Dampak Buruk Fast Fashion ke Lingkungan Hidup dan Masyarakat

Ayo, budayakan membeli pakaian sesuai kebutuhan

Fast fashion adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pesatnya produksi dan konsumsi barang-barang pakaian dan tekstil yang didesain secara trendi dan dengan harga terjangkau.

Meskipun fast fashion memungkinkan konsumen untuk mengikuti tren fashion terkini. Hal itu juga berdampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Artikel ini akan mengeksplorasi tiga dampak negatif dari budaya fast fashion.

1. Fast fashion berkontribusi pada perubahan iklim

Dampak Buruk Fast Fashion ke Lingkungan Hidup dan Masyarakatperubahan iklim (pexels.com/Mark Neal)

Industri fast fashion merupakan kontributor signifikan terhadap perubahan iklim. Produksi barang-barang pakaian membutuhkan energi dalam jumlah besar, yang seringkali dihasilkan dari bahan bakar fosil. Pengangkutan pakaian dari pabrik ke toko ritel juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

Selain itu, pembuangan pakaian di tempat pembuangan sampah berkontribusi pada pelepasan metana, gas rumah kaca yang kuat. Menurut sebuah laporan oleh Ellen MacArthur Foundation, industri fashion bertanggung jawab atas 10% emisi karbon global, yang lebih dari gabungan semua penerbangan internasional dan pengiriman laut.

Baca Juga: 6 Fakta Fast Fashion dan Dampak yang Ditimbulkan, Pahami Bro!

2. Fast fashion berkontribusi terhadap degradasi lingkungan

dm-player
Dampak Buruk Fast Fashion ke Lingkungan Hidup dan Masyarakatilustrasi gas rumah kaca (pexels.com/Pixabay)

Industri fast fashion bertanggung jawab atas sebagian besar degradasi lingkungan. Produksi barang-barang pakaian dan tekstil membutuhkan banyak air, energi, dan sumber daya lainnya. Penggunaan bahan sintetis dalam produksi pakaian juga berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.

Produksi bahan sintetis seperti poliester dan nilon membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Produksi kapas yang merupakan serat alami juga memiliki dampak lingkungan. Produksi kapas membutuhkan banyak air, pestisida, dan pupuk, yang dapat menyebabkan degradasi tanah dan polusi air.

3. Fast fashion dapat mengeksploitasi buruh dan merugikan masyarakat

Dampak Buruk Fast Fashion ke Lingkungan Hidup dan Masyarakatilustrasi pekerja pabrik (pexels.com/Tiger Lily)

Industri fast fashion dikenal karena adanya kasus eksploitasi pekerja dan merugikan masyarakat. Banyak produk pakaian yang diproduksi di negara berkembang di mana undang-undang perburuhan lemah atau bahkan tidak ada. Pekerja di negara-negara ini seringkali dibayar rendah dan bekerja dalam kondisi yang tidak aman dan tidak sehat.

Produksi barang-barang pakaian juga memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat lokal. Penggunaan pestisida dan pupuk dalam produksi kapas dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi penduduk setempat. Pembuangan pakaian di tempat pembuangan sampah juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar.

Industri fast fashion memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Produksi dan konsumsi barang-barang pakaian telah menyebabkan degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan eksploitasi pekerja serta merugikan masyarakat. Sebagai konsumen, kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan dengan memilih membeli pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, membeli pakaian secondhand, dan mengurangi membeli pakaian secara keseluruhan. Dengan mengambil langkah-langkah ini, kamu sebagai pembeli dapat membantu mengurangi dampak lingkungan negatif dari fast fashion dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Melihat Sisi Gelap dan Biaya Tersembunyi dari Industri Fast Fashion

Yohan Photo Verified Writer Yohan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya