Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Penyebab Perseteruan Menjadi Sangat Sulit untuk Diselesaikan

ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Alena Darmel)

Hubungan antarmanusia memang tidak selalu baik. Ada kalanya seseorang terlibat suatu permasalahan dengan orang lain yang ternyata berujung pada timbulnya perseteruan hebat.

Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, seperti antar teman, seseorang dengan rekan kerja, seseorang dengan pasangannya, dan masih banyak lagi. Alih-alih bisa diurai dalam waktu singkat, konflik tersebut malah semakin berkepanjangan dan berpotensi melibatkan lebih banyak pihak untuk masuk ke dalamnya.

Sebenarnya, perselisihan tidak pernah menciptakan kenyamanan. Siapa pun yang sedang mengalami kejadian buruk itu tentu akan merasakan kelelahan luar biasa, baik secara fisik mau pun mental. Namun demikian, faktanya memang terkadang perseteruan tidak dapat dihentikan dengan mudah.

Kira-kira, apa yang menyebabkan kesulitan untuk mencapai kesepakatan damai? Simak beberapa kemungkinannya berikut ini.

1.Permasalahan yang ada sudah menjadi terlalu rumit

ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Suatu perselisihan tentu diawali dari adanya hal yang dianggap sebagai masalah bagi pihak yang terlibat. Namun, karena satu dan lain hal, ternyata keadaan ini berkembang menjadi semakin rumit. Pada waktu yang bersamaan, luka yang ditimbulkan akibat perseteruan itu juga bertambah banyak dan sulit untuk disembuhkan.

Situasi yang sudah telanjur menjadi terlalu kompleks seperti ini memang sulit untuk diselesaikan dengan cara-cara yang sederhana. Butuh proses panjang untuk kembali melembutkan hati untuk mengurai setiap perkara yang ada.

Semoga siapa pun yang sedang mengalami perseteruan dapat lekas menemukan jalan keluar yang menguntungkan semua pihak, ya.

2.Masing-masing pihak memiliki ego yang terlampau tinggi

ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar (pexels.com/Alex Green)

Terkadang sebuah perseteruan sebenarnya memiliki peluang untuk diselesaikan meski prosesnya sama sekali tidak mudah. Namun, ada satu hal yang jadi penghalang besar, yaitu saat masing-masing pihak yang berseteru memiliki ego yang terlampau tinggi.

Situasi ini mengakibatkan tidak ada pihak yang bersedia untuk memulai pembicaraan. Kalau tetap dibiarkan, maka sampai kapan pun permasalahan tidak akan pernah tuntas, kan?

Tidak dapat dimungkiri bahwa memang ego itu ada dan memertahankannya merupakan suatu bentuk menjaga harga diri. Namun demikian, menurunkan ego demi membuka pintu perdamaian tentu akan sangat mulia. Terlepas dari siapa yang sebenarnya bersalah, dia yang mau memulai kebaikan adalah seorang ksatria.

3.Tidak menghendaki adanya perdamaian

ilustrasi teman yang sedang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi teman yang sedang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Satu lagi penyebab suatu perseteruan sungguh sulit untuk diselesaikan, yaitu memang karena pihak yang berkonflik sama-sama tidak menghendaki adanya perdamaian.

Mungkin memang pemicu permasalahannya merupakan sesuatu yang sungguh besar dan tidak pernah terbayangkan oleh orang-orang yang hanya menonton saja. Akhirnya, pihak yang berkonflik secara tidak langsung saling sepakat dalam hal membiarkan hubungannya tidak pernah bisa menjadi harmonis.

Keputusan seperti ini sebenarnya sungguh disayangkan mengingat berseteru hanya akan menjadikan luka semakin dalam dan parah. Jiwa dan raga pun tidak kalah lelah karena terus menanggung kebencian dalam hati.

Namun demikian, pihak luar tidak mampu berbuat banyak dalam situasi tersebut. Orang lain hanya dapat mendoakan dan berusaha untuk terus mendorong adanya perdamaian agar situasi terasa lebih nyaman.

Perseteruan tidak pernah menguntungkan. Sebaliknya, hal ini dapat menimbulkan kerugian besar bagi siapa saja yang terlibat. Oleh sebab itu, berusahalah untuk sebisa mungkin tidak berselisih dengan orang lain.

Jika pun ada perbedaan, jangan jadikan sebagai faktor untuk menciptakan permusuhan. Bukankah hidup dalam keberagaman dan saling pengertian akan terasa jauh lebih nyaman?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us