6 Sebab Gak Akrab dengan Teman Pasangan, Membahayakan Hubungan?

Masuk ke lingkungan pertemanan pasangan merupakan hal penting seiring makin seriusnya hubungan kalian. Jangan sampai kamu sama sekali gak tahu perihal kawan-kawannya. Ini akan menciptakan jarak di antara dirimu dengan pasangan. Bagaimanapun juga, dia hampir setiap hari berinteraksi dengan mereka.
Bahkan boleh jadi hubungan mereka sudah terbentuk jauh sebelum kalian saling mengenal. Teman-teman pasangan merupakan bagian berharga dari dunianya. Idealnya, kamu juga bisa masuk ke lingkaran tersebut. Makin dekat hubunganmu dengan mereka, dirimu serta pasangan juga makin saling memahami.
Di rumah, ia dapat bercerita tentang kesehariannya bareng kawan-kawan dengan nyaman. Kamu pun terhindar dari sikap mudah curiga terhadap teman-temannya. Akan tetapi, bisa akrab dengan mereka gak segampang harapanmu maupun pasangan. Berikut enam hambatannya.
1. Kamu sungkan karena mereka gak bawa pasangan masing-masing

Pasanganmu bermaksud baik dengan sering mengajak bahkan setengah memaksamu untuk ikut ke pertemuannya dengan teman-teman. Dia berharap kalian dapat lebih saling mengenal. Di lain pihak, kesediaanmu menemani pasangan di berbagai acara kumpul-kumpul juga positif sekali.
Ini lebih dari sekadar buat menjaga pasangan. Kamu menunjukkan ketertarikan pada orang-orang yang penting dalam hidupnya. Hanya saja, setibanya di lokasi selalu cuma kalian yang datang berdua. Teman-teman pasanganmu hadir sendiri-sendiri sekalipun mereka juga memiliki suami atau istri.
Situasi begini membuatmu mendadak canggung. Walaupun mereka bersikap baik padamu dan lengkap ada pria serta perempuan, rasanya tetap aneh buatmu. Kamu merasa sebagai satu-satunya orang asing dan takut kalau-kalau keberadaanmu malah mengganggu mereka. Jika minimal ada satu lagi orang asing sepertimu, tentu dirimu lebih nyaman.
2. Topik obrolan hanya diketahui oleh pasangan dan teman-temannya

Pasangan serta teman-temannya tidak bermaksud untuk mengabaikanmu. Namun, mereka punya dunia tersendiri seperti pekerjaan yang sama. Begitu mereka bertemu, obrolan menjadi spesifik ke pekerjaan. Meski pasangan juga sering menceritakannya padamu, suasananya berbeda dengan di rumah.
Ketika kalian di rumah, kamu leluasa menanggapi perkataannya. Akan tetapi, dirimu gak enak buat mendadak menimbrung ketika ia berbincang dengan teman-temannya. Mereka lebih tahu tentang topik tersebut. Kamu tak mau salah berkomentar dan bikin percakapan tidak asyik lagi.
Begitu pula apabila topiknya mengenai dunia pria atau perempuan. Misalnya, kamu seorang pria. Istri mengajakmu ikut menemui kawan-kawannya ketika arisan di rumah kalian.
Setelah berbasa-basi secukupnya, dirimu pelan-pelan menarik diri dan masuk ke ruangan lain. Pasalnya, topik sudah beralih ke dunia perempuan yang membuatmu merasa salah tempat.
3. Pasangan seperti memproteksi dirimu

Contoh sikap protektif pasangan ketika ada acara kumpul-kumpul adalah seolah-olah ia menjadi juru bicaramu. Saat temannya menanyakan pekerjaanmu misalnya, dia yang langsung menjawabnya untukmu. Bila pun kamu sempat berbicara pasti cuma sedikit. Pasangan selalu mengambil alih kendali obrolan.
Sikap protektif begini bisa disengaja olehnya atau justru sama sekali tidak disadarinya. Pasangan sengaja mencegahmu berbicara lebih banyak apabila ia mengkhawatirkan sesuatu. Contohnya, ia takut kamu tertarik pada kawannya yang berbeda jenis kelamin denganmu atau sebaliknya temannya yang menaksir.
Bisa juga pasangan ingin membangun citra tertentu dan dirimu gak ahli dalam hal tersebut. Misalnya, posisimu dalam pekerjaan sebenarnya bagus sekali. Kamu yang terlalu jujur bakal menjawab pertanyaan seputar pekerjaan sesuai fakta. Namun, pasanganmu gak mau kalian tampak lebih menonjol. Dia memilih mewakili dirimu dan memberikan jawaban yang merendah.
4. Sikap meremehkan baik darimu maupun mereka

Pandangan yang merendahkan orang lain menciptakan jarak yang sukar untuk ditiadakan. Baik sikap ini darimu maupun kawan-kawan pasangan, kalian tetap tidak bakal bisa lebih akrab. Misalnya, kamu sebal pada pasangan yang seperti kurang selektif memilih teman.
Meski dia bilang kawan-kawannya baik, menurutmu mereka tidak punya pekerjaan yang bagus dan gak sekelas dengan kalian. Ketika kalian berjumpa, sikapmu menjadi dingin serta kurang menyenangkan. Kamu menolak terlibat lebih banyak dalam obrolan. Kawan-kawan pasangan yang merasa sikapmu gak positif pun enggan merangkulmu.
Sikap yang sama juga dapat datang dari teman-teman pasangan terhadapmu. Misalnya, pasangan punya lingkungan pergaulan yang cukup elite. Sejak dia memutuskan menjalin hubungan denganmu yang hidup sederhana, sikap mereka pun berubah.
Pada pasanganmu saja mereka terkadang menyindir keputusannya. Apalagi ke kamu yang dianggap menjatuhkan kelas teman mereka bahkan circle itu.
5. Sifatmu yang pemalu

Dengan sifat pemalu yang kuat, jangankan kamu berinteraksi dengan teman-teman pasangan. Dalam keseharian saja dirimu masih sering malu-malu pada suami atau istri. Ini bikin kamu butuh waktu yang lama untuk bisa akrab dengan teman-temannya. Atau bahkan kalian gak pernah dapat dekat.
Akan tetapi, mereka selalu ada di hatimu. Hal ini banyak terjadi pada orang yang pemalu. Kamu boleh jadi tidak pernah menampakkan kedekatan dengan siapa pun. Namun, sebetulnya mereka semua sangat berarti untukmu. Begitu pula dengan kawan-kawan pasangan yang belum terlalu lama dikenal olehmu.
Pengetahuanmu tentang sikap mereka yang baik pada pasangan sudah cukup untuk menumbuhkan rasa percayamu. Kamu cuma gak seekspresif orang lain dalam menunjukkan rasa pertemanan. Pasangan memang bisa membantumu agar tidak terlalu malu di tengah mereka. Namun, sifat aslimu biasanya tetap menang.
6. Kesibukan tinggi atau LDR

Dengan kesibukan yang tinggi, kamu tidak bisa sering mendampingi pasangan ke berbagai acara. Begitu juga kalau kalian menjalin hubungan jarak jauh. Ketika acara kumpul-kumpul diadakan di rumah kalian pun, dirimu belum tentu dapat hadir. Selama apa pun pernikahanmu dengan pasangan, kamu tetap tak terlalu mengenal teman-temannya.
Dirimu lebih sering mendengar cerita tentang mereka dari suami atau istri. Ketika ada kesempatan untukmu berjumpa beberapa dari mereka, kamu ragu buat mendadak sok akrab. Walau pasangan sudah memberitahumu segala hal terkait kawan-kawannya, dirimu memilih bersikap hati-hati.
Takutnya, sikapmu justru membuat mereka tidak nyaman. Seandainya ada beberapa kali lagi pertemuan dalam waktu yang berdekatan, mungkin kalian bisa lekas akrab.
Sayangnya, besok kamu sudah kembali ke kesibukan yang tinggi atau ke luar kota lagi. Dirimu gak seperti orang lain yang akhirnya dapat bersahabat dengan kawan-kawan pasangan.
Tidak akrab dengan teman pasangan tak selalu menjadi tanda buruk. Selama ini gak disebabkan oleh sikap meremehkan satu sama lain seperti dalam poin 4, sebatas tahu tentang mereka juga tidak apa-apa. Terpenting kamu tak terkesan menolak berkenalan dengan mereka. Nanti pasanganmu yang terluka.