5 Ciri Kamu Ada dalam Hubungan yang Abusive, Yakin Mau Terus Bertahan?

Hubungan yang sehat, seharusnya membebaskan dan mendukung pertumbuhan. Bebas untuk mengeksplorasi dirimu sehingga menjadi pribadi yang sama-sama terus berkembang bersama pasangan.

Namun, itu tak terjadi pada hubungan yang abusive. Ia berusaha untuk terus menekanmu, agar bergantung padanya. Pasanganmu akan berusaha mengatur dengan siapa kamu berteman, keluarga yang mana saja kamu boleh dekat, seperti apa gaya berpakaian yang kamu kenakan, pilihan karier yang menurutnya paling tepat untukmu, dan sebagainya.

Meski mengatakannya dengan manis dan tutur kata lembut, kamu wajib waspada kalau pasanganmu sudah mengatur-atur sampai soal ‘printilan’ di hidupmu. Karena hal tersebut bisa jadi kode keras hubungan cintamu itu toksik.

Ciri lain dari pasangan yang abusive, adalah senang memanipulasi. Ia manipulator ulung untuk menimpakan kesalahannya ke orang lain, termasuk ke kamu. Walaupun, dia sendiri yang jadi biang keroknya.

Bila jelas dia yang bersalah, jangan termakan kepiawaiannya bersilat lidah. Bantah tudingannya yang berusaha membuatmu jadi pihak yang bersalah. Karena kalau didiamkan, ia akan mencium aroma kelemahan dalam dirimu, sehingga bisa terus dimanipulasi.

Cara lain yang kerap dilakukan pasangan abusive untuk mengendalikanmu adalah dengan mengancam. Ketika kamu tak mau menuruti keinginannya, ia akan mengancam untuk mengakhiri hubungan atau malah mengancam mengakhiri hidupnya.

Kalau sudah menyangkut urusan hidup mati, tanda kalau kamu wajib segera pisah darinya. Hal tersebut jadi lampu merah, kalau ada yang ‘salah’ dengan dirinya. Khawatirnya, dia akan melakukan aksi nekat yang menakutkan, seperti menyebarkan video intimmu, meneror kehidupan pribadimu, dan lain sebagainya. Seram!

Kamu pun perlu mewaspadai perangai pasanganmu yang mudah meledak-ledak ketika marah, meski untuk urusan sepele. Apalagi kalau sampai banting-banting barang. Duh, itu menyeramkan, lho!

Pasangan yang berlaku seperti itu, pertanda gak memiliki kendali terhadap dirinya sendiri. Sekarang, sih, yang dibanting barang. Kalau kamu bertahan terus bersamanya, bukan tak mungkin, kamu yang jadi sasaran. Inilah awal mula kekerasan yang biasa terjadi di dalam rumah tangga.

Ada luka fisik yang bisa membuat tubuh lebam dan berdarah, ada pula luka psikis yang meski tak berdarah, tapi fatal efeknya. Luka inilah yang dapat disebabkan perbuatan kekerasan secara verbal.

Jadi, kalau pasanganmu saat ini suka marah-marah dengan mengeluarkan kata-kata kasar, meremehkan, hinaan, cacian, pokoknya segala hal yang sama sekali gak pantas keluar dari mulut manusia beradab, mending mundur deh. Sebelum kondisi mentalmu berdarah-darah akibat luka kekerasan verbal yang selalu dilakukan olehnya.

Bila memang tanda-tanda yang telah diuraikan tadi ada pada hubunganmu saat ini, pastilah kata hatimu gak bisa diam, dan logikamu pasti berpikir bahwa ada yang keliru. Jangan abaikan, segera keluar dari hubungan tersebut. Dia bukanlah pasangan yang pantas kamu pertahankan!