3 Tanda Perundungan Tersembunyi Melalui Humor dalam Hubungan

- Dia selalu bercanda tentang bagian diri yang membuatmu merasa insecure.
- Sering menggunakan sarkasme dalam komunikasi sehari-hari.
- Menggunakanmu sebagai bahan candaan di depan orang lain.
Banyak orang ingin punya pasangan humoris yang lucu, suka bercanda, dan easy going. Tertawa pun bisa menjadi pembangun keintiman dalam hubungan. Tapi kamu harus pahami, tidak semua bercandaan lucu dan patut menjadi humor dalam hubungan.
Contohnya, penghinaan dan sarkasme. Lelucon seperti merendahkan kepribadian partner bukan malah mempererat, malah menanamkan sakit hati yang meledakkan konflik di kemudian hari.
Ada perbedaan antara seseorang yang tertawa bersamamu, dengan seseorang yang tertawa padamu. Jangan terkelabui oleh kata “humor”, kamu jadi mewajarkan bahkan menormalisasikan bercandaan yang menyakiti hati. Ini, nih, tiga tanda perundungan tersirat di balik candaan pasanganmu. Segera dikomunikasikan, ya!
1. Dia selalu bercanda tentang bagian diri yang membuatmu merasa insecure

Setiap kita pasti punya bagian tertentu yang membuat merasa rendah diri. Entah itu menyangkut hal fisik seperti tinggi atau berat badan, ataupun hal-hal eksternal seperti keadaan keluarga dan finansial. Apa pun itu, pastinya kamu akan memberi tahu orang terdekat bahwa hal tersebut adalah area sensitif yang tidak ingin kamu jamah.
Tapi, bila pasanganmu sering mengatakan hal ini dengan dalih lelucon, maka jangan dinormalisasikan. Orang seperti ini biasanya menggunakan humor untuk menutupi rasa hormat atau respect dalam hubungan. Tanpa disadari, terbentuk perundungan dimana doi kerap mengatakan hal yang membuatmu sakit hati.
Kalau kamu tidak pernah speak up tentang ini, bisa-bisa pasanganmu akan terus mengabaikan batasan yang kamu beri. Rasa tidak nyamanmu dianggap bagai angin lalu, karena kamu tidak pernah benar-benar tegas dengan perasaanmu sendiri.
2. Sering menggunakan sarkasme dalam komunikasi sehari-hari

Mungkin awalnya bukan sesuatu yang serius, hanya terdengar seperti candaan sehari-hari. Sarkasme mungkin bisa terdengar menyenangkan dalam dosis kecil, tapi bila digunakan sehari-hari bahkan menjadi bahasa utama dalam percakapan kalian, maka ini bisa menandakan kebencian atau frustrasi yang lebih dalam.
Humor semacam ini bisa menjadi bentuk agresi tidak langsung atau cara mengritik tanpa benar-benar mengonfrontasi. Dikutip dari Psychology Today, sebuah studi tahun 2022 oleh Personality and Individual Differences menemukan bahwa orang yang terbiasa mengatakan sarkasme, ironi, atau sinisme cenderung punya sifat manipulasi dan menggunakan orang lain sebagai kontrol.
Cara seseorang bercanda ternyata bisa mencerminkan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain secara emosional. Kalau ini mulai terendus dalam hubungan dan membuatmu merasa tidak nyaman, segera komunikasikan dengan pasangan.
3. Menggunakanmu sebagai bahan candaan di depan orang lain

Apa pasanganmu pernah menggunakan cerita konyol atau memalukanmu untuk hiburan orang lain? Rasanya pasti malu, kesal, dan merasa terkhianati. Pasangan yang seharusnya menjadi pendukung malah mempermalukanmu di tempat umum.
Tentu ini bukan humor yang sehat dalam hubungan. Kalau kamu tidak bisa tertawa untuk candaannya, berarti candaan itu di luar batas. Bila kamu kerap membiarkan, maka akan menjadi bumerang waku untuk hubungan kalian ke depannya.
Tidak semua humor layak untuk ditertawakan. Walau kelihatannya sepele, kamu tetap tidak boleh menormalisasikan humor yang salah. Segera komunikasikan hal ini dengan partnermu, agar konflik segera menemukan penyelesaian dan tidak merembet kemana-mana.