5 Alasan yang Membuatmu Kesulitan Menemukan Teman Curhat yang Pas

Modal saat akan curhat ke teman adalah kamu harus punya rasa percaya kepadanya dulu. Sebab kemungkinan apa yang akan kamu ceritakan nanti, menyangkut permasalahan yang sifatnya pribadi banget.

Nah, gimana mau dapat teman curhat yang pas, kalau kamu saja sulit percaya pada orang lain. Sekali pun itu teman-teman terdekat yang sudah pasti loyal dan tulus padamu. Ya, ujung-ujungnya kamu kembali memendam masalahmu seorang diri lagi, deh. 

Boleh dibilang lingkar pertemananmu sekarang semakin sempit. Hanya tersisa beberapa teman saja yang terhitung dekat. Makanya, masalah yang kamu hadapi juga kemungkinan bersumber atau bersinggungan dengan salah satu di antara mereka.

Gak mungkin, dong kamu mau curhat ke salah satu teman yang masih dalam inner circle yang sama? Takutnya nanti malah membuat persahabatan kalian jadi terpecah belah. Sementara mau cari teman curhat di luar geng-mu ini, semakin gak mungkin lagi. Karena mereka tak sedekat teman-temanmu ini. 

Pengalaman masa lalu yang tidak mengenakan juga bisa menimbulkan trauma jika ingin mengulanginya lagi. Seperti ketika dulu masalah pribadimu berakhir jadi bahan gosip yang dibocorkan oleh teman curhatmu sendiri. Padahal sebelumnya kamu sudah percaya banget padanya, lho. 

Oleh karena itu, sekarang saat ada masalah pelik kamu jadi ragu-ragu buat membeberkannya ke orang lain. Kamu memilih memendamnya seorang diri meskipun tahu dengan curhat beban pikiranmu akan sedikit berkurang. Gini, ya gak semua orang itu sama saja, kok. Ada satu teman yang berbuat jahat ke kamu, bukan berarti teman-teman yang lain juga demikian. Masih banyak, kok sahabat yang bisa dipercaya. 

Tujuan curhat yang utama itu apa, sih? Tentu saja untuk mendapatkan rasa lega dan dukungan moral, kan? Nah, kalau ekspektasimu sudah tinggi, ya jangan harap sesi curhatmu akan berjalan seperti yang diinginkan, dong. Misalnya, nih kamu berharap dengan curhat ke teman dia bisa membantumu menemukan solusi untuk masalahmu ini. 

Nah, ini yang keliru. Kalau soal jalan keluar, ya baiknya kamu cari sendiri, dong. Tugas teman curhat itu hanya mendengarkan dan memberikan saran. Bukan bertanggung jawab sekalian terhadap masalahmu itu. Beban banget, dong posisi temanmu kalau begini. Masa iya, jika dia gak bisa kasih solusi, kamu bakal marah dan berkata percuma sudah capek-capek cerita ke dia? Jahat banget, deh!  

Baru menghadapi masalah pelik, kamu tetap gak lupa memikirkan perasaan orang lain. Seperti ketika akan curhat ke salah satu teman, kamu berpikir apakah ini gak akan membuat dia ikut terbebani? Sementara mungkin saja temanmu itu juga sedang menghadapi masalah yang sama beratnya. Gak enak, ah kalau kamu malah mau menambahi beban pikirannya.

Bagus, sih itu artinya kamu punya jiwa sosial yang tinggi. Tapi rasanya gak perlu sampai berpikir demikian, deh. Toh, nantinya kalian bisa saling berbagi cerita, kok. Siapa tahu dengan sama-sama terbuka, kalian bisa cari solusinya bersama. Jadi lebih gampang menemukan jalan keluar, kan kalau dihadapi bareng-bareng begini? 

Di antara kelima alasan di atas tadi kira-kira ada, gak nih yang sesuai dengan kondisimu saat ini? Jika sudah tahu alasannya, kan kamu jadi lebih gampang buat menyesuaikan diri. Lagi pula kamu bisa menilai, kok di antara teman-teman terdekatmu mana yang paling bisa dipercaya untuk berbagi cerita. Semoga setelah ini kamu gak kesulitan menemukan teman curhat yang tepat lagi, ya!