Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Bijak Menyikapi Wacana Poligami Buat Para Cewek

pixabay/White77
pixabay/White77

Wacana poligami sempat kembali santer beberapa waktu terakhir akibat pendapat seorang tokoh politik yang menolak peraturan atau undang-undang yang memperbolehkan poligami. Tak terelakkan, wacana tersebut menimbulkan pro dan kontra serta ramai diperbincangkan di dunia nyata maupun media sosial. 

Di antara para gender, para perempuanlah yang paling banyak menolak poligami masuk dalam kehidupan mereka. Sebab, kaum lelaki pada umumnya tidak masalah dan merasa senang berkesempatan punya banyak istri. Bagaimanapun, itulah fitrahnya laki-laki. Meski demikian, ada juga pria yang lebih memilih setia dan melimpahkan cinta pada satu istrinya.

Adapun alasan yang banyak melandasi orang-orang menentang poligami adalah anak dan istri yang ditelantarkan begitu saja hingga mereka kekurangan dalam berbagai aspek seperti ekonomi, kasih sayang dan psikologi. Hal itu dianggap sebagai efek buruk poligami dalam sebuah keluarga. Padahal, poligami juga menjadi solusi atas kondisi tertentu yang menimpa seseorang atau keluarga.

Nah, bagaimana seharusnya para wanita menyikapi wacana poligami? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Tak perlu membenci dan menentang keras

unsplash/AllefVinicius
unsplash/AllefVinicius

Poligami tak perlu ditentang keras ataupun dibenci, Guys! Sebab, poligami yang diatur dalam kitab suci atau syari'at bukanlah kewajiban atau paksaan. Poligami hanyalah opsi yang bersifat solutif bagi orang-orang yang terbentur masalah yang mengharuskannya menambah istri dalam bahtera rumah tangga.

Bahkan, jikalau memang mampu, laki-laki tetap diperbolehkan jika memang jatuh cinta lagi, sekadar ingin, merasa mampu dalam berbagai aspek sebagai prasyarat dan sejenisnya. Selain itu, tidak semua laki-laki memilih jalan tersebut, justru menjaga kesetiaan terhadap satu istri dan berkomitmen sampai akhir. Pada dasarnya, itu sah-sah saja.

2. Bukan poligami yang salah, tapi pelakunya

unsplash/CristianNewman
unsplash/CristianNewman

Poligami sama sekali tidak bisa disalahkan dalam berbagai kasus rumah tangga yang hancur, anak-anak yang tak diperhatikan oleh orangtua dan deretan masalah lainnya. Poligami jelas menjadi solusi dalam beberapa kasus seperti suami yang bertugas di tempat jauh diikuti tempo waktu yang lama, istri tak bisa memberikan keturunan, wanita yang butuh perlindungan, istri yang menginginkan kebahagiaan suaminya dan sebagainya.

Jika terdapat problem dalam keluarga yang terdapat praktik poligami, maka pelakunyalah yang melakukan kesalahan, bukan sistem poligami itu sendiri.

3. Poligami hadir sebagai solusi, bukan sekadar keinginan sesuka hati

unsplash/rawpixel
unsplash/rawpixel

Jika memang bisa bertahan dengan satu istri, mengapa harus poligami? Jika memang hanya mampu menafkahi satu istri secara lahir dan batin, mengapa harus poligami? Jika menambah istri justru memunculkan problem baru dalam kehidupan, mengapa harus poligami? Jika pria merasa tak bisa adil dan mampu membimbing istri lebih dari satu, mengapa harus poligami?

Jawabannya, poligami tidak diperlukan dalam kondisi tersebut. Seorang pria seharusnya mampu mengukur kemampuannya dalam segala aspek untuk menambah perempuan ke daftar keluarga. Poligami hadir sebagai solusi, bukan keinginan sesuka hati.

4. Mendewasakan diri agar selalu menjadi pribadi menyenangkan untuk pasangan

unsplash/JennyMarvin
unsplash/JennyMarvin

Meski belum menikah, para gadis sebaiknya membekali diri dengan ilmu berkeluarga yang mumpuni. Mereka harus tahu persis kondisi-kondisi terburuk yang berpotensi timbul dalam berkeluarga. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi cenderung pada persiapan diri.

Bukankah tidak ada hidup yang sempurna dan mulus tanpa ujian di dalamnya? Tapi, tanggap bencana adalah sikap terbaik yang perlu dimiliki. Bukan masa bodoh atau malah mengabaikan poin-poin penting sebagai persiapan.

Para gadis, istri maupun ibu mesti terus belajar mendewasakan diri. Maksudnya, berusaha mengedepankan kepentingan bersama dalam hal apapun, bukan memajukan ego pribadi demi mencapai kepuasan pribadi. Pasangan yang memilih mempertahankan ego masing-masing berpeluang pecah paham dan jauh dari keharmonisan. Jadi, hindarilah potensi buruk itu dengan bersikap dewasa.

5. Poligami hanya diperuntukkan bagi pria yang mampu

unsplash/BradNatheary
unsplash/BradNatheary

Poligami pun membutuhkan syarat yaitu kemampuan pria untuk melakukannya. Kemampuan fisik, psikis, dan ekonomi menjadi satu di antara syaratnya. Jika seorang pria mudah baper dan tak pandai mengendalikan emosi serta logikanya, sebaiknya jangan poligami dulu.

Jika menambah istri justru membuat pria tak mampu memberi jaminan ekonomi secara terus-menerus, sebaiknya jangan poligami dulu. Jika pria masih suka malas-malasan dan tak mampu mencintai keberadaan anak sepenuh hati, sebaiknya jangan poligami dulu. Jika memang ingin menambah istri, dewasakanlah diri terlebih dahulu. 

Nah, itulah sikap bijak bagi para cewek menghadapi wacana poligami yang bisa santer sewaktu-waktu. Selamat berpikir!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agustin Fatimah
EditorAgustin Fatimah
Follow Us