5 Persepsi yang Kerap Keliru Soal Move On, Bikin Susah Sembuh!

Selayaknya manusia yang lain, setiap orang pasti pernah mengalami fase patah hati. Di mana hari-hari terasa begitu berat, fokus dalam diri berkurang, bahkan seolah hanya terdapat kesedihan setiap harinya. Beranjak dari kebiasaan yang sebelumnya selalu bersama dia namun kini menjadi sendiri tentu bukan perkara yang mudah.
Dalam kondisi tersebut, move on menjadi alternatif pilihan yang tepat untuk dilakukan apabila tidak ada jalan keluar lain dari hubungan tersebut. Namun, ternyata penerapannya pun tak semudah yang dikatakan atau dibayangkan.
Hal tersebut salah satunya disebabkan lantaran secara tak sadar kita kerap keliru dalam memaknai proses move on itu sendiri. Alih-alih cepat sembuh, justru rasa sakit hatinya semakin terasa. Berikut beberapa kelasahan persepsi mengenai move on.
1. Move on bukan berarti melupakan, namun menerima

Hal yang membuat patah hati tidak kunjung usai salah satunya karena kita kerap menganggap bahwa move on adalah proses melupakan. Sehingga, kita berusaha dengan keras untuk melupakan dia dan kenangan yang sebelumnya tercipta bersama. Namun, tak jarang usaha tersebut membuat kita semakin sedih, alih-alih berhasil.
Di situlah letak kekeliruannya. Move on bukan tentang lupa, namun bagaimana kita berusaha untuk menerima. Bagaimana kita menghadirkan hati yang lapang untuk mencoba Ikhlas. Percayalah, dengan penerimaan itu, perlahan tapi pasti hati kita akan semakin kuat.
2. Move on itu bukan perkara yang instan, tetap butuh proses di baliknya

Kekeliruan berikutnya dari proses move on yakni persepsi peserti pada poin kedua ini. Banyak orang yang masih memaksa diri untuk move on, lantaran ingin cepat-cepat sembuh dari patah hatinya. Padahal, move on itu bukan perkara yang instan, yang bisa begitu saja terjadi dalam waktu sekejap.
Kita butuh melewati proses, antara lain naik-turunnya perasaan setiap harinya yang tak bisa diprediksi. It’s okay, jangan terlalu buru-buru, itu bagian dari proses move on yang harus kita lalui. Ingat, yang penting kita bisa benar-benar sembuh, bukan perkara cepat atau lambatnya untuk sembuh.
3. Memilih proses move on itu bukan berarti kita lemah, namun justru menjadi kekuatan

Memilih jalur move on untuk mengatasi patah hati sejatinya sama sekali tak menunjukkan kelemahan kita. Orang yang harus melewati proses move on terlebih dahulu sebelum nantinya sembuh justru orang yang hebat. Hal demikian yang perlu kita tanamkan dalam pikiran.
Tanpa kita sadari, proses move on itu yang akan membentuk kekuatan dalam diri kita. Sehingga nantinya kita mampu menemukan diri kita yang baru. Diri yang jauh lebih hebat, kuat, dan mampu belajar dari kesalahan sebelumnya.
4. Move on itu jangan hanya di lisan saja, namun dibangun bersama keyakinan

Terkadang yang menghambat proses move on itu bisa jadi datangnya dari diri kita sendiri. Coba lihatlah ke dalam, apakah keinginan move on itu hanya sebatas di bibir saja atau berasal dari hati dan keyakinan? Kedua sumber tersebut tentu sangat berpengaruh dalam kesembuhan kita ke depan.
Oleh karena itu, mulailah tanamkan keyakinan dalam diri. Bahwa kita yakin bisa benar-benar sembuh dari patah hati yang sementara ini. Bahwa kita yakin akan benar-benar kembali bahagia, layaknya sebelum mengenal dia.
5. Move on bukan soal melepaskan saja, namun proses melepaskan untuk beranjak maju

Move on itu bukan perkara menghilangkan sesuatu, namun menerima sesuatu yang saat ini terjadi, untuk perlahan kita lepaskan. Proses melepaskan itu juga bukan berarti meninggalkan apa yang sebelumnya, namun proses beranjak untuk maju. Artinya, kita berusaha sekeras untuk terus maju, menatap masa depan, dan meningkatkan kualitas diri.
Bagaimana? Sampai di sini, apakah sudah paham mengenai konsep move on yang sebenarnya? Jika kita saat ini diuji dengan rasa patah hati, baiknya kita tanyakan ke diri sendiri terlebih dahulu, apakah ada yang salah dari proses move on yang kita lakukan.
Sebab, proses move on bukan sesederhana melupakan lalu hilang begitu saja. Ada banyak keikhlasan yang perlu kita hadirkan dalam setiap proses tersebut. Percayalah, kita akan tumbuh melalui fase patah hati ini, asalkan kita melalui prosesnya dengan tepat, lapang, dan dewasa.