5 Tanda Kamu Terlalu Mudah 'GR' sama Teman Priamu

Saat pesanmu dibalas, kamu ingin segera membalasnya. Saat ia menelpon, kamu ingin segera kengangkatnya. Seolah tak ada hari tanpa dia dan handphonemu menjadi barang wajib yang harus selalu kamu bawa. Entah apa yang dibahas tapi kamu merasa harus segera membalas. Penting atau sekedar basa basi, pesan itu sangat besar pengaruhnya untukmu.

Mungkin saja dia benar menyukaimu. Hingga ingin selalu mengabarkan dimana dan apa yang ia lakukan saat ini. Tapi sudahkah kamu memastikan itu? Atau hanya karena kamu terlalu Gede Rasa padanya? Hingga menganggap pesan itu penting, padahal ia membalas hanya karena ingin menghormatimu saja? Cobalah periksa lagi hatimu.

Selain cepat membalas pesan, kamu juga rutin memberi kabar. Seolah saat dia bertanya, ia memberikan 'sinyal' itu padamu. Hingga kamu merasa harus selalu memberi kabar sekalipun tak lagi ditanya. Mulai dari sudah makan, mandi, mau tidur, mau kuliah, berangkat kerja, hingga urusan pribadimu, semua kamu ungkapkan padanya. Seolah dialah tempat paling aman menjaga rahasiamu.

Terlalu percayapun tidak baik untukmu. Kamu belum bisa memastikan apakah dia bebar-benar ingin lebih dekat denganmu. Atau sekedar formalitas yang ia lakukan ke hampir semua temannya? Tidak ada yang tahu, terlebih saat kamu tidak memastikannya secara langsung.

Saat ia memberimu perhatian, mungkin saja dia suka padamu. Hingga kamu merasa harus membalas perasaannya. Membalas perhatiannya dan cemburu pada wanita lain yabg dekat dengannya. Tapi apakah sudah kamu pastikan semuanya? Ada kalanya pria tak ingin diperhatikan layaknya kekasih oleh teman biasa. Mereka akan risih saat diperlakukan istimewa padahal yang diperbuatnya sungguh sangat biasa.

Entah kita sebagai wanita yang terlalu Gede Rasa hingga menutup kemungkinan itu. Atau memang dia saja yang tidak peka hingga tidak menyadari apa yang kamu rasa. Semua bisa saja terjadi. Lebih baik koreksi diri lebih dulu. Sebelum jauh dan kamu kecewa karena tak sesuai ekspektasimu lagi.

Meski status kalian baru sekedar teman, kamu akan sangat mudah merasakan cemburu pada wanita yang dekat dengannya. Seolah kekasihmu yang direbut dan kamulah yang dicampakkan. Seringkali di sini pria yang memang dasarnya baik dicap sebagai pemberi harapan palsu. Padahal sebagai wanita kita pun harus lebih berhati-hati. Memberikan semua perasaan, perhatian dan kesetiaanpun tidak boleh sembarang dijalani.

Kamu mungkin bisa berdalih bahwa kamu terbiasa melakukannya. Bahagia dan tak butuh balasannya. Tapi renungkan sekali lagi. Akan ada saatnya kamu berpikir untuk meminta ia membalas perasaanmu, sebab kamu pun bisa juga merasa sakit hatinya.

Diperhatikan, dicinta dan diperjuangkan mungkin membuat wanita melayang hingga tak sadar sudah memberikan segalanya. Entah apa saja itu, tapi seolah pria inilah yang akan menjadi kekasih sejatinya. Meski tak banyak tapi kamu sudah berkorban demi dia yang mungkin saja sedang tidak mengorbankan dirinya untukmu. Kamu merasa ia mencintaimu dan harus memberi lebih supaya ia bertahan denganmu. Tapi apakah sudah kamu pastikan kembali? Sudah kamu tanyakan langsung? Atau masih sekedar asumsimu saja?

Ya, perasaan memang harus ditunjukkan bentuknya. Tapi juga harus dipastikan melalui lisan kepada orang yang bersangkutan secara langsung. Jangan membuat asumsi, sekedar untuk menyenangkan hatimu saja. Kamu berhak untuk menolak didekati jika memang kamu merasa ia tak pakai hati. 

Waktumu tak harus terbuang percuma mencinta dan besar rasa hanya untuk dia yang tidak benar-benar tertuju padamu. Di luar sana sudah jelas ada satu pria yang siap menjemputmu. Bahkan mungkin sedang menuju ke arahmu. Jangan tutup jalannya. Kamu hanya perlu membuka peluang baginya. Tak menutup hatimu hanya karena dia yang belum pasti tertuju padamu.