6 Pelajaran Penting yang Bisa Kamu Petik dari Patah Hati Pertama

Salah satu kebiasaan buruk orang yang pacaran adalah, mereka selalu bersikap seolah-olah pacar adalah manusia paling penting dalam hidupnya. Seolah-olah kamu hanya punya dia, dan tidak akan bisa hidup tanpanya. Ya, pacar kamu tentu saja merupakan orang yang penting buatmu.

Tapi bukan dia satu-satunya orang yang ada di hidupmu. Selain pacar, kamu masih punya teman-teman dan yang terpenting selain pacar kamu punya orang tua yang melahirkan kamu, membesarkan kamu, yang selalu akan peduli padamu.

Ketika pacaran, tidak jarang kita menomorduakan orangtua. Dan tidak peduli seberapa kesal atau tidak adilnya perlakuan kamu pada mereka, tetap saja mereka adalah satu-satunya orang yang akan tetap ada untukmu di saat kamu putus darinya.

Bukan hanya orangtua, saat pacaran kita cenderung lebih mementingkan pacar dibandingkan dengan diri sendiri. Demi dia kamu rela kehujanan, atau bahkan menyusahkan diri sendiri hanya agar dia tidak kesulitan.

Tapi sadar atau tidak, putus cinta akan membuat kamu menjadi lebih egois sedikit. Kamu mulai mengerti untuk tidak selalu mengatakan "ya" pada apa pun yang orang lain katakan. Kamu mulai belajar untuk tidak bersikap terlalu baik pada orang, dan tidak mengorbankan diri terlalu banyak untuk orang yang belum tentu pantas mendapatkannya. 

Ada banyak orang yang datang di hidup kita. Beberapa di antaranya sengaja dikirim Tuhan untuk mengajarkan kita sesuatu, bahkan dengan cara yang menyakitkan hanya agar membuat kita mengerti dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Dan gara-gara dia, kamu jadi belajar untuk tidak mudah memberikan semua kepercayaan yang kamu miliki pada orang lain, termasuk mereka yang memiliki hubungan sangat dekat denganmu. Karena kamu sadar bahwa semakin percaya kamu pada seseorang, semakin besar juga rasa kecewa yang akan kamu tanggung nanti jika dia pergi.

Dalam kisah dongeng, pangeran dan putri pada akhirnya bersama dan hidup bahagia selamanya. Di dunia nyata, tidak ada orang yang akan tetap tinggal bersama kamu selamanya. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, selama kamu hidup kamu akan ada banyak orang yang datang kepadamu.

Tapi tidak peduli seberapa lama mereka menghabiskan waktu mereka bersama kamu, pada akhirnya mereka akan pergi juga. Beberapa pergi karena kemauannya sendiri, dan banyak juga orang yang terpaksa harus pergi karena memang sudah waktunya bagi mereka untuk pergi selamanya.

Selain mengorbankan diri sendiri, pacaran juga membuat kamu sedikit banyak tergantung padanya. Jika biasanya ke mana-mana selalu berdua, setelah putus mau tidak mau kamu harus berani pergi sendirian. Karena toh tidak akan ada lagi dia yang bersedia mengantar kamu ke mana-mana. Sedih sih, tapi sisi positifnya kamu akan jadi pribadi yang lebih mandiri dari sebelumnya. 

Sebagai pacar yang baik, kamu tentu selalu ingin terlihat menarik di matanya. Demi dia, kamu rela diet ketat hanya agar terlihat lebih kurus. Demi dia kamu rela menjauh dari hal yang kamu suka hanya karena dia tidak menyukainya. Demi dia juga kamu rela berpura-pura jadi orang lain hanya agar pantas bersanding dengannya.

Setelah putus, kamu tidak lagi hidup demi dia tapi demi dirimu sendiri. Meski kepergian dia awalnya menyakitkan, tapi lama kelamaan keputusan itu akan membuat kamu bersikap lebih baik pada dirimu sendiri. Kamu bisa makan apa pun yang kamu mau, kamu bisa ke mana saja dan bertemu siapa saja yang kamu ingin temui. Dan yang terpenting setelah putus darinya, kamu belajar caranya menikmati hidup.