5 Ekspektasi yang Salah dari Calon Pengantin tentang Pernikahan

Kita sering terbuai dengan kisah cinta para pasangan legendaris seperti Romeo dan Juliet, atau Laila dan Majnun. Kisah cinta mereka menjadi inspirasi untuk menciptakan hubungan abadi yang harmonis.

Nyatanya tidak semudah yang dipikirkan. Dalam rutinitas sehari-hari akan ada saja masalah-masalah kecil yang merenggut kemesraan pasangan. Bayangan tentang indah dan mesra terkadang menjadi mimpi di awal-awal saja.

Meskipun sangat mencintainya, bukan berarti kita dengan mudah menerima kekurangannya. Adakala kita sering dibuat kesal, marah, dan lelah dengan perangai pasangan. Belajar menerima kekurangan pasangan bisa jadi membuat kita siap dan sabar menghadapi perangainya nanti.

Cinta memang butuh pengorbanan. Tetapi memberikan cinta dan berkorban secara berlebihan pun tidak baik. Ada saatnya dalam hubungan kita tidak perlu berkorban apa-apa. Memberikan kebebasan kepada pasangan dapat mendorong kemandirian dan sikap saling percaya.

Dukungan dan dorongan dari pasangan membuat kita bergairah dalam melakukan sesuatu. Tetapi dalam rumah tangga, ada saatnya dua kepala saling berbeda pandangan dan pendapat. Berharap dukungan penuh dari pasangan sah-sah saja, tetapi jangan jadikan patokan bahwa dia akan mendukungmu sepanjang waktu.

Selalu menghabiskan waktu bersama sepanjang hari, bulan, sampai tahunan. Apakah kamu yakin tidak akan bosan padanya? Meski saling cinta, namun perasaan bosan untuk bersama akan kalian rasakan dalam usia pernikahan yang semakin matang.

Meski menjalani pernikahan itu tidak mudah, bukan berarti kalian tidak akan mampu melewatinya. Banyak pasangan yang tetap mesra meski sudah menikah bertahun-tahun. Kuncinya adalah saling percaya dan ikhlas menjalaninya.