Ilustrasi foto buram seorang perempuan (Unsplash/Liza Polyanskaya)
Tambahan trigger warning lain yang ditemukan dalam novel ini adalah termasuk body shaming dan genosida. Aspek body shaming dalam cerita mencerminkan tekanan sosial dan ekspektasi terhadap penampilan fisik, terutama bagi perempuan, yang bisa berujung pada penderitaan psikologis. Anak terakhir Dewi Ayu memiliki fisik yang buruk rupa, hal itu sangat kontras dengan anak-anaknya yang lain, sehingga dirinya hanya bisa mengisolasi diri agar terhindar dari gunjingan orang lain.
Sementara itu, genosida dan kekerasan rasial menjadi bagian dari konteks historis yang kelam dalam novel, menunjukkan bagaimana konflik besar berdampak pada kehidupan individu dan keluarga. Pembantaian pada orang-orang yang dianggap komunis dalam novel ini digambarkan sangat begitu brutal. Hal Ini menegaskan bahwa sejarah bukan hanya deretan peristiwa besar, tetapi juga penderitaan yang menempel pada setiap jiwa yang hidupnya berada dalam bayang-bayang pembantaian.
Trigger warning sebelum membaca novel Cantik Itu Luka terdiri dari kekerasan seksual, rudapaksa, kekerasan fisik, pembunuhan, kekejaman terhadap hewan, hingga tema sensitif seperti inses, pelecehan anak, body shaming, dan genosida. Jelas bahwa novel ini menyajikan realitas yang brutal dan terkadang mengerikan.
Bagi pembaca yang sensitif terhadap tema-tema tersebut, sangat disarankan untuk mempertimbangkan kembali atau mempersiapkan diri secara mental sebelum memulai membaca. Novel ini direkomendasikan untuk pembaca yang berusia minimal 18 atau 20 tahun ke atas, dan penting untuk memprioritaskan kesehatan mental kamu saat berinteraksi dengan konten yang menantang.