Tak semua perempuan bermimpi menjadi pengantin di usia muda. Ada banyak alasan yang membuat mereka berpikir ulang untuk memulai rumah tangga, hingga akhirnya memilih untuk menunda pernikahan. Fenomena semacam ini seringkali kita temui di kota-kota metropolitan atau di hampir semua kota di negara-negara adikuasa.
Mengapa hal itu terjadi? Apakah kamu termasuk satu di antara perempuan yang memilih tak menikah muda itu? Ini alasan mereka!
Tak semua perempuan mau bergantung sepenuhnya pada pasangannya. Perempuan yang tak mau menikah muda karena alasan ingin mengejar karier barangkali punya segudang rencana agar saat berumah tangga nanti, suami tak menanggung beban keuangan seorang diri. Namun bukan berarti perempuan tak menghargai pasangannya sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban memberi nafkah. Dengan karier yang mapan, istri dapat membantu suami mempersiapkan bekal masa depan. Sebab, kehidupan setelah menikah membutuhkan biaya yang tak murah. Apalagi jika anak sudah hadir.
Perempuan yang tak menikah di usia muda bukan berarti merupakan tipe pemilih. Ia hanya masih menunggu pasangan yang tepat atau sedang mendalami karakter pasangannya. Memang tak mencari kesempurnaan, tapi ia merasa perlu mendapat pasangan yang pikirannya sejalan dengannya. Ia tak mau gegabah menikah dengan seseorang. Sebab, pernikahan baginya sakral. Untuk itu, ia ingin menikah sekali seumur hidup dengan pasangan yang tepat.
Hampir semua perempuan merasa tak cukup menyandang gelar diploma atau sarjana di usia muda. Itu sebabnya, mereka memilih melajang lebih lama untuk berfokus pada studi lanjutannya. Membangun rumah tangga saat menempuh gelar master dirasa dapat memecah konsentrasi studinya. Itu sebabnya, ia memilih menyelesaikan pendidikan dulu sebelum berfokus memulai kehidupan berumah tangga.
Pernikahan diharapkan terjadi sekali seumur hidup. Untuk itu, perempuan biasanya memiliki impian akan pesta pernikahannya. Demi pesta yang berkesan, ia pun rela menabung lama. Maklum, biaya pernikahan tak murah. Karena itu, ia memilih mengumpulkan uang yang cukup untuk membiayai pesta impiannya.
Kodrat perempuan memang menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Namun, meski sudah memiliki naluri, menjadi istri dan ibu ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Perempuan yang memilih menunda pernikahan bisa jadi ingin belajar mengurus rumah tangga secara lebih terperinci. Ia tak mau kaget dan gagap ketika sudah dipinang orang. Ia pun harus menyiapkan hati agar teguh menghadapi badai bahtera rumah tangga.
Terbesit pikiran bahwa ia belum cukup puas membahagiakan orangtua. Belum juga mengajak orangtua liburan bersama. Keengganan meninggalkan orang tua inilah yang membuat perempuan memilih tak menikah muda. Daripada setelah menikah batinnya tersiksa karena tak lagi tinggal serumah dengan orang tua, ia lebih memilih fokus dan tinggal lebih lama bersama orangtua, sampai benar-benar siap.
Kehidupan setelah menikah akan berbeda 180 derajat dengan kehidupan melajang. Sebab, setelah menikah, kita tak boleh memikirkan diri sendiri. Tak bisa juga seenaknya keluyuran tanpa seizin kepala rumah tangga. Terlebih, kamu harus bertanggung jawab terhadap rumahmu. Inilah yang membelenggu pikiran sejumlah perempuan yang tak ingin menikah muda. Mereka masih ingin bebas bertualang keliling Nusantara, bahkan dunia, mengunjungi tempat-tempat yang unik dan autentik. Sejumlah rintangan pasti mewarnai penjelajahan mereka. Dari perjalanan itu, mereka belajar membentuk pribadi yang tangguh. Mereka pun merasa puas karena di usia 20-an telah melihat keindahan alam.
Kendati demikian, sebaiknya kamu juga memikirkan untung ruginya tak menikah muda. kalau memang sudah siap menikah, kenapa ditunda-tunda?