4 Cara Ubah Keresahan jadi Aksi Positif, Berhenti Meratapi Situasi!

07 Okt 2023, 15:16 WIB

ilustrasi perempuan dengan buku dan tab di genggamannya (pexels.com/Gustavo Fring)

Seiring dengan banyaknya tanggung jawab di usia dewasa, manusia cukup sering mengkhawatirkan hal-hal di hidupnya. Tidak jarang, kekhawatiran atau pemikiran negatif itu tumbuh besar dan menciptakan banyak keraguan dalam menjalani hidup. Hal tersebut tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Jika hal tersebut tidak diatasi secara bijak, manusia akan selalu terjebak pada pikiran negatif yang berdampak buruk bagi kesehariannya. Maka dari itu, kamu perlu mengetahui empat cara ini untuk mengubah keresahan jadi aksi positif! Tentunya agar kamu bisa lebih tenang dan hidupmu bisa jauh lebih baik.

1. Terima negativity, validasi, dan gali sisi yang bisa diperbaiki

ilustrasi perempuan yang sedang mengerjakan sesuatu (pexels.com/Helena Lopes)

Semua perasaan yang hadir di setiap harimu perlu diterima dan divalidasi. Misal ketika kamu sedih karena gagal mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan dan kamu merasa resah akan menjalani hidup seperti apa, ya sudah bersedihlah. Nikmati kenyataan pahit itu dan validasi setiap hal yang kamu rasakan.

Untuk bisa mencapai sesuatu yang manis, kamu juga perlu merasakan dan berdamai dengan setiap hal yang pahit, bukan? Setelah itu, baru kamu bisa bersiap lagi untuk menggali sisi-sisi yang bisa diperbaiki, menyusun strategi, dan kembali melangkah mewujudkan apa yang kamu inginkan.

2. Cari sumber inspirasi dan motivasi

ilustrasi para mahasiswa yang sedang berdiri (pexels.com/Monstera Production)

Sekarang, mulailah dekatkan interaksi pada hal-hal yang positif, inspiratif, dan motivatif. Ikutilah akun-akun di media sosial yang berguna untuk perjalanan self growth-mu. Kalau perlu mute atau unfollow akun-akun yang berpotensi memanggil rasa insecure, iri, marah, dan sedih di dalam dirimu.

Sadari bahwa apa yang sering kamu lihat, tonton, dan dengar sangat berpengaruh dalam meningkatkan pemikiran positif. Lagi pula, kamu sudah terbiasa menelan kepahitan dan perasaan negatif di dunia nyata. Jadi, kamu berhak menetralkannya dengan hal-hal positif di dunia maya agar bisa kamu bawa pengaruhnya ke dunia nyatamu.

3. Pelajari cara orang lain dalam mengubah keresahan jadi hal positif

ilustrasi orang-orang yang sedang berdiskusi (pexels.com/Alena Darmel)

Ketika kamu sudah merekatkan interaksi pada hal positif, baik itu dengan melihat, menonton, mendengar, bahkan berbicara, maka kamu bisa menyerap bagaimana hal itu bekerja dalam diri orang lain dan terapkan dalam dirimu sendiri.

Misal, kamu mengikuti seorang content creator yang bergerak di bidang self growth. Beliau memiliki keahlian dalam mengalihkan keresahan dalam dirinya ke hal positif yang menginspirasi orang lain, contohnya ketika dia gagal, sedih, kecewa, dia membuat konten berupa tips untuk melalui itu semua.

4. Evaluasi cara agar bisa diimplementasikan dalam dirimu

ilustrasi perempuan yang sedang menganalisis sesuatu (pexels.com/Sam Lion)

Setelah kamu mengetahui cara orang lain mengubah kecemasan menjadi aksi positif, maka evaluasi cara itu dan pilah mana yang bisa kamu implementasikan. Poin yang ke empat ini sangat mengandalkan kreativitasmu dan seiras dengan hobimu.

Misal kamu hobi menulis, maka luapkan perasaan negatif menjadi karya tulisan yang inspiratif. Misal kamu hobi menggambar, maka luapkan keresahan menjadi gambar abstrak yang filosofis. Semua tergantung bagaimana kamu melihat peluang dari setiap kesempatan dan kemampuan yang kamu punya.

Mulai sekarang, jangan biarkan keresahan dan kecemasan terus menguasai dan mengendalikanmu! Namun, kamulah yang perlu menguasai dan mengendalikannya. Dengan menerapkan empat cara tadi, semoga bisa membantumu untuk merealisasikannya, ya! Supaya kamu bisa lebih tenang dan kembali senang dalam menjalani liku-liku kehidupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.