Saat masih muda, seseorang cenderung menginginkan segera mendapat pasangan. Apalagi dalam budaya timur, pernikahan adalah salah satu momen yang tak luput dari aspek hidup manusia. Setelah sekolah, bekerja dan punya karier bagus, orang sering menanyakan kapan kamu ingin punya pasangan.
Nah, ingin punya pasangan tentunya boleh-boleh saja. Namun, jangan sampai lima motivasi ini yang kamu jadikan pondasi dalam memulai sebuah hubungan. Apa saja?
Perlu kamu sadari, yang akan menikah dan membangun hidup rumah tangga adalah dirimu. Sehingga, ada baiknya jangan menikah dengan alasan kamu sudah terdesak dan ingin membahagiakan orang lain.
Jika memang dirasa kamu belum siap, maka jangan pernah mengikuti kata orang lain. Karena hanya akan membawa penyesalan di akhir.
Menikahlah jika memang kamu sudah siap dan yakin dengan orang yang akan menikah denganmu. Menikahlah karena memang hatimu berkata demikian. Jangan dari orang lain.
Hal yang perlu diketahui, bahwa membangun rumah tangga juga akan memiliki konflik tersendiri. Jadi, jika motivasimu menikah untuk bahagia, sebaiknya kamu pikirkan terlebih dahulu. Apalagi saat sudah menikah, masalah harus diselesaikan oleh dua kepala yang beda karakternya.
Sehingga, ketika kamu menikah jangan sekali pun punya ekspektasi yang berlebihan. Karena saat kenyataan tak sesuai dengan harapan, yang ada kebahagiaan tak akan pernah kamu rasakan dalam rumah tangga.
Untuk dipandang hidup normal, kamu memilih untuk menikah saja. Siapa yang dinikahi juga tidak penting. Asalkan status kamu sudah menikah dan orang menganggap dirimu memiliki siklus hidup yang normal. Kamu lupa, bahwa doi juga manusia yang harus diperhatikan dan dicintai.
Pasangan yang kamu ajak menikah itu juga harus kamu layani dan cintai sebaik mungkin. Jangan asal ajak nikah, namun menelantarkan anak dan pasangan. Ini jelas motivasi yang sangat keliru.
Kamu menganggap mumpung ada orang yang kelihatannya memberikan perhatian lebih dan sayang sama kamu, maka buru-buru diajak menikah. Sehingga kamu lupa harus menilai seseorang dari nilai esensial.
Sikap dan karakternya tidak kamu perhitungkan, yang penting doi baik sama kamu. Padahal, saat memasuki rumah tangga, disinilah karakter seseorang akan terlihat. Ternyata dia malas, mudah naik darah, dsb.
Kalau sudah begini, kamu bisa apa? Apalagi ada kepercayaan yang melarang adanya perceraian. Maka dari itu, jangan buru-buru menikah hanya karena ada orang yang mau.
Sering orang berpikir menikah hanya untuk memiliki pasangan atau anak yang bisa mengurus kamu di hari tua. Kamu lupa, bahwa umur dan jalan kehidupan ada di tangan Tuhan. Jika kenyataannya mereka tak bisa mendampingi kamu sampai tua, kamu bisa apa? Maka dari itu, jangan sekali-kali punya pikiran seperti ini.
Ketika kamu menikah, itu murni karena kamu yakin doi yang terbaik. Bahkan jika saking cintanya, kamu seakan tak menuntut harus ada keturunan dalam rumah tangga. Karena sejatinya, cinta kalian berdualah awal mula hubungan ini terjadi.
Jadi, sudah jelas ya, bahwa lima hal di atas tak bisa dijadikan motivasi untuk menikah. Kamu harus punya pendirian yang kokoh saat memutuskan sesuatu dalam hidupmu. Jangan sampai hanya ikut-ikutan atau demi dipandang normal oleh orang lain. Ingat, kamulah pemegang jalan hidupmu sendiri.