7 Tipe Fake Friend, Membuatmu Terjebak Pertemanan yang Toxic

Istilah yang pertama disebut dengan the freeloaders. Teman palsu satu ini hadir hanya saat kamu berada dipuncak kejayaanmu. Saat kamu tidak di posisi yang menurut mereka tidak lagi cemerlangnya, mereka akan menghilang dan tak bisa dihubungi kembali.

Mereka selalu mencari seseorang yang berada di saat puncak kejayaannya. Mereka berteman untuk mendapatkan keuntungan dari kecemerlangan itu. Setelah mereka merasa kecemerlangan itu hilang, mereka akan mulai menjauhi kembali seolah-olah tidak kenal.

Team palsu satu ini selalu merasa dirinya lebih tinggi darimu. Saat kamu mulai membagi kabar keberhasilanmu mereka tidak mau kalah. Mereka malah membandingkan dengan pencapaiannya dengan dirimu.

Mereka akan selalu merasa lebih tinggi dari temannya. Teman palsu satu ini tidak bisa memberikan apresiasi kepada keberhasilanmu. Mereka akan selalu membandingkan pencapaian dan hal ini yang menjadikan hubungan tersebut menjadi tidak sehat.

Bayangkan kamu mempunyai teman yang suka drama denganmu? Mereka suka menciptakan never ending drama denganmu. Setiap masalah kecil dan besar bisa dibuat mereka menjadi drama. Bukannya menyelesaikan masalah malah membuat masalah semakin rumit.

Tentu melelahkan, bukan? Iya, teman satu akan sangat menguras energimu dan membuatmu terus menerus stres. Teman palsu ini hanya membuatmu merasa lelah dalam hubungan pertemanan. Kamu akan harus terus menerus mengalah dan terjebak dalam lingkaran drama yang tak kunjung usai.

Fake friend satu ini berteman denganmu hanya untuk mendapat gosip. Mereka hanya ingin tahu dengan kehidupanmu. Agar mereka bisa mengetahui kabar terbaru tentangmu yang bisa menjadi bahan gosip dengan orang lain.

Saat dengan orang lain, mereka seolah-olah tahu akan segala hal tentangmu dan paling mengerti dirimu. Mereka akan menyebarkan apa pun tentang dirimu. Tiba-tiba semua orang di sekitarmu bisa tahu hal yang sebenarnya privasi buatmu akibat berteman dengan gossip mongers.

Tipe yang kelima adalah mereka teman yang datang hanya saat bahagiamu. Saat kamu terlibat masalah atau berada di titik terendahmu mereka menghilang. Seolah-olah mereka tidak pernah berteman denganmu. Mereka tidak mau menemanimu melewati saat tersulitmu.

Teman palsu satu ini hanya mau menemanimu di saat bahagia saja. Mereka enggan memberikan dukungan saat kamu membutuhkannya. Seperti saat kamu sedih, bingung, dan resah, mereka tiba-tiba tidak dapat dihubungi dengan berbagai alasan.

Teman palsu yang satu ini membuatmu yang terus berusaha mempertahankan hubungan tersebut. Kamu yang selalu berusaha untuk selalu ada untuk temanmu. Selalu membantunya saat ada dititik terendahnya atau saat mereka ada masalah.

Namun, di sini masalahnya hanya kamu yang berusaha di sini. Sedangkan mereka tidak, mereka hanya mau menerima darimu. Namun, mereka tidak mau memberikan timbal balik dari hubungan pertemanan tersebut. Di mana pertemanan seharusnya saling bisa memberikan dukungan dan membantu satu sama lain.

Tipe yang terakhir ini adalah mereka yang suka meremehkanmu. Mereka selalu mengkritik apa pun yang ada padamu. Mereka selalu merendahkanmu pencapaian dan mematahkan semangatmu saat mau berjuang.

Teman yang satu ini akan berdampak buruk pada dirimu. Di mana mereka selalu meresponsmu dengan hal yang negatif. Dan ini akan menjadikanmu merasa terus insecure saat berada di sampingnya. Kamu akan kehilangan self esteem dan ini membawa kepada hubungan yang toxic.  

Bagaimana kamu mulai merasakan pertemananmu seperti ini? Iya, setting boundaries penting dilakukan. Informasi ini akan membantumu lebih bijak saat menjadikan mana teman terdekatmu. Di mana kamu akan saling merasa dihargai, didukung, dan diapresiasi. Yuk, bangun hubungan pertemanan yang lebih sehat dan jauh-jauh dari toxic.