Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pasangan pria dan wanita sedang bertengkar (pexels/Timur Weber)

Intinya sih...

  • Orang avoidant sulit mengungkapkan perasaan secara terbuka dan cenderung menyimpan emosi karena takut terluka.

  • Mereka menghindari komitmen dalam hubungan karena merasa tertekan dan takut kehilangan kebebasan.

  • Orang avoidant cenderung menarik diri saat ada masalah, terlihat cuek tapi sebenarnya peduli dengan cara mereka sendiri.

Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang selalu menjaga jarak dalam hubungan, bahkan seolah-olah takut dekat dengan orang lain? Bisa jadi orang tersebut memiliki kepribadian avoidant. Tipe ini dikenal suka menghindar ketika hubungan mulai terasa terlalu dekat, baik dalam pertemanan, percintaan, maupun relasi keluarga.

Orang yang avoidant sebenarnya tetap ingin terhubung dengan orang lain, tetapi mereka memiliki kecemasan tersendiri dalam membangun kedekatan emosional. Sering kali, mereka justru menjauh ketika seseorang mulai menunjukkan perhatian lebih. Yuk, kita bahas lebih dalam ciri-ciri orang avoidant agar kamu bisa lebih memahami mereka!

1. Sulit mengungkapkan perasaan

ilustrasi pasangan romantis (pexels/Katerina Holmes)

Orang dengan kepribadian avoidant biasanya kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka. Mereka lebih sering memendam emosi dan memilih untuk menyimpannya sendiri, meski di dalam hati sebenarnya mereka ingin dipahami.

Bagi mereka, membuka diri secara emosional terasa seperti tindakan yang berisiko. Mereka takut jika terlalu jujur, orang lain akan memanfaatkannya atau bahkan melukai mereka. Inilah alasan kenapa orang avoidant sering terlihat tertutup dan sulit diajak bicara dari hati ke hati.

2. Menghindari komitmen

ilustrasi cincin nikah (pexels/Doğukan Benli)

Komitmen sering menjadi hal yang menakutkan bagi orang avoidant. Mereka cenderung merasa tertekan ketika sebuah hubungan mulai mengarah ke sesuatu yang serius. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka bisa tiba-tiba menjauh tanpa alasan yang jelas.

Bukan berarti mereka tidak mau berhubungan atau tidak serius, tetapi ada ketakutan dalam diri mereka bahwa komitmen akan membuat mereka kehilangan kebebasan. Akibatnya, mereka sering menunda keputusan penting, menghindari pembicaraan serius, atau menolak hubungan yang menuntut kedekatan emosional yang dalam.

3. Sering menarik diri saat ada masalah

wanita merenung di samping jendela (pexels/MART PRODUCTION)

Orang avoidant cenderung menghindari konflik atau situasi yang membuat mereka tidak nyaman. Saat menghadapi masalah, mereka lebih memilih menarik diri daripada menghadapi dan menyelesaikannya bersama. Bahkan, mereka bisa menghilang tanpa memberikan penjelasan yang memadai.

Sikap ini bukan karena mereka tidak peduli, tetapi karena mereka merasa canggung dan takut tidak mampu mengatasi tekanan emosional. Dengan menjauh, mereka berharap situasi bisa membaik dengan sendirinya. Sayangnya, hal ini sering membuat orang lain merasa diabaikan dan tidak dianggap penting.

4. Terlihat cuek, tapi sebenarnya peduli

orang memberi selimut kepada pasangan wanitanya saat tidur (pexels/Min An)

Orang dengan kepribadian avoidant sering terlihat cuek, dingin, atau bahkan tidak peduli. Namun, di balik sikap tersebut, sebenarnya mereka tetap memiliki rasa sayang dan perhatian. Mereka hanya tidak pandai mengekspresikan perasaan dengan cara yang terbuka dan hangat.

Perhatian mereka sering ditunjukkan lewat cara-cara kecil yang terkadang tidak disadari, seperti membantu diam-diam, memastikan kamu baik-baik saja dari jauh, atau memberi ruang saat kamu membutuhkannya. Jadi, meski terkesan acuh, bukan berarti mereka benar-benar tidak peduli.

5. Lebih nyaman dengan hubungan yang ‘ringan’

ilustrasi pasangan yang tidak terlalu dekat (pexels/ylham)

Orang avoidant cenderung lebih merasa nyaman saat berada dalam hubungan yang ringan dan santai. Mereka tidak suka hubungan yang terlalu menuntut perhatian, kedekatan emosional, atau intensitas pertemuan yang tinggi. Semakin dalam sebuah hubungan, semakin besar pula dorongan mereka untuk menjaga jarak.

Interaksi yang fleksibel dan tidak terlalu mengikat membuat mereka merasa aman. Biasanya, mereka memilih hubungan yang penuh kebebasan, tanpa tekanan untuk selalu hadir atau berbagi semua hal pribadi. Mereka ingin tetap terhubung, tetapi dengan batasan yang menurut mereka cukup nyaman.

Memahami ciri-ciri orang avoidant bisa membantu kita melihat sisi lain dari kepribadian mereka. Mereka bukan orang yang tidak butuh hubungan, hanya saja ada rasa takut dan kecanggungan yang membuat mereka sulit terbuka. Dengan pendekatan yang penuh kesabaran dan pengertian, orang avoidant perlahan bisa merasa aman untuk membangun hubungan yang lebih sehat.

Kalau kamu memiliki teman, pasangan, atau bahkan kamu sendiri memiliki kecenderungan avoidant, tidak ada salahnya untuk mulai belajar mengenali perasaanmu. Memberi ruang itu penting, tapi jangan sampai kamu kehilangan kesempatan untuk merasakan kedekatan yang tulus hanya karena terlalu lama menjaga jarak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team