Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan Gugatan

Disertai dengan karya lukisan Jeje selama pandemik

Jason Ranti adalah seorang penyanyi serta penulis lagu yang dikenal dengan musik folk-nya. Pria yang akrab disapa Jeje ini, aktif berkarier di industri musik sejak tahun 2011.

Perjalanan Jeje dalam bermusik dan beragam renungannya tentang kehidupan, diabadikan dalam buku terbaru terbitan KPG, yaitu "Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan". Peluncuran buku ini dilakukan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), pada Kamis (7/7/2022) lalu. IDN Times akan mengulas isi buku tersebut, simak ya!

1. Terdiri dari 108 halaman, buku ini berisi rangkuman obrolan intim Jason Ranti dan Wisnu Nugroho

Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan GugatanPress Conference peluncuran buku Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan (instagram.com/penerbitkpg)

Sebagai seorang pemusik, Jeje mengungkapkan keresahannya tentang banyaknya ajakan wawancara yang dirasanya kurang tulus. Namun, dirinya merasa tergugah ketika mendengar ajakan mengobrol dari hati ke hati oleh Wisnu Nugroho.

Pada mulanya, Wisnu selaku penulis buku "Kitab Pink Jason Ranti", memuji karya lukisan Jeje. Mereka pun melanjutkan obrolannya di sebuah garasi rumah berukuran 2x4 menter yang jadi studio pribadi Jeje. Selain bernyanyi, ada banyak kegiatan yang dilakukan Jeje di sana. Bermain dengan Koko (anak Jeje), melukis, sampai beristirahat dilakukan di sana.

Buku yang berisi dialog hangat antara Jeje dan Wisnu, mengungkap sisi lain dari pemusik ini. Gak cuma kreatif seperti yang dikenal dari sosoknya selama ini, tapi obrolan mereka juga mengungkap sisi spiritualitas Jeje yang lumayan tinggi. Jeje mengulik berbagai isu yang ada di dalam sendi kehidupan. Mulai dari otoritas negara, agama, sampai hukum.

2. Jason Ranti mengaku terinspirasi puisi Rendra yang berjudul "Nyanyian Angsa"

Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan GugatanPress Conference peluncuran buku Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan (instagram.com/penerbitkpg)

Saat ditanya apa hal yang paling memberikannya inspirasi untuk berkarya, Jeje menyebutkan puisi karya WS Rendra yang berjudul "Nyanyian Angsa". Puisi yang dibacanya saat SMA ini, dianggapnya membawa dampak besar terhadap dirinya. Jeje belajar banyak tentang seberapa pentingnya gak menghakimi orang lain.

Puisi "Nyanyian Angsa" menceritakan kisah perjalanan seorang bernama Maria Zaitun yang diusir dari rumah bordil karena penyakit sifilis yang dideritanya. Dari upayanya untuk berobat ke dokter dan mengaku dosa di tempat ibadah, Maria mendapatkan berbagai penghakiman terhadap kondisi yang dialaminya.

Menurut Jeje, gak semua karya seni dapat memengaruhi pikiran dan perasaan seseorang secara sekaligus. Ia juga mengaku gak ingin 'mendakwah' pembaca dengan memberikan inspirasi.

"Gua gak pernah berpikir ini bisa menggerakan hati orang. Gua buat apa yang pengin gua buat, apa yang gua suka, apa yang gua bisa, apa yang gua yakini. Udah. Gua mencurahkan semua di situ. Perkara menggerakkan hati orang, gua gak tahu. Gua gak nulis kitab suci," tuturnya.

3. Tentang album ketiga Jason Ranti

Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan GugatanPress Conference peluncuran buku Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan. (Kamis, 7/7/2022). IDN Times/Tyas Hanina

Lewat bincang-bincangnya, bersama Wisnu, Jeje banyak menitikberatkan tentang kesadarannya bahwa manusia adalah makhluk multidimensi. Hal itu membuatnya tidak ingin memberikan banyak penghakiman kepada orang lain.

dm-player

"Itu hal terakhir yang pengen gua lakuin dan kayanya gua terlalu telat mempelajari itu dalam hidup karena gua rasa, kecenderungan manusia adalah mengakimi," ujar Jeje dalam bukunya.

Meski mengaku terlambat mempelajari hal itu, Jeje pun mengungkapkan bahwa karya bagaikan sebuah fermentasi yang harus mengendap selama beberapa waktu. Hal itu juga terlihat dari album ketiganya, Jalan Ninja (2022). Dirinya mencoba mengeluarkan warna baru dengan membahas hal mendasar tapi fundamental, yaitu cinta.

Ia menambahkan, "Di album ketiga, pertama kalinya gua gak tertarik lagi ngomongin politik. Jadi, gua sampai di titik gak bisa marah (terhadap politik). Buat apa sih marah? Gua mau bicara soal hal mendasar, kasih sayang," ucapnya.

Baca Juga: 5 Alasan Harus Membeli Buku Orisinal dan Stop Buku Bajakan 

4. Buku ini juga dihiasi ilustrasi buatan Jason Ranti di masa pandemik

Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan Gugatanbuku Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan (dok. Gramedia)

Sebagaimana judul bukunya, sampul buku ini berwarna pink fuchsia dengan latar ilustrasi wajah Jeje yang dihiasi dengan doodles. Cover-nya tampak sederhana, tapi juga nyentrik, sesuai dengan karakter yang ditampilkan oleh pemusik ini.

Selain berisi wawancara Jeje dan Wisnu, buku ini juga dilengkapi dengan karya-karya ilustrasi yang dihasilkan oleh Jeje selama pandemik. Karya tersebut dapat ditemukan di berbagai sudut rumah dan benda-benda milik Jeje.

Buku "Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan" diluncurkan pada 7 Juli 2022 di Bentara Budaya Jakarta. Acara peluncuran buku ini mengundang Farid Stevy Asta sebagai pembedah serta Wisnu Nugroho dan Jeje sebagai narasumber.

Pada lokasi yang sama, diadakan juga pameran bertajuk "Bentara Budaya Jejeboy" pada 7, 8, dan 10 Juli 2022. Terdapat 12 lukisan yang ditampilkan di sana.

5. Sudah bisa didapatkan dalam versi cetak digital

Ulasan Buku Kitab Pink Jason Ranti Antara Kegelisahan dan GugatanPress Conference peluncuran buku Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan (instagram.com/penerbitkpg)

Buku ini dapat menjadi bacaan asik buat kamu yang ingin menyelami pikiran Jeje sebagai pemusik. Halaman bukunya gak terlalu tebal sehingga bisa dihabiskan dalam sekali duduk. Beragam ilustrasi yang melengkapi juga bisa menyegarkan mata.

Sebagai jilid jilid perdana seri "Beginu: Bukan Begini, Bukan Begitu", buku ini dapat menjadi salah satu referensi buku bacaan. Hal-hal yang berkaitan dengan anak muda seperti mimpi, harapan, dan beragam keserahan tentang dunia telah dikemas dengan obrolan intim antara Jeje dan Wisnu.

Apabila kamu tertarik membacanya, buku seharga Rp70 ribu ini sudah bisa ditemukan dalam versi cetak dan digital di toko resmi Gramedia. Selain itu, setiap Rp2 ribu dari hasil penjualan tiap eksemplar buku ini, akan disumbangkan untuk upaya penghijauan di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Itu dia ulasan singkat dari buku "Kitab Pink Jason Ranti: Antara Kegelisahan dan Gugatan". Bisa jadi ide bacaan di waktu luang, nih!

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Fiksi Fantasi yang Bisa Kamu Baca di Bulan Juli 

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya