5 Tanda Kamu Settling dalam Hubungan, Relate dengan Situasimu?

- Intuisi yang tidak enak bisa jadi tanda hubungan tidak tepat, dan mempercayainya dapat membawa kebahagiaan yang lebih baik.
- Takut menyakiti atau menghindari konflik menandakan ketidakselarasan dalam hubungan, dan harga diri yang kurang.
- Keamanan emosional penting untuk hubungan yang sehat, sementara mati rasa emosi bisa disebabkan oleh trauma atau ketergantungan bersama.
Dalam hubungan, settling berarti momen di saat seseorang menerima situasi atau pasangan yang sebenarnya tidak sepenuhnya memenuhi harapan, kebutuhan, atau keinginan mereka. Biasanya, ini terjadi karena mereka merasa tidak memiliki pilihan lain, takut sendiri, atau menghindari konflik.
Nah, kali ini IDN Times akan memberikan tanda-tanda kamu settling dalam hubungan. Ada apa saja? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Intuisimu merasa ini bukan hubungan yang tepat untukmu

Intuisimu tidak pernah berbohong dan rasa tidak enak, perasaan, dan kilasan kejelasan ini mungkin memberitahumu bahwa ini bukanlah hubungan yang tepat untukmu. Namun, banyak dari kita memilih untuk tidak mendengarkan ini atau menekan perasaan itu lebih dalam dengan harapan bila perasaan tidak enak itu mungkin akan hilang begitu saja.
Jika intuisimu memberitahumu, mungkin ini tanda bahwa ini bukanlah hubungan yang selaras untukmu. Mungkin ada sesuatu yang lain di luar sana untukmu yang dapat membuatmu merasa jauh lebih baik, lebih bahagia, dan lebih dicintai, sehingga tidak ada salahnya kamu mempercayai perasaan tersebut.
2. Kamu takut menyakiti orang lain jika kamu pergi

Sering kali kamu juga merasa takut untuk pergi karena kamu tidak ingin menyakiti orang lain atau orang yang telah kamu habiskan begitu lama bersama dan mengalami begitu banyak hal bersama. Mungkin kamu membenci konflik, tidak tahu bagaimana mengomunikasikan kebutuhan atau ada terlalu banyak hal yang diinvestasikan dalam hubungan.
Sehingga, hampir mustahil untuk kembali ke masa lalu. Pikiran untuk menyakiti orang yang telah berada di sisimu selama ini tampaknya terlalu berat untuk ditanggung.
Dilansir laman Open House, Dr. Tari Mack, pakar hubungan dan psikolog klinis menjelaskan, "Itu adalah panggilan untuk melihat ke dalam diri. Sering kali kemampuanmu untuk mengomunikasikan batasanmu terkait dengan harga diri, atau kurangnya harga diri. Jika kamu sering mendahulukan kebutuhan orang lain daripada kebahagiaanmu sendiri, ini merupakan tanda bahwa kamu tidak berada dalam hubungan yang sepenuhnya selaras".
3. Kamu tidak merasa aman secara emosional

Keamanan emosional merupakan komponen penting dalam sebuah hubungan, baik saat konflik terjadi maupun di luar konflik. Merasa aman secara emosional dalam hubungan sangat penting karena merupakan dasar bagi hubungan yang sehat, langgeng, dan bermakna.
Keamanan emosional sendiri adalah landasan penting yang membantu pasangan tumbuh bersama dan menghadapi tantangan dalam hubungan. Jika kamu mendapati dirimu berpacaran dengan pasangan yang pemarah dan agresif atau kamu sering kali bersikap hati-hati saat bersama pasangan untuk menghindari konflik atau menghindari terulangnya situasi, ini merupakan tanda bahaya bahwa kamu tidak dapat hidup dengan autentik.
Kamu juga tidak bisa mengungkapkan kebenaran dalam hubungan ini karena pasanganmu tidak menyediakan ruang emosional bagimu untuk mengekspresikan kebutuhan, keinginan, dan pendapatmu.
4. Kamu merasa mati rasa

Jika seseorang merasa mati rasa secara emosional atau acuh tak acuh terhadap pasangannya atau hubungan mereka, hal ini sering kali disebabkan oleh kurangnya hubungan emosional atau mereka mungkin sedang berjuang melawan trauma yang belum terselesaikan atau kondisi kesehatan mental. Merasa mati rasa dapat berfungsi sebagai mekanisme penanganan adaptif untuk beberapa hal seperti saat mengalami peristiwa traumatis akut.
"Namun, perasaan mati rasa yang parah dalam hubungan romantis sering kali mengarah pada faktor lain, termasuk ketakutan atau ketergantungan bersama di mana keterikatan merupakan hal yang umum," jelas Annie Tanasugarn, seorang doktor psikologi dan konsultan, dilansir Psychology Today.
5. Komunikasi terganggu

Beberapa pasangan keliru jika mereka tidak pernah bertengkar, maka hubungan mereka pasti kokoh. Kenyataannya adalah semua pasangan akan bertengkar. Perselisihan pendapat bisa jadi hal yang sehat dan jika dilakukan dengan benar, justru dapat membantu membangun hubungan yang lebih kokoh di antara pasangan.
"Ketika komunikasi terbatas pada hal positif yang toxic atau obrolan ringan, kurangnya kedalaman dan keintiman emosional dapat mengarah pada masalah lain yang lebih serius, termasuk tidak cukup peduli untuk membahas atau mendiskusikan informasi penting dengan pasanganmu, karena takut berbicara dan mempertahankan pendirianmu. Hasilnya adalah kedua pasangan akhirnya bertahan dalam hubungan yang hampa," tambah Tanasugarn.
Settling cenderung mengorbankan kebahagiaan atau prinsip demi bertahan dalam situasi yang kurang ideal. Memahami apa yang diinginkan dalam hubungan dapat membantu menghindari settling dan menciptakan hubungan yang lebih sehat dan bermakna.