Tanpa disadari, keinginan untuk menjaga arah sebuah hubungan bisa berubah menjadi kebutuhan untuk mengendalikan. Ada kalanya peran dominan dalam hubungan terasa seperti bentuk perhatian, padahal bisa saja itu justru menekan ruang gerak pasangan. Dalam hubungan sehari-hari, kecenderungan seperti ini kerap muncul dalam bentuk kecil misalnya memilihkan, mengatur, hingga mengarahkan dan semuanya dilakukan dengan dalih “demi kebaikan bersama”.
Padahal, ketika satu pihak terlalu mendominasi, keseimbangan hubungan pun perlahan tergeser. Jika dibiarkan terus-menerus, relasi bisa berubah menjadi medan satu arah, bukan lagi tempat saling tumbuh. Agar kamu bisa mengenali tanda kalau kamu dominan atau tidak dalam hubungan, berikut lima tanda yang bisa kamu perhatikan.