5 Hal yang Tidak Wajib Dilakukan dalam Pertemanan, Santai Saja

Jika dulu sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), kalian berdua selalu main bersama sepulang sekolah, kini hal semacam itu gak bisa dilakukan setiap hari. Ditambah lagi posisinya kalian sedang sama-sama mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Tentu jadi makin sibuk.

Jadi, gak masalah ketika saat ini kalian jadi jarang bertemu dan nongkrong bareng. Toh, temanmu bukan cuma dia saja. Begitu pula sebaliknya. Ini tidak berarti persahabatan kalian hancur, ya. Hanya saja tidak ada kewajiban untuk selalu bersama ke manapun kalian pergi, kok.

Sebagai sahabat, wajar kalau kamu menganggap dia sebagai salah satu orang yang penting dalam hidupmu. Namun bukan berarti kamu mesti mendahulukan kepentingannya di atas urusanmu sendiri, lho. Apalagi menjadikan persahabatan sebagai alasan untuk membenarkan tindakan tersebut.

Misalnya, temanmu sedang ingin ditemani nonton konser sebagai penghibur, karena kemarin habis putus. Sementara besoknya kamu ada ujian tengah semester, dan harus belajar. Jangan sampai, karena terlalu mengutamakan teman, kamu jadi lupa akan tanggung jawab, ya.

Sebagai sahabat wajar saja jika kalian sering saling curhat. Akan tetapi, gak ada yang mengharuskanmu untuk selalu menceritakan segala masalah yang sedang kamu hadapi, kok. Jika permasalahan tersebut terlalu sensitif dan gak layak dibeberkan ke orang lain, kamu boleh diam.

Ini bukan berarti kamu gak percaya lagi sama sahabatmu sendiri. Hanya saja ada kalanya, aib lebih baik disimpan untuk diri sendiri. Begitu pula sebaliknya, jangan memaksa dia untuk menceritakan tentang masalahnya kalau memang tidak bersedia.

Siapa yang gak ikutan sedih kalau sahabatnya lagi punya masalah? Rasanya ini hal yang wajar, saat kamu ikutan merasakan kesedihan, ketika sahabatmu sedang mengalami kesulitan. Rasa-rasanya ada keinginan untuk bisa memberikan bantuan secara maksimal padanya.

Kalau memang keadaannya memungkinan untuk menolong, ya gak ada salahnya, kok. Sebaliknya, jika kamu sendiri tidak mampu membantu, gak perlu dipaksakan. Contoh, temanmu lagi butuh uang untuk membayar kuliahnya. Sementara kamu sendiri juga masih pas-pasan soal ekonomi. Jangan takut menolak, karena sebagai teman dia juga pasti bisa maklum, kok.

Nasihat dari seorang sahabat sudah selayaknya kamu dengarkan dan pertimbangkan. Tetapi untuk keputusan akhirnya, tetap berada di tanganmu, ya. Jika memang saran darinya menurutmu baik, boleh-boleh saja digunakan.

Tapi jika dirasa kurang mebguntungkan, ya kenapa juga dituruti? Toh, nantinya kamu juga yang merasakan akibatnya, lho.

Sejatinya persahabatan dibentuk untuk saling memberikan dampak positif. Bukan sebaliknya. Jadi, gak usah dibikin rumit, jalani saja dengan santai tapi serius. Gimana, apakah selama ini kelima hal tadi masih kamu lakukan? Jika iya, ada baiknya segera dikurangi mulai sekarang, ya.