6 Risiko Berpacaran dengan Dia yang Belum Move On dari Mantan

Kamu mungkin sering mendapatinya melamun dan kaget saat dirimu memanggilnya. Secara fisik, dia memang ada di dekatmu. Namun bukan kamu yang menjadi fokus utamanya melainkan pikirannya masih melayang ke mantannya.

Bukannya menikmati kebersamaan kalian, ia justru teringat kebersamaannya dengan sang mantan. Bahkan boleh jadi dia tengah membayangkan seandainya yang sekarang bersamanya bukan kamu, melainkan mantannya.

Jika pacarmu masih ada raaa sayang pada mantannya, ini sangat rawan membuatmu diduakan olehnya. Atau dia gak berselingkuh dengan mantannya yang kembali mendekat, tapi hubungan kalian tetap saja berakhir.

Siapkan mentalmu untuk menghadapi kemungkinan ini. Makin besar cintamu padanya, barangkali dirimu justru harus lebih panjang dalam berpikir. Soalnya, kamu pasti bakal kurang siap jika sewaktu-waktu diputuskan olehnya.

Hubungan pacarmu dengan mantannya jelas sudah berakhir. Akan tetapi, bayang-bayang mantan masih menghantuinya. Bila dia punya pengalaman buruk dengan mantan seperti diselingkuhi, rasa kesalnya mungkin saja dilampiaskan padamu.

Seolah-olah jenis kelaminmu yang sama dengan mantannya memastikan bahwa kalian sama-sama gak bisa menjaga kesetiaan. Sementara jika ketidakmampuannya move on disebabkan ia masih cinta pada mantannya, kamu dapat dianggapnya sebagai penghalang untuk bersatunya mereka kembali.

Cara berpikirnya memang tidak masuk akal karena kalian jadian atas kehendak bersama. Namun inilah yang kerap terjadi saat seseorang sebenarnya tengah frustrasi oleh cintanya yang tidak bersambut. Orang yang putus asa akan menyalahkan semua orang di sekitarnya.

Cuma matahari yang tidak pernah meminta kembali cahaya yang dipancarkannya. Manusia tak bisa setulus itu dalam berkasih sayang pada sesamanya. Apalagi dalam kaitannya dengan pacar. Kamu pastinya berharap dirinya membalas cintamu dengan sepadan.

Kalau tidak, akhirnya kamu lelah juga. Bagaimanapun, kamu juga ingin dicintai olehnya. Akan tetapi sikapnya yang cenderung dingin menunjukkan hal sebaliknya. Bukan dia yang memutuskanmu melainkan kamulah yang barangkali memilih mundur.

Mengulur-ulur waktu pernikahan dapat menjadi strateginya untuk menunggu mantan kembali atau dia pulih dari rasa traumanya akibat pernah gagal dalam hubungan. Penundaan sekali atau dua kali barangkali masih mampu kamu maklumi.

Namun, bagaimana apabila hubungan kalian sampai seperti berjalan di tempat dari waktu ke waktu? Sampai kapan kamu mampu terus menunggunya seperti ini? Meski berpacaran, lambat laun hubungan kalian malah dapat seperti tanpa status.

Bahkan jika dia menilaimu lebih baik daripada mantannya, ini tak berarti kamu bakal senang saat mendengarnya, lho. Terutama setelah dia sering sekali mengungkit nama mantannya. Bukannya tersanjung, kamu justru merasa cemburu.

Seringnya ia menyebut nama mantannya boleh jadi menunjukkan sosok itu masih ada dalam hatinya. Bayangkan apabila kamu dinilai kurang baik dibandingkan dengan mantannya. Tentunya dirimu bukan cuma cemburu, tetapi juga marah.

Mengingat risikonya banyak dan bikin makan hati, pikirkan ulang kalau kamu hendak menembak atau berpacaran dengan seseorang yang belum move on dari mantannya. Takutnya, kamu bukannya bahagia bersamanya, malah lebih menderita ketimbang saat dirimu masih memendam rasa cinta.