5 Hal Ini Pasti Dirasakan Sama Kamu yang Punya Pacar Cuek

Setiap individu itu unik dengan karakternya masing-masing, begitupun dengan orang terkasihmu. Memang tak bisa dipungkiri, banyak cewek yang mendambakan mempunyai kekasih yang kasta romantisnya setara aktor-aktor dalam drama Korea. Namun, jangan harap itu akan kamu temukan dalam diri seorang pacar yang cueknya memang sudah mengakar.
Daripada terlanjur makan hati, lebih baik buang jauh-jauh segala ekspektasi, bahwa si dia akan tiba-tiba datang ke rumah dengan seingkat mawar merah saat Valentine, kue ulang tahun atau deretan kata-kata puitis merayakan ulang tahunmu, atau bahkan sekedar ucapan Happy Anniversary diikuti nyanyian dan petikan gitarnya.
Berikut mungkin yang khatam kamu alami ketika menjalin hubungan dengan cowok yang level cueknya sudah 'warbiyasah'!
1. Kamu tak jarang merasa ragu dengan perasaannya terhadapmu.

Benar sih, secara status, kamu adalah pacarnya. Tapi, hati manusia siapa yang tahu, ‘kan? Akibat sikap super cueknya itu, kamu sibuk dengan beragam asumsi negatif yang menjalar di kepalamu. Misalnya, dia mungkin hanya menjadikanmu pelarian sejak awal kalian menjalani hubungan, dia hanya iseng saat menembakmu dulu, dia masih punya rasa yang mengendap pekat pada mantan terindahnya, dia menemukan cewek lain yang membuatnya tergila-gila, dia sudah bosan dengan hubungan kalian sehingga sengaja bersikap cuek agar kamu lekas peka lalu minta putus, dia punya selingkuhan tapi segan mau memutuskan hubungan denganmu karena menurutnya kamu sudah terlanjur sayang padanya, dia mungkin terikat padamu karena kalah taruhan dengan teman-temannya, atau bahkan dia punya hutang budi pada seseorang untuk menjagamu secara spesial.
Kamu yang perasaannya sudah kadung mendalam tentu akan berusaha berpikir lebih tenang, karena dari lubuk hatimu, kamu masih sangat ingin mempertahankan hubungan kalian. Yah, walau rasanya semakin menusuk dengan sikap cueknya itu. Duh! Namun, bagi kamu yang memang sudah jengah, tentu kata ‘putus’ adalah muara dari segala ketidaktahananmu menghadapi cowok dengan tipe seperti itu.
2. Ketika teman-temanmu bercerita tentang betapa pacar-able pacarnya merayakan hari jadi mereka, kamu cuma bisa nyengir giliran ditanya balik.

Duh, pedih! Namanya juga cewek (yang sudah punya tambatan hati), pembahasannya pasti tidak akan jauh dari yang namanya ‘cowok’. Bagi kamu dengan pacar yang cuek, ini ibarat amuk masa lantaran cuma kamu yang tidak memiliki kisah romantis ala-ala FTV yang bisa diumbar untuk membuat mereka terpana. Skenario terburuknya, kamu mungkin akan lebih memilih untuk cukup mendekam dalam kamar sambil memandangi chat history kalian dan bertanya-tanya dalam hati, cowokmu kira-kira sekarang lagi apa, atau bagaimana responnya seandainya kamu chat dia sekarang, kemungkinan dia mau atau tidak menemanimu nonton festival musik Jazz pada akhir pekan ini, dan sederet hal lain yang ujungnya kamupun batal menghubunginya.
Berharap dia yang bakal menghubungi duluan? Duh, lebih baik kubur sedalam-dalamnya harapan semu itu. Jangankan pesta ulang tahun meriah, dikasih ucapan Selamat Ulang Tahun saja kadang harus dipancing dulu, entah dia ingat tanggal ulang tahunmu atau tidak, dan itupun cuma sekedarnya. Bahkan, suatu pagi di kirimi ucapan ‘Selamat pagi, sayang.’ saja, kamunya udah parno duluan. Tumben, dia kesambet setan apaan!
3. Kadang, kamu merasa seperti bicara dengan tembok setiap kali mengeluh akan kecuekannya.

Kamu mungkin bermaksud baik agar tidak ada yang terkesan disembunyikan dari hubungan kalian. Kamu sadar, hubungan ini dijalani oleh dua orang; kamu dan dia. Jika dia terus saja membuatmu gerah dengan sifat cueknya itu, dan kamu terus saja segan untuk jujur mengutarakan keresahanmu, tentu hal tersebut ibarat parasit bagi kelanjutan hubungan kalian. Diapun mungkin tidak akan sadar telah membuatmu jengah, namanya juga cuek! Cuek dengan tidak peduli itu kadang bedanya cuma setipis benang.
Namun, sekeras apapun kamu berusaha, tetap saja hasil yang kamu dapatkan tak akan jauh berbeda. Dia cuma merespon celotehanmu dengan seadanya, bahkan terkesan datar-datar saja, dengan jurus andalannya ‘Iya… iya.., iya, aku minta maaf. Iya… iya, aku janji ga bakal kayak gitu kagi. Iya, iya, sayang.’. Pun jika dia meletakkan lebih banyak emosi, dia mencoba meredakan emosimu dengan pelukan singkat sambil membisikkan ‘Jangan marah-marah terus, aku ga mau kita berantem. Aku sayang kamu.’, dan seketika kamu meleleh dan lupa kata-kata pamungkas apa yang sejak seminggu lalu kamu rencanakan untuk menyerang si cuek itu. Sayangnya, tak perlu menunggu lama, sikap cueknya akan kembali kamu temui bahkan sebelum dia mengantarmu pulang. Duh!
4. Lebih sendu lagi, kamu lebih sering di biarkan mengurus ini dan itu sendirian. Pada akhirnya membuatmu bertanya-tanya tentang posisimu baginya.

Di satu sisi, kamu mungkin harus bersyukur di anugerahi cowok yang mengajarimu untuk mandiri, tapi hal itu juga kadang seperti bumerang bagimu karena terkesan tak dianggap sebagai seseorang yang spesial baginya. Padahal, maksud kamu ketika minta ditemani ke toko buku bukan karena kamu takut pergi sendiri, namun hanya ingin menikmati hari sambil mengetahui lebih dalam tentang seleranya. Sayangnya, dia terlalu cuek untuk mengerti itu, dan kamu kadang terlalu malu untuk mengatakannya secara gamblang. Lalu? Aih, sudahlah.
5. Entah dia yang memang tidak peka atau memang sudah tidak peduli, hal ini tak luput dari pemikiranmu ketika kamu berkeluh kesah.

Tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah, kamupun begitu. Setegar-tegarnya kamu (menghadapi pacar yang cueknya minta ampun), akan ada masanya ketika kamu sangat ingin menumpahkan segala resah pada orang terdekat, yang dalam hal ini adalah kekasihmu.
Bagi kamu yang punya pacar cuek, mungkin sudah hafal dengan segala respon monotonnya, yang kadang membuatmu berpikir ulang untuk berkeluh kesah padanya, seperti ‘Iya…’, ‘Hmmm…’, ‘Oh, gitu…’, ‘Lain kali jangan kayak gitu lagi ya…’, ‘Terus?’, dan sederet kata-kata hematnya. Padahal, di saat seperti itu, kamu hanya ingin (setidaknya) sedikit dimanja, tapi sayangnya, kekasih cuekmu itu sungguh terlalu ~
Namun, percayalah, di balik itu semua, seorang cowok yang walau cueknya sudah level dewa sekalipun, selalu ada tempat khusus bagimu yang adalah pilihan hatinya. Percayalah, kamu adalah wanita spesial baginya. Dia mungkin hanya tidak handal dalam mengekspresikan perasaanya padamu. Dia mungkin ingin memanjakanmu, tapi dia merasa canggung sekali bahkan hanya membayangkan deretan kata romantis yang akan terlontar dari bibirnya; Itu bukan dia yang sesungguhnya, dia hanya tak mau berdusta padamu dengan melakoni peran orang lain.
Dia juga mungkin ingin siap sedia 24 jam berada di sampingmu, tapi dia sadar bahwa bukan hal baik bagimu jika kamu terlalu terikat padanya. Dia hanya ingin kamu menjadi wanita yang cukup kuat, karena dia mencoba untuk realistis bahwa dunia terlalu kejam untuk orang lemah; Begitulah caranya menjagamu.
Begitulah caranya menjagamu.
Bahkan sekedar mengucapkan selamat ulang tahun saja sudah membuatnya berdebar tak karuan, namun setidaknya dia jujur tanpa harus mengumbar kalimat yang membuatmu melayang. Namun, sesederhana apapun kalimatnya, itu sudah cukup membuatmu berbunga-bunga karena ada cinta yang tulus di setiap helaan nafasnya.
Dia mungkin hanya terlalu lelah dengan setumpuk buku yang harus di pelajarinya atau segunung berkas yang harus diperiksanya ketika dia hanya membalas chat-mu dengan singkat. Dia hanya sedang sibuk membanting tulang, karena dia tahu tidak akan semudah itu untuk meminta izin meminang putri tersayang ayahmu. Untungnya, kamu tidak perlu khawatir berlebihan jika si dia akan repot-repot untuk berpindah hati.
Dia tak akan melepaskan kamu dari genggamannya. Ketika dia tak menanyakan apakah kamu sudah makan atau belum, hal itu karena dia sepenuhnya percaya bahwa kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang kesehatanmu. Jika kamu saja tidak cakap mengurus dirimu, bagaimana mungkin kamu akan cukup di percaya mampu berbagi bahu dengannya untuk membesarkan buah hati kalian nanti? Kan gitu.
Dia pun pernah terpikir untuk merayakan ulang tahunmu dengan bunga-bunga, kue cantik berbentuk hati, atau rangkaian kata puitis, tapi dia terlalu malu untuk melakukan itu. Atau, mungkin, baginya cinta tidak hanya sekedar kata tapi aksi nyata ketika dia memeras keringat untuk menabung nafkah agar lekas mempersuntingmu, karena dia sepenuhnya sadar bahwa kue pernikahan dan dekorasi gedung tidak diperoleh dengan untaian kata manis pada Wedding Organizer.
Dia mungkin merasa bersalah ketika tak bisa berucap banyak ketika kamu sedang kalut, dia mungkin hanya bukan tipikal lelaki yang gemar mengumbar kata-kata penenang namun hanya sebagai pemanis belaka. Baginya, sebuah pelukan adalah senjata paling ampuh untuk mendamaikan gemuruhmu, karena dia sadar bahwa ada cinta yang nyata dalam pelukannya, walaupun tanpa kamu sadari diapun ikut memutar otak menemukan solusi atas keluhanmu. Sekalut-kalutnya kamu, dia bahkan jauh lebih kalut melihat orang tersayangnya kalut. Dia hanya tidak cukup terampil untuk memainkan raut mukanya.
Pola pikirnya yang anti-ribet membuat hubungan kalian jauh dari kata drama, karena dia selalu punya jurus jitu untuk membuatmu kembali ke dunia nyata. Kamu mungkin kesal ketika dia merespon omelanmu hanya dengan kata ‘Iya’, padahal dia hanya tidak ingin hubungan kalian menjadi retak jika dia terlalu maju bicara walaupun sebenarnya ada kata-katamu yang (kadang) menyakitinya. Tapi dia memilih untuk berlapang dada dan mencoba mengerti bahwa kekasihnya tidak bermaksud menggores hatinya. Dia hanya ingin hubungan kalian tetap bertahan; kamu terlalu berharga untuk dilepaskannya. Percayalah, di balik gaya cueknya, dia memiliki cinta yang dalam padamu.
Bersyukurlah, kamu diberi kesempatan untuk belajar lebih memaknai ragam karakteristik manusia, yang pada akhirnya mengasah kedewasaanmu. Bertahanlah, dia sedang memperjuangkanmu mati-matian dengan caranya. Berbahagialah, karena hanya kamu yang menjadi rumah baginya.
Selamat yah, kamu!