4 Alasan Friendship Break-up Terasa Lebih Berat dari Putus Cintta

- Kesalahan diri sendiri, bukan hubungan, membuat putus pertemanan lebih menyakitkan
- Pertemanan biasanya terjalin lebih lama dan melibatkan lingkaran sosial yang lebih luas
- Tak ada ending jelas saat putus pertemanan, tanpa penjelasan yang membuatnya lebih menyakitkan
Banyak orang terbiasa membahas tentang patah hati yang dikarenakan putus cinta. Seolah itu adalah bentuk kehilangan paling menyakitkan dalam hidup. Obrolan tentang kisah cinta yang kandas sering muncul dalam banyak hal, mulai dari lagu, film, sampai curhatan di sosial media. Rasanya mudah untuk bersimpati dan seakan relate dengan itu semua, bahkan ketika kamu belum tentu pernah mengalaminya.
Berbeda jauh dengan putus pertemanan yang jarang dibicarakan. Kesannya lebay karena teman memang sering datang dan pergi. Kejadiannya jarang diromantisasi atau dianggap sebagai sesuatu yang berarti. Tak selalu bisa dijelaskan, berikut lima alasan kenapa kehilangan teman bisa lebih menyakitkan dibandingkan kehilangan pasangan.
1. Kesalahan seperti ada pada diri sendiri, bukan pada hubungannya

Dalam hubungan percintaan, kegagalan sering dianggap akibat dari ketidakcocokan dua orang. Beban kesalahannya terbagi, meskipun porsinya bisa berbeda-beda. Tapi dalam pertemanan, cenderung mudah untuk merasa bersalah sendirian. Pertanyaan seperti "apakah kita yang bikin mereka pergi?" atau "apakah kita kurang baik selama ini?" sering muncul.
Rasa sedih juga muncul dalam karena teman adalah orang yang sudah mengenal kita luar dalam. Seseorang yang gak membuatmu berusaha untuk selalu menjaga image atau menutupi apa pun. Jadi ketika ditinggalkan, rasanya seperti sisi terburukmu akhirnya tervalidasi. Seolah-olah memang ada yang salah dengan dirimu sendiri sampai mereka memilih pergi.
2. Pertemanan biasanya terjalin lebih lama dari hubungan percintaan

Meskipun sudah lama, pacaran sering kali hanya melibatkan dua orang dan lingkaran yang lebih sempit. Kamu bisa dengan mudah memperkenalkan teman barumu, sementara tidak dengan pacar barumu. Alasanya tak lain adalah biar gak ribet semisal akhirnya putus. Di lain sisi, circle pertemanan biasanya jauh lebih luas. Dari satu teman, kamu bisa kenal keluarganya, komunitasnya, bahkan lingkaran baru yang ikut jadi teman-teman dekatmu. Kenal sebentar saja sudah menciptakan banyak momen yang melibatkan mereka di dalamnya.
Kadang, "kehilangan" teman bukan berarti kamu benar-benar gak berhubungan lagi sama mereka. Kamu tetap bertemu mereka di perkumpulan besar. Bedanya adalah mereka tak lagi terasa seperti teman, hanya sekedar orang yang kamu kenal. Situasi seperti itu bisa lebih menyakitkan karena kamu gak bisa menghindar dari mantan teman semudah kamu menghindar dari mantan pacar.
3. Gak selalu ada ending yang jelas saat putus pertemanan

Cerita dari putus pacaran biasanya lebih mudah dipahami. Ada ucapan perpisahan, ada alasan yang jelas, dan ada status hubungan resmi berubah. Sementara dalam pertemanan, batasannya jauh lebih samar. Hubungan bisa pelan-pelan renggang sampai akhirnya berhenti begitu saja tanpa penjelasan. Kamu sendiri juga sering bingung kenapa hubungan yang semula dekat mendadak berubah jadi asing. Balikan sama sahabat pun terdengar janggal karena gak ada istilah khusus untuk itu.
Tujuan pacaran memang untuk putus, entah karena menikah atau karena berpisah. Kamu sudah punya antisipasi tersendiri sejak awal. Tapi dalam pertemanan, hubungan biasanya mengalir gitu aja tanpa ada ekspektasi akhirnya akan seperti apa. Gak ada batas waktu, gak ada target, bahkan gak ada momen khusus yang jadi penanda berakhirnya pertemanan itu. Sakitnya memang beda sama kehilangan pacar. Rasanya bukan galau, tapi lebih ke hampa yang membingungkan.
4. Tak lagi punya hubungan yang bisa dijadikan safety net

Gak punya pacar seringnya bukan jadi masalah. Selama ada teman, hidup masih terasa ringan. Kamu berani jomblo karena ada teman yang juga jomblo, berani menganggur karena masih punya teman seperjuangan. Padahal, kalau kamu dan pacar sama-sama gak punya kerjaan, rasanya pasti beban karena mikirin masa depan bareng. Seorang teman adalah safety net yang bisa menampungmu saat gagal dalam hubungan percintaan, urusan pekerjaan, atau pertemanan dengan orang lainnya.
Seperti keluarga, teman bisa jadi tempatmu kembali setelah lama pergi. Soulmate gak selalu hadir sebagai pasangan, karena ada hal-hal yang hanya bisa dimiliki lewat persahabatan.


















