Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang yang sedang mengobrol dengan teman (pexels.com/Julia Larson)
ilustrasi seseorang yang sedang mengobrol dengan teman (pexels.com/Julia Larson)

Ketika kamu menjalin hubungan pertemanan pasti sangat menyenangkan jika kalian saling membantu satu sama lain. Namun, ketika kamu sudah berteman cukup lama ia menjadi orang yang sangat bergantung denganmu dan akhirnya kamu kehilangan diri sendiri. Hati-hati, kamu sedang mengalami kodependen, lho

Melansir dari Psychologytoday menurut Shwan M. Burn Ph. D selaku Profesor Psikologi di California Polytechnic State University di San Luis Obispo, persahabatan kodependen adalah hubungan dekat yang melanggar beberapa fitur penting dari hubungan dekat yang sehat. Persahabatan kodependen sangat tidak seimbang karena salah satu orang berperan sebagai pemberi dan yang lain sebagai penerima. Biasanya si penerima tidak bisa menyelesaikan masalahnya dan lari dari tanggung jawabnya.

Nah, jika kamu merasa sedang mengalami persahabatan kodependen. Ada beberapa tanda-tanda yang bisa kamu kenali. Penasaran apa saja? Yuk simak selengkapnya!

1.Kamu sering menghabiskan waktu untuk memperbaiki masalah teman

Ilustrasi mendengarkan curhat (pexels.com/SHVETS production)

Apakah kamu sering merasakan bahwa kamu selalu membantu permasalahan temanmu dan mengabaikan masalahmu sendiri? Namun, ketika kamu mendapatkan masalah, ia jarang sekali membantumu. Jika kamu mengalami hal ini, berarti hubunganmu sudah masuk ke kodependensi, lho.

Melansir dari MindBodyGreen menurut Saba Harouni Lurie selaku terapis, orang-orang  yang memainkan peran sebagai pemberi dalam persahabatan kodependen biasanya menghabiskan banyak waktu dan energy untuk mencoba memperbaiki masalah temannya. Bahkan, mereka sampai mengorbankan masalah mereka sendiri. Mereka jarang menerima energi perhatian yang sama sebagai balasan dari si “penerima”.

2.Kamu merasa sangat capek sehabis hang out

Ilustrasi lelah (pexels.com/Ron Lach)

Ketika sehabis hang out, kita berharap makin senang dan bahagia meskipun masalah sedang ada. Namun, ketika kamu mengalami persahabatan kodependen kamu akan merasa sangat capek dan lebih murung daripada sebelumnya.

Menurut Saba Haouri Lurie teman yang berperan sebagai pemberi ingin merasa dibutuhkan, senang menolong seseorang atau ingin dianggap sebagai orang yang baik. Namun, semua pemberian itu memakan korban. Pada akhirnya, kamu mulai merasa lelah secara emosional setelah melakukan percakapan.

"Menolong seseorang atau menjadi pengertian dapat terasa sangat menyenangkan, dan banyak orang yang cenderung kodependensi suka merasa dibutuhkan atau bahwa mereka adalah orang baik," kata Lurie

3.Jika satu orang kesal, orang lain juga

Ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apakah waktu sekolah kamu pernah memusuhi satu orang yang bermasalah dengan temanmu? Padahal, kamu dan dia tidak mempunyai masalah pribadi. Jika kamu sudah seperti ini, berarti kamu sedang mengalami persahabatan kodependen, lho

Menurut Saba Haouri Lurie teman kodependen dapat berbagi emosi, jika satu orang menjadi marah orang lain mengalami perasaan yang sama. Ini menjadi empati yang ekstrem karena empsi kamu mulai didikte oleh suasana hati teman alih-alih berasal dari dalam.

4.Selalu memaksa untuk pergi dengannya

Ilustrasi hang out bersamsa teman (pexels.com/pixabay)

Persahabatan kodependen selalu berusaha memaksamu untuk pergi menghabiskan waktu dengannya. Ia tidak peduli jika kamu sudah memiliki janji atau acara dengan orang lain. Ia akan menggunakan rasa bersalah dan mengashihani diri sendiri untuk memanipulasi kamu afar mendapatkan apa yang dia inginkan.

Melansir dari Womenweekly, Andrea Watchter selaku terapis menyarankan kamu untuk membangun kepercayaan diri untuk menolak karena ini akan membantu kamu berdua untuk menuju jalan persahabatan yang sehat. Meskipun susah, kamu harus mencoba hal ini.

5.Kamu terlalu sering membantu

Ilustrasi mendengarkan curhat (pexels.com/cottonbro)

Ketika kamu mengalami persahabatan kodependen, ia hanya datang kepadamu untuk meminta bantuan. Mereka meminta bantuan sangat sering dan mereka juga berasalan tidak orang lain lagi yang dapat membantu mereka.

Shawn M. Burn menyarankan kamu untuk mengurangi ketersediaan kamu untuk membantu. Selain itu, beri dia kesempatan unutk membantu kamu dan ciptakan hubungan yang setara. Dalam hubungan yang sehat, tidak ada satu orang yang mendapatkan keuntungan secara konsisten dengan mengorbankan orang lain.

Nah, itu dia tanda-tanda kamu mengalami pertemanan kondependen. Memang, membantu teman adalah hal yang baik. Namun, kamu harus tetap mengutamakan masalah kamu sendiri daripada temanmu.

Editorial Team