Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta di Balik Novel Terbaru Eka Kurniawan, Tipis tapi Berbobot

Media Gathering "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan" di Jakarta pada Rabu (7/8/2024). (IDN Times/Adyaning Raras)

Jakarta, IDN Times - Setelah vakum mengeluarkan karya selama 8 tahun, penulis Eka Kurniawan kembali merilis novel terbaru berjudul "Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong" (AMKM). Namun berbeda dengan novel-novel yang sebelumnya, buku AMKM terbilang tipis dengan 148 halaman.

Bagaimana proses kreatif Eka Kurniawan dalam menyelesaikan novel AMKM? Apa yang dimasukkan Eka ke dalam buku terbarunya?

1. Eka memasukkan berbagai pengalaman hidup ke dalam buku ini

Media Gathering "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan" di Jakarta pada Rabu (7/8/2024). (IDN Times/Adyaning Raras)

"Anjing Mengeong, Anjing Menggonggong" merupakan novel yang menyinggung sisi maskulinitas laki-laki. Dalam sinopsis singkatnya, karakter utama Sato Reang diminta untuk hidup saleh usai disunat.

Eka mengaku bahwa buku AMKM ini tercipta dari kumpulan berbagai pengalaman. ADa yang dari pengalaman orang lain maupun pengalamannya sendiri.

"Hampir setiap novel gak ada inspirasi tunggal. Banyak dari pengalaman orang-orang, dari pengalaman saya sendiri. Kadang ada peristiwa sepele kayak ada adegan anjing pipisin mobil itu, saya pernah melihatnya. Meskipun awalnya gak ada hubungannya dengan cerita yang saya tulis, tapi gambaran itu menarik dan saya cari cara gimana secara visual menjadi bagian dari novel ini. Semua tergantung cara pandang kita melihatnya," kata Eka saat ditemui di Jakarta, pada Rabu (7/8/2024) saat acara "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan".

2. Angkat sisi maskulin dari laki-laki yang baru disunat

Media Gathering "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan" di Jakarta pada Rabu (7/8/2024). (dok. Gramedia)

Buku AMKM menceritakan sosok Sato Reang yang mengalami pergolakan batin setelah disunat. Eka mengatakan bahwa laki-laki punya kecenderungan memiliki perasaan yang berbeda setelah disunat. Dianggap dewasa hingga kemudian merasa ada kewajiban untuk beribadah.

"Kasus di Sato Reang, saya rasanya poinnya bukan disunatnya. Itu hanya sebuah momen aja. Yang menjadi titik kenapa itu penting, justru lebih ke perkataan bapaknya selesai disunat itu, 'Sudah saatnya kau menjadi anak saleh,'. Itu kayak sebuah perjanjian tanpa jabat tangan. Saya membayangkan sebagai anak laki-laki waktu kecil. Ada kesan seperti itu," ungkapnya.

3. Sampul buku AMKM didesain khusus oleh seniman asal Yogyakarta

Potret buku terbaru Eka Kurniawan berjudul Anjing Menggeong, Kucing Menggonggong (IDN Times/Adyaning Raras)

Kali ini, sampul buku AMKM tampak lebih premium karena menggunakan hardcover berjaket. Tampak depannya berwarna pink cerah dengan ilustrasi unik rancangan seniman Wulang Sunu asal Yogyakarta. 

Eka mengatakan, "Aku merasa bahwa hampir sebagian besar novelku ada aspek komikanya. Karya Wulang juga ada aspek komika. Jadi, dia kasih beberapa alternatif. Aku kasih masukan karakternya kurang lebih begini."

4. Eka suka menggabungkan konsep familiarity dan unfamiliarity

Media Gathering "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan" di Jakarta pada Rabu (7/8/2024). (IDN Times/Adyaning Raras)

Eka Kurniawan kerap mengeluarkan karya dengan judul-judul unik, seperti Corat-Coret di Toilet; Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Cantik itu Luka, Lelaki Harimau, dan lain-lain. Eka mengatakan selalu ada sejarah di balik judul-judul bukunya tersebut.

"Cantik itu Luka sebenarnya datang bukan dari novel. Saya dengar, ada artis yang dikejar paparazi, terus dia ngomel karena gak enak jadi orang cantik, seperti punya luka di mana-mana," jelasnya.

Begitupun dengan buku terbarunya, Eka memang suka menggabungkan konsep familiarity dan unfamiliarty. Sebagai penulis, ia ingin menulis apa pun. Ia ingin menggambarkan secara apa adanya.

Katanya, "Saya suka bermain dengan familiarity dan unfamiliarity. Gimana membuat yang familiar menjadi tidak familiar. Seperti Sato Reang, Sato artinya binatang dan Reang artinya berisik."

Nama tersebut muncul begitu saja tanpa memikirkan maknanya. Ternyata, nama Sato Reang memiliki karakter yang sama dengan arti namanya, pemuda dengan isi kepala yang 'berisik'.

5. Judul AMKM pertama dikenalkan saat Ubud Writers and Readers Festival 2023

Eka Kurniawan dan Editor di Media Gathering "Penulis Menyapa Bersama Eka Kurniawan" di Jakarta pada Rabu (7/8/2024). (dok. Gramedia)

AMKM bisa dinikmati oleh pembaca sejak akhir Juli 2024. Namun, sebelum buku ini resmi beredar, Eka Kurniawan sudah memperkenalkan kepada para pembaca di acara Ubud Writers and Readers Festival 2023.

Selain bukunya yang lebih tipis, Eka memberikan nuansa baru dengan sengaja memasukkan kata 'bocil' dan 'membagongkan'. Kedua kata tersebut merupakan diksi baru yang sempat ramai di kalangan generasi Z saat ini. Rencananya, Eka juga akan melakukan book tour ke beberapa kota besar di Indonesia.

Gimana nih, tertarik dengan buku terbaru Eka Kurniawan? Kamu bisa mendapatkan buku terbaru Eka dengan harga Rp159 ribu saja. Cek di toko buku terdekat, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Adyaning Raras Anggita Kumara
Febriyanti Revitasari
Adyaning Raras Anggita Kumara
EditorAdyaning Raras Anggita Kumara
Follow Us