5 Tanda Kamu Telah Memberikan "Seluruh" Cintamu untuk Sang Kekasih

Biasanya, akan ada satu pihak yang melakukan hal ini, memberi batasan yang mungkin saja mengganggu pikiran dan emosi sang kekasih dan pada akhirnya berujung masalah yang diperdebatkan setiap waktu dan dimanapun. Aturan tersebut kadang melarang satu pihak bertemu dengan seseorang yang menurut dirinya mengganggu dan cemburu, semisal mantan atau pihak yang mungkin saja dapat menjatuhkan dan merusak hubungan, dan itu sebenarnya hal yang dapat dikatakan wajar.

Di sinilah sebenarnya kekuatan cinta sejati dapat diuji kebenarannya, apakah ia tergoda atau tidak. Buatlah aturan yang dapat disepakati dapat dimaklumi keduanya, tanpa mengekang dan hingga berujung merusak hubungan. Jika ini saja kamu sudah tidak dapat pahami, maka cinta anda masih perlu dipertanyakan adanya. 

Terkadang dalam suatu hubungan, hal yang paling rentan merusak ialah kepercayaan satu sama lain. Setiap kali kita akan merasa khawatir akan tindakan yang diambil sang kekasih semisal dalam hal pendidikan, pekerjaan, maupun hobi yang ia geluti.

Namun, jika kamu memang benar-benar mencintainya sepenuh hati, maka sudah pasti kamu akan mempercayai dan juga mungkin menjadikan kekasihmu lebih dewasa dalam pemikiran dan prinsip. Ketika ia mempertanyakan tentang jalan apa yang akan ia ambil, dukunglah jika itu sifatnya positif bagi keduanya dan memberi masukan yang dapat membangkitkan semangatnya.

Seperti poin kedua, menilai atau dinilai merupakan hal yang harus diterima semua orang. Jika kamu tidak ingin dinilai dari sisi positif maupun negatif, sama saja kamu merupakan seseorang yang tidak mau menerima masukan orang lain dan menganggap dirimu lebih baik dari yang lain.

Hal itupun bisa saja berdampak buruk dan menjadikanmu dijauhi oleh orang-orang sekitarmu.Terkadang sang kekasih akan menilai diri kita baik buruknya. Meskipun terkadang ada kata yang membuat kita seolah "sakit", tapi jika kita ambil hikmah dan mau menerima, akan membuat sang kekasih merasa dihargai pendapatnya.

Jadikan sebagai pemicu instrospeksi diri jika itu diperlukan agar menjadi lebih baik dimata kekasih. Percayalah, semua itu bermakna kebaikan.

Akan ada saat dimana dalam setiap hubungan berada dalam kondisi sulit dan berimbas pada psikologi kita. Misalnya, kita dihadapkan pada situasi yang membuat keduanya mau tidak mau larut dalam kesedihan. Ketika dalam kondisi seperti itu, sudah pasti akan membuat diri kita jatuh, berlarut dan seolah sulit untuk bangkit kembali.

Tetapi jika kamu memiliki prinsip mencintai dengan tulus, maka kamu akan tergerak untuk menenangkan kekasih sekalipun dalam dirimu juga sedang terluka. Tetesan air mata sudah pasti akan mengalir, namun cintamu lebih besar dari semua hal yang membuat kesedihan terjadi.

Bergonta-ganti pasangan merupakan hal yang sudah biasa kita dengar, bahkan sudah menjadi hal yang lumrah ketika dalam proses pencarian jati diri dan cinta. Disaat kita terpaku pada satu objek, bisa saja kita teralihkan pada objek yang lain yang menurut kita lebih dari objek yang awal meskipun itu sesaat, itulah anomali dalam hubungan.

Cinta sejati akan dapat dikatakan sejati jika kamu meyakini dalam diri bahwa hadirnya cinta bukan semata-mata melalui pandangan semata lalu turun ke dalam hati. Kamu akan menerima segalanya dari diri sang kekasih tanpa memandang keburukan apapun dalam segi fisik maupun materi.

Kamu juga menafsirkan bahwa cinta yang tulus dan murni akan memberikan kebahagiaan yang tidak didapatkan dimanapun dan diukur berapapun.

Mungkin cinta bagi sebagian besar orang hanya permainan hubungan semata. Namun jika dilihat lebih dalam, ada berbagai cabang yang mendasari mengapa itu disebut cinta.

Dibanding orang lain, orang yang memaknai cinta lebih dalam akan mendapat sebuah pelajaran baru betapa hubungan itu sangat berwarna. Jika kamu mencintainya hingga berani menyatakan akan memberikan segalanya, maka buktikan dengan tindakan melebihi ucapan.