet para penenun sampai sangat tinggi dan bisa sejahtera, Torang pun berpikir untuk membuat replika dari kain ulos yang telah dibuat. Ini bertujuan agar pasar yang ada lebih terbuka secara luas.
"Setelah perjalanan saya kurang lebih 15 tahun, begitu banyak orang yang mencintai kain ulos yang saya produksi. Akhirnya saya kepikiran untuk membuat replika dari kain-kain yang saya buat ke dalam bentuk ATBM dengan bahan berkualitas, harga terjangkau, dan disambut baik oleh pasar," tambahnya.